KABARBURSA.COM - Sebanyak 250 direktur dan eksekutif perusahaan terkemuka diagendakan menghadiri acara Indonesia Investor Relations Forum (IIRF) 2025 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Selasa, 21 Januari 2025.
Kegiatan ini dibuat untuk membahas isu-isu strategis terkait investor relations, tata kelola perusahaan, serta keberlanjutan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG).
CEO dan Pendiri Kitacomm, Henny Lestari, menyebut acara itu untuk membantu perusahaan tercatat memenuhi harapan regulator dan menjadi platform tahunan yang mendukung kemajuan hubungan investor di Indonesia.
“Dengan pengalaman 20 tahun Kitacomm di pasar modal, Investor Relations adalah aspek yang harus mendapat perhatian lebih. Kami berharap melalui acara ini, seluruh perusahaan tercatat dapat memiliki IR yang
sesuai dengan harapan regulator. IIRF 2025 menjadi langkah awal dari rangkaian acara tahunan yang mendukung pengembangan profesi hubungan investor di Indonesia,” kata Heny melalui keterangan tertulis dikutip Selasa, 21 Januari 2025.
Kitacomm dan RAC sebagai penginisiasi IIRF, menilai dinamika bisnis yang semakin kompleks, peran Investor Relations (IR) menjadi semakin strategis dalam membangun komunikasi yang efektif antara perusahaan dan investor. Saat ini, IR memiliki tanggung jawab untuk menciptakan persepsi pasar yang positif sekaligus mendukung pengambilan keputusan strategis. Di Indonesia, beberapa tantangan masih dihadapi, termasuk potensi tumpang tindih peran antara IR dan Corporate Secretary, yang menuntut sinergi lebih kuat untuk mengoptimalkan fungsi IR.
Rencananya, IRF 2025 akan diisi oleh panel diskusi yang melibatkan para pemimpin dari PT BRI Danareksa Sekuritas, PT AKR Corporindo Tbk, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, hingga PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. Panel ini akan membahas praktik terbaik dalam IR serta inovasi dalam tata kelola perusahaan.
Topik utama lainnya adalah integrasi ESG sebagai langkah strategis meningkatkan daya saing global. Lanskap bisnis yang terus berkembang menuntut perusahaan untuk mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek operasional.
Penyelenggaraan IIRF 2025 merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk PT Semen Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan PT Waskita Beton Precast Tbk. Dengan agenda tahunan ini, IIRF 2025 diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan profesi IR dan memberikan wawasan strategis yang relevan dengan tantangan bisnis masa depan.
Acara tersebut diharapkan memberikan peluang networking bagi para peserta untuk memperluas hubungan profesional mereka. Diskusi mendalam dengan para praktisi berpengalaman akan membuka peluang baru, baik dalam pengembangan karir maupun kolaborasi strategis.
BEI: Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Masih Optimis
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Irvan Susandy, mengatakan perkembangan pasar modal di Indonesia dinilai pertumbuhannya cukup optimis di tengah tantangan ekonomi global dan dinamika preferensi investor saat ini.
“Tahun ini sangat menantang, tetapi kami tetap optimistis bahwa pasar modal Indonesia akan terus berkembang. Memang ada perubahan tren, seperti popularitas crypto yang saat ini lebih menarik dibanding saham, tetapi ini semua ada masanya. Dua tahun lalu, saham lebih baik daripada crypto,” kata Irvan di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta pada Senin, 20 Januari 2025.
Dia menjelaskan pentingnya literasi dan edukasi masyarakat untuk mendorong pertumbuhan investasi di pasar modal. Selain itu, juga penting dilakukan diversifikasi portofolio bagi investor. “Investor pasti mempertimbangkan diversifikasi. Popularitas instrumen investasi seperti crypto dan saham akan berfluktuasi sesuai perkembangan ekonomi dan sentimen pasar,” tutur dia.
Terkait kondisi investor asing, Irvan menyebutkan bakal ada kaitan dampak kebijakan ekonomi global, termasuk keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang baru dilantik, akan menjadi perhatian. “Kami menunggu kebijakan ekonomi Trump dalam beberapa bulan ke depan. Mungkin di kuartal pertama atau kedua, kita akan melihat kejelasan bagaimana hal ini memengaruhi pasar global,” tutur dia.
Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) memberikan harapan positif bagi peningkatan aktivitas pasar modal domestik.
“Transaksi sudah menunjukkan peningkatan setelah BI menurunkan suku bunga. Namun, kita masih perlu melihat data lebih jauh mengenai pergerakan investor asing pasca kebijakan tersebut,” ucap dia.
Pasar modal Indonesia diharapkan mampu terus menunjukkan pertumbuhan dan daya saing di tengah persaingan global dengan dukungan semua pemangku kepentingan, termasuk regulator, emiten, dan investor.
Pihaknya mengaku bakal in bahwa kondisi pasar akan membaik. “Kita perlu terus menjaga momentum ini dengan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kepercayaan investor.
Sebelumnya, Bank Indonesia baru saja menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diumumkan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 14-15 Januari 2025 lalu.
Penurunan sebesar 25 basis poin ini, menurut Perry, sejalan dengan upaya memastikan inflasi tetap terkendali sesuai target dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pengumumannya, BI juga menyesuaikan suku bunga untuk fasilitas perbankan lainnya.
Suku bunga Deposit Facility diturunkan menjadi 5,00 persen, sementara Lending Facility kini berada di level 6,50 persen. Langkah ini diambil sebagai bentuk konsistensi kebijakan moneter yang bertujuan menjaga inflasi di sasaran 2,5±1 persen pada tahun 2025 dan 2026. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.