KABARBURSA.COM - AAEI atau Asosiasi Analis Efek Indonesia mengamati bahwa minat pelaku pasar menunjukkan penurunan pada perdagangan bulan Februari ini, dipengaruhi oleh keberlangsungan pemilihan umum serta melemahnya nilai tukar rupiah.
Menurut Ketua Umum AAEI, David Sutyanto, terlihat bahwa ketidakpastian pasar akibat pemilihan umum cukup tinggi. "Para pelaku pasar memperhatikan adanya ketidakpastian terkait pemilihan umum yang cukup signifikan," ungkapnya dalam pernyataan tertulis yang diterima Kabar Bursa pada Selasa, 13 Februari 2024.
Dia menjelaskan bahwa ketidakpastian ini akan terus berlanjut jika pemilihan umum berlangsung dalam dua putaran. Namun, jika pemilihan umum dapat diselesaikan dalam satu putaran, maka hal ini dianggap positif. "Dalam skenario satu putaran, pelaku pasar dapat segera menyesuaikan alokasi aset mereka dengan hasil pemilihan umum," tambahnya.
Indeks CSA untuk Februari 2024 menunjukkan angka 59,7, menandakan penurunan optimisme dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 83,7.
"Pelaku pasar banyak menyoroti pemilihan umum dan pelemahan nilai tukar rupiah sebagai alasan utama," terangnya. David juga menambahkan bahwa selain pemilihan umum dan pelemahan nilai tukar rupiah, potensi meningkatnya ketegangan geopolitik juga diyakini akan semakin memperberat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). "Peningkatan ketegangan geopolitik diperkirakan akan berdampak signifikan pada rantai pasok global," jelasnya.
Meski demikian, ia berharap kinerja perusahaan akan membaik setelah pemilihan umum, sehingga dapat memberi keyakinan kepada investor bahwa IHSG akan tetap tumbuh di tahun 2024. "Para pelaku pasar berharap IHSG bisa menguat hingga mencapai 7.697 dalam dua belas bulan ke depan," katanya.
Hal ini berarti IHSG diperkirakan akan mengalami penguatan sebanyak 489 poin atau 6,78 persen dari posisi penutupan pada akhir Januari 2024. "Sasaran ini didasarkan pada adanya beberapa faktor negatif jangka panjang seperti meningkatnya risiko geopolitik dan perlambatan ekonomi global," terangnya.
David tetap optimis bahwa ekonomi Indonesia akan tetap tumbuh dengan baik, meskipun ada gejolak pada harga komoditas dan nilai tukar dalam tahun mendatang. Oleh karena itu, para pelaku pasar dengan penuh antisipasi menanti kebijakan dari pemerintah yang akan terpilih dalam pemilihan umum besok.
Mereka berharap bahwa arah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah baru dapat memberikan dukungan yang kuat untuk pertumbuhan IHSG. "Para pelaku pasar menantikan arah kebijakan dari pemerintah yang akan terpilih dalam pemilihan umum mendatang, dengan harapan dapat memberikan dukungan yang signifikan bagi pertumbuhan IHSG," tegasnya. (yubi/carl)