Logo
>

Ada 'Intervensi' Trump, Transaksi Kripto di Indonesia Naik 352 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ada 'Intervensi' Trump, Transaksi Kripto di Indonesia Naik 352 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa nilai transaksi aset kripto di Indonesia terus mengalami pertumbuhan pesat hingga Oktober 2024.

    Pertumbuhan ini seiring dengan tren pasar kripto yang cenderung menguat setelah kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) 2024.

    Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyatakan bahwa total nilai transaksi kripto dari awal tahun hingga Oktober 2024 tercatat sebesar Rp475,13 triliun.

    "Nilai transaksi ini meningkat 352,89 persen secara year on year," kata Hasan dalam konferensi pers RDK OJK di Jakarta, Jumat, 13 Desember 2024.

    Secara bulanan, nilai transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp48,44 triliun pada Oktober 2024. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 43,87 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,67 triliun.

    Hasan menjelaskan bahwa lonjakan transaksi tersebut dipengaruhi oleh pergerakan pasar kripto yang berada dalam tren bullish, didorong oleh dinamika global.

    "Faktor kemenangan Presiden Trump sebagai presiden terpilih di AS turut memicu kondisi bullish di kalangan investor aset kripto," ujarnya.

    Selain itu, jumlah investor kripto di Indonesia juga terus meningkat. OJK mencatat total investor kripto di Tanah Air mencapai 21,63 juta pada Oktober 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berjumlah 21,27 juta investor.

    Lanjut Hasan, OJK terus mempersiapkan transisi pengawasan aset kripto dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), yang akan dimulai pada Januari 2025.

    "Kami berkomitmen untuk memastikan proses transisi ini berlangsung dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.

    OJK Kaji Emiten Kripto IPO

    OJK mengungkap tengah mengkaji sejumlah calon emiten yang berencana melantai di bursa, salah satunya berasal dari industri kripto.

    Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengatakan proses penelaahan sedang berjalan.

    "Saat ini kami sedang dalam proses penelaahan beberapa calon emiten, salah satunya bergerak di sektor kripto," ujar Inarno dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu, 14 Desember 2024.

    Meski begitu, detail terkait nama perusahaan, jumlah aset, atau nilai penawaran umum (IPO) belum dapat diungkapkan. Informasi tersebut baru akan disampaikan setelah calon emiten mendapatkan izin publikasi untuk memulai proses penawaran awal (bookbuilding).

    Direktur Utama Datindo Entrycom, E Agung Setiawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima permintaan dari perusahaan kripto untuk bertindak sebagai Biro Administrasi Efek (BAE).

    Perusahaan tersebut dikabarkan menargetkan dana sekitar Rp1 triliun dari IPO ini dan telah menunjuk dua perusahaan sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Namun, hingga kini, nama perusahaan masih dirahasiakan.

    Dikuasai Anak Muda

    Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan, jumlah transaksi aset kripto di Indonesia telah mencapai Rp475,13 trilun sepanjang Januari-Oktober 2024.

    Angka tersebut melonjak 352,89 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp104,91 triliun.

    "Hal ini membuktikan perdagangan aset kripto merupakan salah satu pilihan perdagangan yang diminati masyarakat," ujar Kepala Bappebti Kasan, dalam keterangannya, Kamis, 21 November 2024.

    Kasan mengatakan, bahwa perkembangan transaksi aset kripto akan mengoptimalkan penerimaan negara dari sektor pajak. Perlu diketahui penerimaan pajak dari transaksi aset kripto mencapai Rp942,88 miliar sejak 2022 hingga Oktober 2024.

    Kasan menuturkan, jumlah pelanggan aset kripto hingga Oktober 2024 mencapai 21,63 juta pelanggan. Sementara itu, pelanggan yang aktif bertransaksi melalui Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) dan Pedagang Fisik Aset Kripto (PFAK) pada Oktober 2024 berjumlah 716 ribu pelanggan.

    Adapun jenis aset kripto dengan nilai transaksi terbesar di PFAK pada Oktober 2024 yaitu Tether (USDT), Ethereum (ETH), Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), dan Solana (SOL).

    Peningkatan jumlah pelanggan saat ini menunjukkan potensi pasar aset kripto di tanah air yang masih sangat besar. Ke depan, Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu pemimpin pasar kripto di dunia.

    Bitcoin Menguat

    Bitcoin (BTC) diproyeksikan memiliki peluang besar menembus level baru seiring laporan Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat. Data terbaru mencatat indeks CPI November 2024 berada di angka 315,493, meningkat 2,7 persen dari posisi Oktober sebesar 2,6 persen.

    CEO Indodax Oscar Darmawan menyebut data CPI yang sesuai ekspektasi menjadi angin segar bagi pasar keuangan, termasuk aset kripto.

    “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap kondusif, Bitcoin berpotensi mencetak rekor tertinggi baru,” ujar Oscar dalam pernyataan resminya di Jakarta, Sabtu 14 Desember 2024.

    Optimisme tersebut juga diperkuat oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed). Menurut Oscar, sinyal kebijakan moneter yang lebih akomodatif dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya di masa depan.

    Oscar menambahkan, kenaikan harga Bitcoin belakangan ini turut mencerminkan meningkatnya minat dari investor institusional.

    “Investor institusional mulai mengakui peran Bitcoin dalam portofolio mereka, yang mengindikasikan pergeseran pandangan terhadap pasar keuangan tradisional,” ujarnya.

    Pada 12 September 2024, harga Bitcoin berada di kisaran 100.000 dolar AS, naik sekitar 2,6 persen dalam 24 jam terakhir. Altcoin utama juga mencatatkan penguatan, seperti Ethereum yang melonjak 7,2 persen, XRP naik 4,7 persen, dan Solana menguat 5,2 persen.

    Oscar menekankan pentingnya literasi kripto di masyarakat. Menurutnya, semakin banyak orang yang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, semakin besar potensi adopsi kripto secara luas. “Kesadaran publik yang lebih baik akan mendorong tingkat adopsi secara organik,” jelasnya.

    Lebih lanjut, ia mencatat bahwa pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat memberikan dorongan tambahan bagi pasar aset berisiko, termasuk Bitcoin. Dengan likuiditas pasar yang meningkat, Bitcoin dinilai memiliki ruang untuk melanjutkan tren penguatan.

    Oscar juga menyinggung indikator Fear and Greed Index yang saat ini berada di level 76. “Sentimen greed (keserakahan) di pasar mengisyaratkan optimisme investor. Namun, kita perlu tetap waspada terhadap volatilitas, karena ketika kepercayaan pasar meningkat, beberapa pihak cenderung mengambil keuntungan melalui aksi jual,” imbuhnya.

    Jika tren bullish ini berlanjut, Bitcoin diprediksi mampu menembus level psikologis di atas 104.000 dolar AS, melampaui rekor tertinggi yang tercatat pada pekan sebelumnya.

    Meski begitu, Oscar menegaskan pentingnya regulasi yang mendukung ekosistem kripto. Ia percaya bahwa regulasi yang jelas dan proaktif dapat menciptakan lingkungan yang sehat bagi pertumbuhan aset digital, baik di Indonesia maupun di kancah global. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi