Logo
>

Ada Transaksi Senyap, Saham ENRG Melesat: Beli atau Jual?

Ditulis oleh Yunila Wati
Ada Transaksi Senyap, Saham ENRG Melesat: Beli atau Jual?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ada transaksi senyap yang terjadi di PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) pada 12 September lalu. Transaksi tersebut melibatkan Shima Global Kapital, yang dibantu oleh sejumlah sekuritas seperti KB Valbury Sekuritas, Panin Sekuritas (PANS), Trust Sekuritas, NH Korindo Sekuritas, dan Korea Investment and Sekuritas Indonesia.

    Transaksi senyap tersebut adalah pembelian saham besar-besaran oleh Shima Global. Diketahui, tabulasi saham emiten energi Bakrie Group tersebut menggelembung menjadi 5,38 miliar eksemplar atau 21,68 persen porsi kepemilikan.

    Pergerakan Saham ENRG 

    Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan Jumat, 4 Oktober 2024, dengan kenaikan sebesar 6,19 persen atau 14 poin, menutup di level Rp240 per saham. Pergerakan ini menunjukkan optimisme pasar terhadap saham energi di tengah tren positif sektor minyak dan gas.

    Saham ENRG dibuka di level Rp236, sedikit lebih tinggi dibandingkan harga penutupan sebelumnya di Rp226. Sepanjang sesi perdagangan, harga saham ini bergerak di rentang Rp236 hingga Rp246, dengan rata-rata harga berada di Rp241. Volume transaksi tercatat mencapai 1,542 juta lot dengan total nilai perdagangan sebesar Rp37,2 miliar.

    Rekap Pergerakan Saham ENRG:

    • Harga Penutupan: Rp240 (+6,19 persen)
    • Pembukaan: Rp236
    • Harga Tertinggi: Rp246
    • Harga Terendah: Rp236
    • Volume Perdagangan: 1,542 juta lot
    • Nilai Transaksi: Rp37,2 miliar
    • Harga Rata-rata: Rp241
    • Level ARA (Auto Reject Atas): Rp282
    • Level ARB (Auto Reject Bawah): Rp170

    Peningkatan ini terjadi di tengah tingginya volume perdagangan, mencerminkan minat besar dari investor terhadap saham ENRG. Selain itu, level tertinggi yang dicapai hari ini (ARA) berada di Rp282, menunjukkan potensi penguatan lebih lanjut jika sentimen positif terus berlanjut.

    Kinerja positif saham ENRG ini juga dipengaruhi oleh tren kenaikan harga komoditas energi global, terutama minyak dan gas, yang menjadi fokus utama bisnis perusahaan. Saham ENRG diprediksi akan terus menarik perhatian investor seiring dengan perkembangan di sektor energi, terutama di tengah isu peningkatan produksi dan harga energi yang tinggi.

    Dengan volatilitas yang tinggi, saham ENRG berpotensi tetap menjadi primadona bagi para trader dan investor yang mencari peluang di pasar energi Indonesia.

    Kinerja Keuangan

    Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) mencatatkan kinerja yang menarik perhatian investor dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan data keuangan dan harga pasar terbaru, dapat dianalisis earning per share (EPS) ENRG menggunakan metodologi yang sering digunakan oleh Warren Buffett, seorang investor legendaris yang fokus pada nilai fundamental perusahaan.

    Warren Buffett sering kali menggunakan pendekatan value investing yang berfokus pada nilai intrinsik suatu perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya di pasar. Beberapa indikator utama yang diperhatikan oleh Buffett meliputi earning per share (EPS), return on equity (ROE), debt-to-equity ratio, dan cash flow perusahaan.

    Buffett juga mempertimbangkan margin keamanan, dengan lebih mengutamakan perusahaan yang memiliki kinerja stabil, pertumbuhan EPS yang konsisten, dan utang yang terkendali.

    Berdasarkan data terkini:

    • EPS TTM (Trailing Twelve Months): Rp48,66
    • EPS Annualized: Rp44,30

    Angka EPS ini menunjukkan berapa besar laba bersih per saham yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu. EPS yang positif dan meningkat secara konsisten menjadi indikator utama yang disukai Buffett.

    ENRG saat ini mencatatkan EPS TTM sebesar Rp48,66, yang merupakan pencapaian positif, terutama jika dibandingkan dengan beberapa tahun terakhir di mana perusahaan mencatatkan kerugian.

    Buffett juga memperhatikan Return on Equity (ROE) untuk melihat seberapa efektif manajemen dalam menggunakan modal yang dimiliki oleh pemegang saham untuk menghasilkan laba. ROE yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang besar dari ekuitas yang tersedia. Dengan ROE sebesar 10,70 persen, ENRG menunjukkan kinerja yang cukup solid, meski perlu dibandingkan dengan perusahaan sejenis di industri energi.

    Buffett lebih menyukai perusahaan dengan debt-to-equity ratio yang rendah, karena perusahaan dengan utang yang terlalu besar lebih rentan terhadap perubahan suku bunga dan kondisi ekonomi makro. ENRG mencatatkan debt-to-equity ratio sebesar 0,52, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki utang yang relatif terkendali.

    Selain itu, rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas sebesar 0,37 menunjukkan bahwa utang jangka panjang perusahaan masih dalam level yang dapat dikelola.

    Salah satu elemen kunci lain dalam analisis Buffett adalah arus kas, terutama free cash flow (FCF). FCF mencerminkan jumlah uang yang dihasilkan oleh perusahaan setelah semua pengeluaran modal (capital expenditure) dikurangi dari kas operasional.

    ENRG mencatat free cash flow yang negatif, yaitu -Rp1,096 miliar, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih harus mengelola arus kas operasionalnya dengan lebih baik untuk mendukung pertumbuhan di masa depan.

    Buffett juga memperhatikan valuasi saham berdasarkan rasio P/E dan price-to-book (P/B). Dengan P/E ratio yang rendah, yaitu 4,93, saham ENRG terlihat undervalued dibandingkan dengan IHSG P/E median yang berada di angka 7,89. Selain itu, Earnings Yield ENRG mencapai 20,27 persen, menunjukkan bahwa saham ini menawarkan potensi pengembalian yang menarik.

    Dengan P/B ratio sebesar 0,53, saham ENRG diperdagangkan di bawah nilai bukunya, yang menandakan bahwa pasar menilai perusahaan lebih rendah daripada aset yang dimilikinya.

    Dari analisis tersebut dapat disimpulkan, saham ENRG menunjukkan beberapa indikator positif berdasarkan analisis Warren Buffett. Dengan EPS yang kuat, ROE yang solid, utang yang terkendali, serta valuasi saham yang rendah, ENRG memiliki potensi untuk menjadi pilihan investasi menarik bagi para investor yang berorientasi pada nilai. Namun, kelemahan dalam arus kas bebas (FCF) negatif perlu menjadi perhatian, terutama dalam konteks pengelolaan investasi jangka panjang.

    Secara keseluruhan, saham ENRG berpotensi menjadi saham yang undervalued, dengan kinerja perusahaan yang mulai membaik seiring dengan pertumbuhan laba yang stabil. Investor yang mengikuti metode Warren Buffett mungkin tertarik untuk mempertimbangkan saham ini, terutama jika arus kas perusahaan terus membaik di masa depan.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79