Logo
>

Ada yang Tawarkan iPhone 16 di Indonesia, Dipastikan itu Barang Ilegal

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ada yang Tawarkan iPhone 16 di Indonesia, Dipastikan itu Barang Ilegal

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan tegas mengatakan bahwa iPhone 16 series yang beredar di pasar-pasar di Indonesia adalah barang ilegal. Maka, sanksi hukum akan diberlakukan.

    Begitu jika ada yang membeli iPhone dari luar negeri, lalu dijual kembali di Indonesia, produk alat komunikasi tersebut tetap dikategorikan ilegal.

    "Kalau ada iPhone 16 masuk ke Indonesia dan bisa beroperasi, dapat saya pastikan itu ilegal. Karena kami belum mengeluarkan izin edarnya,” kata Agus Gumiwang dalam acara ramah tamah dengan media di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024.

    Adapun alasan memasukkan iPhone 16 ke dalam kategori barang ilegal karena izin edarnya belum keluar, sebab Apple belum memenuhi persyaratan sertifikat 40 persen Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

    Agus Gumiwang menegaskan, persentase tersebut harus dipenuhi melalui investasi dan penggunaan elemen-elemen pembuat iPhone yang bahan bakunya berasal dari Indonesia.

    Artinya, apabila Apple ingin mendapatkan izin, maka perusahaan tersebut harus berkomitmen melakukan investasi. Hal ini dikarenakan TKDN Apple merupakan skema investasi atau pengembangan inovasi, sehingga mereka perlu menambah jumlah investasinya di Indonesia untuk memperbarui sertifikat TKDN.

    "Kami Kementerian Perindustrian belum bisa membuka izin edar untuk iPhone 16 karena seperti yang pernah saya katakan, karena masih ada komitmen yang belum disampaikan, belum direalisasikan oleh Apple," jelas Agus.

    Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih memproses permohonan sertifikasi TKDN untuk iPhone 16 series.

    Kemenperin mengaitkan proses penerbitan sertifikasi dengan komitmen investasi dari Apple di Indonesia.

    Jika investasi tersebut sudah terealisasi, sertifikat TKDN dapat diberikan dan iPhone 16 bisa segera beredar secara resmi di Indonesia.

    "Bahwa kami sedang memproses permohonan sertifikasi TKDN iPhone 16. Kami mengaitkannya dengan komitmen investasi dari Apple untuk membangun Apple Academy. Dulu kan pernah disampaikan oleh petinggi Apple di Indonesia bahwa mereka akan berinvestasi," ujar Febri di Kantor Kemenperin, Jakarta, Senin, 7 Oktober 2024.

    Dompet Pengguna iPhone bakal Jebol

    Pengguna perangkat iPhone mungkin akan mengeluarkan lebih banyak uang untuk mengakses fitur kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka, ‘Apple Intelligence’.

    Pasalnya, Apple diperkirakan akan menetapkan biaya langganan sekitar USD20 (sekitar Rp317.000) bagi mereka yang ingin menikmati keunggulan Apple Intelligence.

    Berbeda dengan Samsung yang meluncurkan ‘Galaxy AI’ saat ini memberikan akses gratis kepada pengguna ponsel Samsung yang mendukung teknologi tersebut.

    Para analis mengungkapkan bahwa Apple berupaya untuk mendorong pertumbuhan perusahaan melalui bisnis layanan yang menguntungkan.

    Perusahaan besar asal Cupertino ini berencana untuk memperkenalkan Apple Intelligence pada berbagai perangkat yang kompatibel mulai akhir tahun ini.

    Saat meluncurkan Apple Intelligence pada Juni lalu, Apple menjanjikan peningkatan signifikan pada kemampuan asisten suara Siri. Selain itu, fitur baru seperti pembuatan email dan gambar secara otomatis juga diumumkan.

    Namun, tampaknya pengguna di China dan Eropa mungkin kesulitan mengakses fitur-fitur tersebut karena terbentur peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.

    Neil Shah dari Counterpoint Research mengungkapkan bahwa investasi dalam AI sangat mahal. Oleh karena itu, Apple tampaknya ingin segera mendapatkan kembali modal dengan meraih pendapatan dari pengguna.

    “Perangkat lunak dan layanan akan menguntungkan bagi Apple jika mereka membebankan biaya kepada pengguna melalui model berlangganan Apple One,” kata Shah.

    Langganan Apple One memakan biaya USD19,95 (Rp317.000-an) per bulan dan memberikan pengguna akses ke berbagai layanan Apple, termasuk Apple Music.

    Shah mengatakan Apple bisa mematok biaya sekitar USD10-20 untuk Apple Intelligence sebagai bagian dari Apple One.

    Pada kuartal yang berakhir Juni lalu, divisi layanan Apple mendulang pendapatan USD24,2 miliar atau sekitar Rp384 triliun. Hal ini termasuk unik, sebab banyak perusahaan hardware lain yang tak memonetisasi software.

    “Apple adalah salah satu perusahaan perangkat terkoneksi yang sukses memonetisasi layanan yang ditawarkan,” kata Chief of Research CCS Insight, Ben Wood.

    “Sebagai hasilnya, Apple mematok standar ke pengguna bahwa mereka harus membayar lebih untuk menikmati layanan premium. Dengan konsep ini, tak menutup kemungkinan Apple akan meminta bayaran lebih bagi pengguna untuk menikmati fitur-fitur lebih canggih di dalam Apple Intelligence,” ia menjelaskan.

    Shah mengatakan karakteristik AI adalah makin sering digunakan, tool itu akan mengenali penggunanya. Hal ini akan memunculkan ketergantungan pengguna ke AI.

    Di sisi lain, sistem AI pada Apple tak bisa dialihkan ke Android. Dengan begitu, pengguna Apple mau tak mau harus membayar untuk menikmati kemudahan dengan beragam fitur AI Apple.

    “Ketika pengguna menggunakan lagi dan lagi, mereka akan ketagihan. Di situlah ada celah bagi Apple untuk memonetisasi layanannya,” pungkas Ben Wood. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi