KABARBURSA.COM - Penjualan sektor energi di Indonesia meningkat, begitupun harga saham komponen energi bergerak naik. Kalau begitu, saham komponen energi mana yang paling menarik dipantau?
Salah satu yang menjadi trigger saham Indeks energi bisa melejit hingga 15.83 persen adalah surplus neraca dagang yang ditopang oleh ekspor non migas, seperti batubara. Pada Mei 2024, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang sebesar USD2,93 miliar atau surplus dalam 49 bulan beruntun.
Sementara, dikutip dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS), daftar komoditas ekspor nonmigas terbesar di April 2024 adalah bahan bakar mineral dengan nilai USD18,7 miliar. Ini menunjukkan peran penting sektor energi dalam ekonomi ekspor Indonesia.
Investment Consultant PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada, melihat pergerakan yang lebih baik dari kuartal sebelumnya meski sempat mengalami penurunan pada minggu pertama dan kedua di Juni 2024.
"Kondisi ini seiring dengan pergerakan sejumlah komoditas energi yang sempat mengalami kenaikan, di antaranya batu bara, minyak, dan gas bumi," katanya kepada KabarBursa, Rabu, 10 Juli 2024.
Meningkatnya permintaan akan sejumlah komoditas tersebut tentu saja membuat harga mengalami kenaikan dan berimbas pada harga saham yang terkait.
Kontribusi saham-saham energi secara kapitalisasi pasar atau market caps sebesar kurang lebih 12 persen. Namun, sektor energi tetap menjadi penopang IHSG dan memiliki kontribusi meskipun jika dilihat masih berada di bawah market caps financial.
"Jadi, ketika saham-saham energi bergerak positif namun, saham-saham di sektor keuangan terutama perbankan mengalami penurunan, maka tidak cukup kuat menopang laju IHSG," kata dia.
Bicara kapitalisasi market dalam komponen energi, saham emiten Energi Baru Terbarukan (EBT) milik Konglomerat Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), memiliki porsi terbesar dengan bertahan di posisi puncak sebagai emiten dengan market cap paling jumbo di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada awal Juli 2024, BREN menjadi emiten saham dengan kapitalisasi pasar atau market cap terbesar di dalam negeri. Pada 1 Juli 2024, BREN tercatat memiliki market cap Rp1.395 triliun.
Bagaimana dengan yang lainnya?
Laporan Keuangan BREN
Berdasarkan laporan keuangannya, untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2023, BREN mencatat pendapatan sebesar USD594,9 juta (+4,4 persen yoy), yang disebabkan oleh peningkatan produksi listrik panas bumi sebesar 3,4 persen dan pertumbuhan tarif Salak, Darajat, serta Wayang Windu.
Selain itu, biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1 persen yoy dan mencapai rekor tertinggi sebesar USD501,9 juta, yang menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 83 persen.
Meskipun kenaikan beban keuangan berdampak pada penurunan laba bersih setelah pajak menjadi USD145,3 juta, penurunan nilai kepentingan non pengendali telah meningkatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan minoritas sebesar 17,9 persen yoy menjadi USD107,4 juta (laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk).
Pada tahun sebelumnya, total aset Barito Renewables (BREN) mencapai USD3,5 miliar dibandingkan dengan USD3,39 miliar pada 2022. BREN juga mempertahankan profil neraca yang lebih kuat dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas turun menjadi sebesar 2,3 kali pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,01 kali.
Laporan Keuangan AMMN
Tahun lalu menjadi yang penuh tantangan bagi PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Pasalnya, kinerja emiten tambang tembaga dan emas ini mengalami tekanan.
Melansir laporan keuangan yang dirilis pada 27 Maret 2024, AMMN memperoleh pendapatan bersih sebesar USD2,03 miliar. Pendapatan bersih ini kemudian ambles 28,15 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp2,83 miliar di 2022.
Penjualan tembaga berkontribusi USD1,14 miliar, turun 28,64 persen secara tahunan. Kemudian penjualan emas juga ikut turun 27,52 persen YoY menjadi USD88,45 juta sepanjang 2023.
Sementara, laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk AMMN anjlok 76,94 persen secara tahunan dari USD1,09 miliar pada 2022 menjadi USD 252,14 juta di 2023.
Adapun produksi tembaga AMMN mencapai 312 juta ton dengan volume penjualan mencapai 304 juta ton selama 2023. Kemudian, produksi emas AMMN mencapai 463 kilo ons dengan volume penjualan 455 kilo ons.
Laporan Keuangan BYAN
BYAN membukukan penurunan kinerja keuangan sepanjang 2023 dan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar USD1,23 miliar atau setara Rp19,12 triliun (kurs Rp15.439).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, BYAN mencatatkan pendapatan sebesar USD3,58 miliar atau setara Rp55,29 triliun. Capaian tersebut tergerus 23,85 persen dibandingkan dengan pendapatan sepanjang 2022 sebesar USD4,70 miliar.
Pendapatan BYAN didominasi oleh pendapatan batu bara pihak ketiga sebesar USD3,39 miliar dan pihak berelasi sebesar USD181,47 juta. Sementara itu pendapatan non batu bara dari pihak ketiga tercatat sebesar USD9,29 juta.
Meski pendapatan turun, beban pokok pendapatan justru meningkat menjadi USD1,91 miliar atau setara Rp29,59 triliun atau naik 24,20 persen dibandingkan dengan periode tahun lalu sebesar USD1,54 miliar. Kemudian beban umum tercatat sebesar USD85,49 juta dan beban keuangan sebesar USD6,63 juta.
Alhasil, laba kotor BYAN anjlok hingga 47,33 persen menjadi USD1,66 miliar atau setara dengan Rp25,69 triliun dibandingkan dengan perolehan tahun 2022 yang tercatat sebesar USD3,16 miliar.
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar USD1,23 miliar atau setara Rp19,12 triliun. Laba tersebut turun 43,14 persen dibandingkan dengan raihan laba tahun lalu sebesar USD2,17 miliar.
Kemudian BYAN mencatatkan total kewajiban sebesar USD1,46 miliar per Desember 2023. Liabilitas ini turun 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar USD1,95 miliar.
Penurunan liabilitas disebabkan adanya penurunan utang pajak, penurunan utang dividen, penurunan utang derivatif dan penurunan akrual. Penurunan tersebut diimbangi dengan penambahan pinjaman bank dan peningkatan utang usaha.
Rinciannya adalah liabilitas jangka panjang tercatat sebesar USD126,90 juta sementara liabilitas jangka pendek sebesar USD1,33 miliar. Kemudian total ekuitas tercatat sebesar USD1,97 miliar dan total aset tercatat sebesar USD3,44 miliar per Desember 2023.
Pengamat Pasar Modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono, mengungkapkan pergerakan dari ketiga emiten tersebut memiliki pengaruh yang signifikan pada pasar saham di Indonesia.
"Pergerakan mereka jelas sangat signifikan mempengaruhi harga indeks bursa," katanya kepada KabarBursa, hari ini.
Pergerakan Saham BREN
Saham BREN saat ini diperdagangkan dalam kisaran Rp7.000 - Rp13.000 dengan target jangka panjang di level Rp13.000. Meskipun masih memiliki potensi kenaikan, harga di atas Rp11.000 Rp12.000 dinilai rentan terhadap koreksi. Investor disarankan untuk mengambil posisi buy on weakness di sekitar level Rp8.000 ke atas.
Pergerakan Saham AMMN
Saham AMMN sedang berada dalam fase konsolidasi ketat dengan kisaran harga Rp8.000 - Rp16.000 dan target jangka panjang di level Rp16.000. Walaupun memiliki peluang kenaikan, harga di atas Rp12.400 - Rp13.000 rentan terhadap koreksi.
Dia merekomendasikan pembelian pada saat harga melemah di sekitar level Rp9.000 ke atas. Namun, penting dicatat bahwa laporan keuangan AMMN menunjukkan penurunan net income secara kuartalan, sebesar -22,62 persen.
Pergerakan Saham BYAN
Saham BYAN saat ini mengalami konsolidasi lebar dalam kisaran Rp13.000 - Rp25.000 dengan target jangka panjang di level Rp25.000. Meskipun potensi kenaikan masih ada, harga di atas Rp20.000 Rp22.000 cenderung rentan terhadap koreksi.
Investor disarankan untuk membeli saat harga melemah di sekitar level Rp15.000 ke atas. Seperti AMMN, BYAN juga menunjukkan penurunan net income sebesar -46,71 persen dalam laporan keuangan terbarunya, yang mempengaruhi sentimen pasar.
Menurutnya, walaupun penurunan net income dalam laporan keuangan kuartalan AMMN dan BYAN dapat mempengaruhi pergerakan saham dalam jangka pendek, prospek jangka panjang tetap sangat potensial.
"Wajar aja, namun secara long term, ya masih sangat potensial," ungkap dia.
Hal tersebut berdasarkan pengamatan terhadap chart weekly yang menunjukkan bahwa peluang pertumbuhan masih terbuka lebar untuk ketiga saham tersebut.
"Semuanya chart weekly yaa," ujar dia.
Wahyu menyampaikan laju sektor energi yang bergerak positif dapat menjadi penopang IHSG, terutama mengingat tren sektor keuangan yang tengah mengalami penurunan. Sentimen pelemahan rupiah dan kenaikan harga komoditas yang relatif lumayan tahun ini dinilai bisa menjadi pendorong bagi emiten energi.
"Dalam kondisi tertentu bisa jadi ada yang diuntungkan tapi ada yang dirugikan. Dalam hal ini, IHSG bisa saja masih menguat jika secara umum kondisi yang ada cenderung menguntungkan emiten," ungkap dia.
Dia menambahkan bahwa dalam kondisi tertentu, pelemahan rupiah bisa berdampak positif bagi pergerakan emiten energi. Emiten yang berorientasi ekspor, misalnya komoditas dan pariwisata yang penerimaannya dinilai dalam USD, bisa diuntungkan selama biaya atau pengeluarannya masih cenderung stabil dan tidak terdampak negatif oleh pelemahan Rupiah tersebut.
"Dalam konteks pelemahan Rupiah, Emiten berorientasi ekspor misalnya komoditas dan penerimaan nya dinilai oleh USD," terang dia.
Hal ini memungkinkan IHSG untuk tetap menguat jika secara umum kondisi yang ada cenderung menguntungkan emiten.
Dengan demikian, meskipun ada tantangan dalam sektor keuangan, potensi positif dari sektor energi bisa menjadi faktor penyeimbang yang mendukung stabilitas dan pertumbuhan IHSG.
"Maka bisa diuntungkan asal biaya atau pengeluaran nya masih cenderung stabil tidak terdampak negatif oleh pelemahan Rupiah tersebut," tutupnya.(yub/nil)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.