KABARBURSA.COM - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) mencatat peningkatan aktivitas fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) selama periode Ramadan hingga Idulfitri 1445 H dibandingkan periode normal.
Ketua Umum AFPI Entjik S. Djafar mengatakan, tren peningkatan pada periode tersebut terjadi baik dalam nilai maupun persentase. Namun karena masih dalam proses analisis lebih lanjut, data secara rinci belum tersedia.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kemudahan akses fintech P2P, tingkat edukasi keuangan masyarakat, serta promosi dan penawaran menarik yang ditawarkan oleh para penyelenggara fintech P2P," ujarnya kepada Kabar Bursa, Selasa, 17 April 2024.
Meskipun terjadi peningkatan aktivitas, lanjut Entjik, jumlah fintech P2P yang mengalami gagal bayar selama Ramadan dan Idulfitri tidak menunjukkan tren yang signifikan.
"Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat dalam melunasi pinjamannya relatif stabil," ungkapnya.
Oleh karena itu, Entjik menyampaikan bahwa penting bagi masyarakat untuk memahami konsekuensi dari melakukan pinjaman dan untuk memiliki perencanaan keuangan yang baik sebelum mengambil pinjaman.
"Namun penyelenggara fintech P2P juga bertanggung jawab dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat dan tidak melakukan praktik pinjaman yang tidak bertanggung jawab," katanya, berpesan.
Di samping itu, Entjik menekankan bahwa AFPI berkomitmen untuk memajukan industri fintech P2P lending di Indonesia dengan terus mengedepankan persaingan yang sehat dan etis.
"Dedikasi utama kami adalah untuk melindungi kepentingan anggota dan konsumen, serta mendukung inisiatif Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam disiplin pasar, edukasi, keamanan siber, dan perlindungan data pribadi, guna menciptakan lingkungan bisnis yang adil, transparan, dan berkelanjutan," pungkas Entjik.