KABARBURSA.COM - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengkolaborasikan Industri Kecil Menengah (IKM) dengan dengan berbagai sektor ekonomi lain, termasuk dengan pasar ritel dan ekosistemnya serta para distributor.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang mengatakan Strategi kemitraan IKM dan ritel ini dapat mendorong kemandirian IKM dengan adanya kepastian pasar.
"Strategi kemitraan IKM dan ritel ini dapat mendorong kemandirian IKM dengan adanya kepastian pasar, transfer teknologi, perbaikan kualitas, sistem manajemen, peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta kemudahan akses pembiayaan," ujarnya dalam keterangan dikutip Sabtu, 4 Mei 2024.
Sedangkan bagi perusahaan ritel, kemitraan dengan IKM mampu mendukung upaya pemenuhan regulasi pemerintah yang mengatur kewajiban untuk mengikutsertakan UMKM dan memperdagangkan produk dalam negeri.
Peritel menjalankan kewajiban untuk memberikan ruang usaha yang strategis dan mudah diakses oleh pengunjung, paling sedikit 30 persen dari luas area pusat perbelanjaan. Selain itu, peritel juga diharuskan untuk memperdagangkan minimal 80 persen produk dalam negeri.
Selama ini, sektor industri pangan menjadi kontributor terbesar terhadap pembentuk kontribusi industri pengolahan nonmigas. Sepanjang 2023, industri pangan menyumbang 39,10 persen dari nilai PDB industri pengolahan nonmigas, atau 6,55 persen dari total PDB Nasional dengan nilai ekspor menembus angka USD41,70 miliar.
Dari jumlah usahanya, sebanyak 1,70 juta unit usaha IKM pangan telah berkontribusi dan menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, sehingga dikategorikan sebagai industri padat karya.
Sementara itu, industri furnitur dalam negeri juga sangat potensial untuk dikembangkan. Selama tahun 2023, sektor industri furnitur menyumbang 1,21 persen dari nilai PDB industri pengolahan nonmigas dengan nilai ekspor mencapai USD1,8 miliar.
Dari nilai tersebut, kontribusi IKM furnitur berjumlah sekitar 149,7 ribu usaha dengan penyerapan 370,7 ribu tenaga kerja.
"Kekuatan sektor industri pangan dan furnitur ini didukung oleh potensi bahan baku yang cukup tersedia, ketersediaan tenaga kerja yang memadai, inovasi dan teknologi yang beragam, sistem rantai pasok bahan baku yang membaik, serta dukungan kebijakan larangan ekspor dan impor," ungkap Menperin.
Menurut Menperin, kinerja industri yang baik dapat menjadi modal yang bagus untuk mengawali tahun 2024. Kinerja ini tentunya perlu tetap digenjot sehingga industri mampu mengangkat perekonomian nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Peluang pasar dalam negeri terbuka sangat lebar, terutama untuk komoditas pangan dan furnitur dengan harga yang kompetitif, mengingat ketersediaan bahan baku dalam negeri yang cukup tersedia," pungkas Agung