Logo
>

Akhir Pekan IHSG Ditutup Tertekan, Tekanan Asing Masih Berlanjut

Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp212 miliar di pasar reguler

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Akhir Pekan IHSG Ditutup Tertekan, Tekanan Asing Masih Berlanjut
Hall Bursa Efek Indonesia. Foto: KabarBursa.com/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 29,55 poin atau 0,41 persen ke posisi 7.174,82 pada akhir perdagangan hari ini Jumat, 13 Juni 2025.

    Indeks sempat dibuka pada level 7.191,12 dan bergerak di rentang harian antara 7.192,66 sebagai titik tertinggi dan 7.149,61 sebagai titik terendah.

    Total transaksi di seluruh pasar mencapai 244,93 juta lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp12,62 triliun dari 1,33 juta kali transaksi. Di pasar reguler, volume transaksi mencapai 222,70 juta lot dengan nilai Rp12,10 triliun.

    Investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp212 miliar di pasar reguler. Pembelian asing tercatat sebesar Rp3,72 triliun, sedangkan penjualan asing mencapai Rp3,93 triliun.

    Saham-saham dengan penguatan tertinggi hari ini antara lain PT Jaya Agra Wattie Tbk yang bergerak di sektor non-siklikal dengan kode emiten JAWA, naik 35,00 persen ke harga Rp189. 

    Disusul PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk, perusahaan sektor transportasi berkode MBSS, melonjak 24,91 persen ke Rp1.830. PT Asuransi Bintang Tbk dari sektor keuangan dengan kode ASBI naik 23,42 persen ke Rp585, lalu PT Archi Indonesia Tbk dari sektor energi dengan kode ARCI menguat 23,21 persen ke Rp515, serta PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk dari sektor teknologi dengan kode JATI yang naik 22,92 persen ke Rp177.

    Sementara itu, saham-saham yang melemah terdalam dipimpin oleh PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk dari sektor infrastruktur dengan kode KRYA yang turun 14,85 persen ke Rp86. PT Mitra Energi Persada Tbk dari sektor energi berkode KOPI merosot 14,71 persen ke Rp725. 

    PT Jembo Cable Company Tbk dari sektor industri dengan kode JECC turun 14,70 persen ke Rp1.335. PT Woori Finance Indonesia Tbk dari sektor keuangan dengan kode BPFI melemah 14,13 persen ke Rp316, dan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk dari sektor properti dengan kode BAIK turun 13,01 persen ke Rp107.

    Dari sisi sektoral, sektor teknologi memimpin pelemahan dengan koreksi 1,25 persen. Sektor transportasi juga melemah 1,09 persen, disusul sektor keuangan yang turun 0,99 persen, serta sektor non-siklikal yang tertekan 0,90 persen. Sektor infrastruktur, industri, dan properti juga mencatatkan pelemahan masing-masing sebesar 0,39 persen, 0,25 persen, dan 0,73 persen. Sementara itu, sektor energi hanya turun tipis 0,14 persen dan sektor kesehatan relatif stabil dengan penurunan 0,02 persen.

    Di sisi lain, sektor bahan baku mencatatkan kinerja positif dengan kenaikan 1,16 persen, menjadi satu-satunya sektor yang menutup hari di zona hijau.

    Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menegaskan koreksi IHSG secara umum masih dipengaruhi oleh meningkatnya eskalasi perang dagang AS dan China dengan aksi saling tuduh antar keduanya. 

    Ia menambahkan market sepekan yang akan berlangsung selama 4 hari perdagangan karena masih ada libur cuti bersama Idul Adha di awal pekan ini benar-benar akan fokus pada pertemuan AS dan China di London yang kemungkinan akan menghasilkan kesepakatan yang positif bagi pasar. 

    Secara teknikal, pergerakan IHSG pada Kamis pekan lalu membentuk pola candlestick hammer yang mencerminkan bahwa pelaku pasar telah mulai mentoleransi eskalasi konflik dan bersiap menghadapi potensi hasil positif dari diplomasi kedua negara adidaya tersebut.

    “Kami memproyeksikan IHSG berpeluang menguat pekan ini dengan level resistance di 7.325 dan support di 6.994,” ujar Imam pada Selasa, 10 Juni 2025.

    Sementara, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, mengatakan jika IHSG mampu menembus level 7.240, maka indeks diperkirakan akan melanjutkan fase penguatan menuju rentang 7.263 hingga 7.355. Namun di sisi lain, koreksi tetap terbuka lebar. “Masih terdapat potensi koreksi IHSG ke rentang area 6.713–7.009,” tulis Herditya dalam risetnya yang dirilis Rabu, 11 Juni 2025.

    Arah IHSG akan ditentukan oleh kekuatan volume beli yang terjadi hari ini. Jika tekanan jual kembali meningkat, bukan tidak mungkin indeks kembali melemah ke bawah 7.000, zona yang sebelumnya menjadi support kuat.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".