KABARBURSA.COM - Saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) kembali menjadi perhatian pasar. Dengan posisi teknikal yang solid dan arah tren yang menguat.
Analis teknikal Muhammad Fatah Al Falah, B.Eng., CTA®, RSA. dari RHB Sekuritas Indonesia menyarankan strategi buy on weakness, alias membeli saat harga melemah, bukan saat sedang naik-naiknya.
Dari hasil riset tersebut Fatah melihat level Rp1.325 dari AKRA disebut sebagai area beli ideal. Dari titik ini, potensi penguatan terbuka menuju Rp1.410 hingga Rp1.490. Artinya, investor berpeluang mendapatkan imbal hasil sekitar 6 persen sampai 12 persen dalam jangka pendek, tentu dengan syarat skenario teknikal tetap berjalan.
Namun, seperti biasa dalam dunia trading, ada batas risiko yang mesti dijaga. Jika harga justru menembus ke bawah Rp1.240, posisi sebaiknya segera dilepas. Itu sinyal bahwa tren mulai melemah dan bukan lagi saat yang tepat untuk bertahan.
Menariknya, hampir semua indikator teknikal mendukung posisi beli. Dalam laporan per 30 Juli 2025, sebanyak 12 sinyal moving average dan 9 indikator teknikal utama menunjukkan status "sangat beli", tanpa satu pun sinyal jual. Ini jarang terjadi, dan biasanya menjadi pertanda bahwa tren sedang sangat mendukung kenaikan.
Beberapa indikator momentum seperti RSI dan MACD menunjukkan penguatan yang konsisten. RSI berada di level 63, cukup tinggi, tapi belum menyentuh zona jenuh beli.
Sementara indikator Williams %R dan Stochastic RSI memang sudah mengarah ke area overbought, yang berarti ruang koreksi jangka pendek masih terbuka. Di sinilah strategi buy on weakness menjadi relevan: tunggu harga terkoreksi, lalu masuk di titik yang lebih rendah dan lebih aman.
Volatilitas AKRA juga terbilang tinggi dalam beberapa hari terakhir, dengan ATR di atas 48. Artinya, pergerakan harian bisa cukup lebar, memberikan ruang manuver bagi trader yang siap dengan strategi cepat dan batas risiko jelas.
Melihat zona pivot point klasik, harga AKRA saat ini bermain di sekitar level pivot utama di Rp1.343, dengan resistance berikutnya di area Rp1.366 hingga Rp1.388. Jika harga mampu bergerak stabil di atas level tersebut, target teknikal berikutnya berada di Rp1.410 dan Rp1.490.
Dalam kondisi teknikal seperti ini, AKRA memang bukan untuk investor yang mengejar tren jangka panjang. Tapi bagi pelaku pasar yang gesit, disiplin, dan paham membaca sinyal, ini adalah tipe saham yang cocok untuk strategi cepat dan terukur.
Rekomendasi RHB Sekuritas ini tidak datang karena euforia, tapi karena data teknikal yang mendukung. Dan seperti biasa dalam dunia spekulasi: bukan soal seberapa tinggi harga bisa naik, tapi seberapa cepat Anda tahu kapan harus masuk dan kapan harus keluar.
AKRA Melemah Tipis, Pasar Masih Uji Zona Akumulasi
Sementara, saham AKRA menutup perdagangan hari ini dengan koreksi ringan. Harga ditutup di level Rp1.325, turun 20 poin atau sekitar 1,49 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Meskipun secara nominal pelemahan ini tidak besar, pergerakan harga AKRA hari ini cukup mencerminkan sikap pasar yang mulai cenderung wait and see.
Saham ini sebenarnya sempat dibuka dengan nada optimistis di Rp1.345, sama seperti harga penutupan sehari sebelumnya. Bahkan, sempat menguji level tertinggi harian di Rp1.350.
Namun, tekanan jual mulai terasa memasuki sesi kedua, membuat harga perlahan terkikis hingga menyentuh level terendah di Rp1.310 sebelum akhirnya ditutup sedikit di atasnya.
Dari sisi nilai transaksi, AKRA masih menunjukkan likuiditas yang solid. Nilai perdagangan tercatat sekitar Rp20,4 miliar, dengan volume mencapai hampir 154 ribu lot.
Rata-rata harga sepanjang hari berada di level Rp1.328, menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku pasar masih menganggap level ini sebagai zona akumulasi yang layak dipertahankan.
Pergerakan hari ini bukanlah sinyal pembalikan arah yang signifikan. Justru, ini bisa dibaca sebagai fase konsolidasi, di mana tarik menarik antara minat beli dan tekanan jual yang belum menghasilkan arah yang pasti.
Dalam kondisi seperti ini, pasar biasanya menunggu pemicu yang lebih kuat, baik dari sisi sentimen sektor energi, makroekonomi, maupun teknikal lanjutan.
Dengan rentang batas auto rejection atas (ARA) di Rp1.680 dan batas bawah (ARB) di Rp1.145, AKRA masih memiliki ruang gerak yang cukup luas. Selama level support di sekitar Rp1.310 tetap terjaga, potensi untuk rebound tetap terbuka.
Apalagi, sinyal teknikal jangka pendek dari beberapa hari terakhir masih menunjukkan kecenderungan positif, meski perlu konfirmasi lebih lanjut dari pergerakan volume dan sentimen pasar yang lebih luas.
Bagi investor yang mengincar posisi jangka pendek berbasis strategi buy on weakness, harga saat ini masih berada dalam kisaran yang menarik, tentu dengan disiplin risiko sebagai syarat utama.
Pasar belum mengambil keputusan, dan AKRA tampaknya sedang menanti siapa yang akan bergerak duluan: pembeli yang mengakumulasi atau penjual yang memilih keluar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.