Logo
>

Aksi Cuan Besar Saham ini, Ada Dua Mentok ARA

Ditulis oleh Syahrianto
Aksi Cuan Besar Saham ini, Ada Dua Mentok ARA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menanjak 29,15 poin atau 0,4 persen ke level 7.298,9 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Rabu, 10 Juli 2024. Kenaikan ini diwarnai dengan aksi cuan besar pada lima saham, bahkan dua di antaranya mentok Auto Rejection Atas (ARA).

    Kelima saham top gainers hari ini melonjak hingga 34 persen, menjadikannya raja cuan di tengah penguatan IHSG. Dua di antaranya, PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) dan PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA), mencapai batas atas ARA dengan kenaikan masing-masing 34,31 persen dan 24,75 persen.

    Tak kalah cuan, tiga saham lainnya pun mencatatkan kenaikan signifikan seperti PT Guna Timur Raya Tbk (TRUK) yang naik 31,48 persen, PT Indo Oils Perkasa Tbk (OILS) 29,73 persen, PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI) 13,91 persen.

    Kenaikan tajam pada saham-saham ini tentunya menjadi kabar gembira bagi para investor yang mengoleksinya. Namun, perlu diingat bahwa pergerakan harga saham bersifat fluktuatif dan tidak selalu mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

    Emiten LABS

    PT UBC Medical Indonesia Tbk adalah perusahaan yang didirikan pada 9 Juni 2014 dan bergerak sebagai distributor alat kesehatan. Pada 2022, perseroan terus mengembangkan bisnisnya dan meningkatkan intensitas pemasaran produk kepada pelanggan dari segmen pemerintahan, dimulai dengan penunjukan perseroan sebagai pemasok alat screening bayi baru lahir di tujuh Laboratorium Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan.

    Setahun kemudian, perseroan melanjutkan peran ini untuk program Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) yang dikelola oleh Direktorat Kesehatan Keluarga. Selain itu, perseroan berhasil menjual alat kesehatan kepada Dirjen P2PTM untuk program screening HPV atau kanker serviks, serta kepada Dirjen P2PML untuk program screening TB dalam rangka mencapai Indonesia bebas TB 2030.

    Untuk meningkatkan eksistensinya, perseroan secara aktif bekerja sama dan melakukan edukasi bersama pemerintah, petugas kesehatan, baik dari sektor pemerintah maupun swasta, serta masyarakat umum tentang pentingnya deteksi dini penyakit menular dan penyakit bawaan.

    Kegiatan usaha perseroan saat ini berfokus pada penyediaan alat kesehatan diagnostik untuk laboratorium, termasuk sistem immunoassay, molekuler, urinalisis, dan diagnostik cepat yang dikonsolidasikan menjadi solusi terintegrasi. Berkat pengalamannya dalam proyek-proyek kesehatan pemerintah, perseroan kini memiliki reputasi sebagai salah satu pemasok unggulan untuk produk skrining bayi baru lahir dan infeksi tuberkulosis laten (ILTB).

    Perseroan telah ditunjuk sebagai distributor berdasarkan Letter of Authorization dari prinsipal-prinsipal yang merupakan produsen bioteknologi ternama dari Amerika Serikat, Jepang, dan Cina. Beberapa perusahaan tersebut antara lain Qiagen GmbH, Nipro Corporation, dan Sansure Biotech Inc., yang semuanya merupakan perusahaan bioteknologi internasional dengan reputasi tinggi.

    Sebagai informasi, Qiagen adalah perusahaan pelopor bioteknologi dari Amerika Serikat yang berdiri sejak tahun 1980, Nipro Corporation adalah perusahaan manufaktur peralatan medis dari Jepang yang berdiri sejak tahun 1954 dan terdaftar di Bursa Saham Tokyo dan Osaka Securities Exchange, serta Sansure adalah penyedia jasa diagnostik in vitro terintegrasi dari Cina yang berdiri sejak 2008.

    Untuk memanfaatkan kebijakan Pemerintah yang mendorong pemenuhan alat kesehatan dalam negeri melalui produksi lokal dan peningkatan tingkat kandungan dalam negeri, Perseroan mendirikan perusahaan anak yaitu PT Esora Medika Indonesia pada 2023.

    Ke depannya, perusahaan anak ini akan memproduksi alat-alat kesehatan untuk kebutuhan laboratorium. Melalui anak usahanya, PT Estora Medika Indonesia, LABS telah mulai memproduksi alat kesehatan diagnostik dalam negeri. Perusahaan ini akan menjadi tulang punggung LABS. PT Estora Medika Indonesia memiliki pabrik di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Namun, menurut Yoshua, dalam waktu dekat, LABS belum berencana untuk mengembangkan kapasitas pabrik.

    “Kami memiliki rencana jangka panjang untuk pengembangan kapasitas pabrik pada tahun 2026 karena saat ini kami sedang berusaha mendapatkan PQ-WHO,” jelasnya. Untuk memperoleh PQ-WHO, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun. Jika LABS berhasil mendapatkan sertifikasi PQ-WHO, produk UBC Medical akan mendapatkan rekomendasi dari WHO.

    Rekomendasi dari lembaga kesehatan dunia tersebut akan membuka peluang bagi LABS untuk memperluas pangsa ekspor. Meski begitu, LABS tetap akan fokus memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

    Sejalan dengan rencana ekspansi ini, LABS menargetkan pendapatan sebesar Rp300 miliar hingga akhir tahun. Selain itu, dari sisi bottom line, LABS mengincar pertumbuhan sekitar 15 persen.

    Emiten GUNA

    PT Gunanusa Eramandiri Tbk (GUNA) sebagai emiten produsen kacang-kacangan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 9 Juli 2024.

    Pada saat pencatatan perdana, GUNA hampir mencapai Auto Reject Atas (ARA). Perusahaan dengan merek dagang Almonesia dan John Farmer ini mematok harga pernawaran Rp150 per lembar saham. Dengan menawarkan 500.000.000 lembar saham baru, GUNA berhasil memperoleh dana segar sebesar Rp75 miliar.

    Saat perdagangan perdananya, GUNA mencatatkan harga di level Rp202 per saham. Harga saham GUNA naik 34,67 persen atau hampir mencapai ARA saat pembukaan perdagangan pagi ini.

    Direktur Utama PT Gunanusa Eramandiri Tbk alias GUNA Ivan Cokro Saputra mengatakan, IPO ini menjadi momen penting bagi perseroan yang telah bertransformasi dari bisnis kecil keluarga menjadi perusahaan publik. Kini, perseroan memiliki akses keuangan dan jejaring bisnis sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan peluang pasar.

    “Seluruh dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja (operational expenditure) perseroan, seperti untuk pembiayaan kebutuhan operasional perseroan, antara lain untuk pembelian bahan baku kacang almond dan kacang tanah,” terangnya pada Selasa 9 Juli 2024.

    Adapun terkait dana IPO yang digunakan untuk membeli kacang, Ivan mengatakan panen raya kacang almond hanya terjadi setahun sekali, yaitu pada Agustus sampai Oktober, sehingga pada saat itu harga almond mencapai harga terendah. Demikian pula untuk panen raya kacang tanah hanya terjadi sebanyak dua kali dalam setahun di mana panen raya pertama terjadi pada Februari dan panen raya kedua terjadi pada bulan September dan Oktober.

    “Oleh sebab itu aksi korporasi, yang dilakukan perseroan ini guna melakukan pembelian bahan baku tersebut sebanyak-banyaknya untuk persediaan dengan harga yang murah karena kebutuhan perseroan untuk membeli bahan baku sangat penting guna untuk memenuhi permintaan pelanggan,” terangnya. (*)

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.