KABARBURSA.COM - Sosok pengusaha terkemuka di Indonesia Garibaldi Thohir, baru-baru ini memperluas investasinya di PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM). Dalam transaksi yang berlangsung pada 12 Desember 2024, ia menambah kepemilikan sahamnya dengan membeli 333,75 juta lembar saham PALM.
Langkah perluasan investasi oleh Garibaldi, yang sebelumnya memiliki 2,42 miliar saham atau setara dengan 15,36 persen, kini memegang 2,75 miliar saham, atau sekitar 17,48 persen dari total saham beredar perusahaan. Penambahan ini menjadikannya salah satu pemegang saham signifikan di perusahaan tersebut.
Mengutip data dari IDX Mobile, Senin, 16 Desember 2024, pada hari transaksi berlangsung, saham PALM dibuka dengan harga Rp376 per saham dan ditutup di Rp362. Namun, alasan Garibaldi untuk memperbesar investasinya di PALM tidak disebutkan secara eksplisit. Keputusan ini tetap menarik perhatian pasar, mengingat posisi PALM sebagai salah satu emiten yang berhubungan dengan sektor investasi dan pengelolaan modal yang menjanjikan.
Penambahan ini dilakukan pada saat struktur pemegang saham perusahaan didominasi oleh PT Provident Capital dengan porsi terbesar sebesar 55,67 persen, diikuti oleh PT Saratoga Sentra 8,97 persen, dan sejumlah pemegang saham besar lainnya termasuk Winato Kartono dan Hardi Wijaya Liong.
Pada awal sesi perdagangan 16 Desember 2024, saham PALM diperdagangkan dengan harga Rp360, sedikit turun dari harga penutupan sebelumnya di Rp362. Meski demikian, penurunan harga yang tipis ini tidak mengurangi optimisme terhadap prospek PALM.
Berdasarkan data terakhir pada 30 November 2024, saham PALM memiliki free float sebesar 8,53 persen, atau sekitar 1,34 miliar lembar yang tersebar di antara lebih dari 3.600 investor publik. Penerima manfaat akhir utama dari kepemilikan saham PALM adalah Winato Kartono, yang memegang peran strategis dalam struktur pengelolaan perusahaan.
Langkah agresif Garibaldi untuk meningkatkan investasinya di PALM menunjukkan kepercayaan yang kuat terhadap potensi pertumbuhan perusahaan ke depan. Di sisi lain, akuisisi saham ini mempertegas posisinya sebagai salah satu aktor kunci di dunia bisnis Indonesia.
Pengamat pasar kini akan mengamati dengan cermat perkembangan lebih lanjut dari investasi strategis ini serta bagaimana pergerakan saham PALM dapat memberikan dampak terhadap portofolio investasinya yang lebih luas.
Pergerakan Saham Stabil
Saham PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menunjukkan pergerakan yang stabil pada perdagangan terakhir, dengan harga tetap di posisi Rp360 per saham. Tidak ada perubahan harga dibandingkan dengan penutupan sebelumnya, yang mencerminkan minimnya tekanan beli maupun jual signifikan dalam transaksi hari ini.
Volume perdagangan tercatat dengan nilai transaksi Rp60,8 miliar, menunjukkan minat investor yang moderat terhadap saham ini di tengah stabilnya harga.
Dalam sesi perdagangan, saham PALM mencatat harga tertinggi di Rp364 dan terendah di Rp348, memberikan kisaran pergerakan harga yang cukup sempit. Rata-rata harga perdagangan tercatat di Rp353, yang mendekati harga penutupan.
Aktivitas perdagangan menunjukkan 93 kali frekuensi transaksi, mencerminkan volume perdagangan yang relatif rendah dibandingkan saham-saham unggulan lainnya.
Ketiadaan kenaikan atau penurunan harga ini terjadi meskipun ada potensi katalis dari aksi korporasi terbaru, termasuk pembelian saham tambahan oleh Garibaldi Thohir. Hal ini menandakan bahwa pasar mungkin masih dalam tahap mencerna dampak dari aksi tersebut terhadap prospek fundamental PALM.
Sentimen pasar tampaknya netral, dengan investor cenderung menunggu sinyal lebih kuat untuk mendorong pergerakan harga ke arah tertentu.
Dengan batas auto rejection atas (ARA) di Rp450 dan batas bawah di Rp270, saham PALM memiliki ruang fluktuasi yang cukup luas. Namun, stabilitas harga saat ini dapat menunjukkan bahwa saham berada pada titik keseimbangan, setidaknya dalam jangka pendek.
Selanjutnya, pergerakan harga kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh perkembangan lebih lanjut terkait strategi bisnis PALM, minat pasar terhadap saham ini, serta dinamika fundamental dan teknikalnya.
Tantangan Serius di Berbagai Aspek Fundamental
Berdasarkan analisis Warren Buffett, PALM menunjukkan beberapa tantangan serius di berbagai aspek fundamental. Indikator profitabilitas menunjukkan hasil yang mengecewakan, dengan laba bersih setahun terakhir (TTM) berada di angka negatif Rp893 miliar.
Hal ini diiringi dengan rasio pengembalian seperti Return on Assets (ROA) -8,98 persen dan Return on Equity (ROE) -13,65 persen, yang mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menghasilkan keuntungan dari aset maupun modal yang dimiliki.
Sementara itu, rasio solvabilitas seperti Debt to Equity Ratio sebesar 1,03 menunjukkan beban utang yang relatif tinggi dibandingkan ekuitas, memperkuat kesan risiko yang signifikan pada struktur keuangannya.
Valuasi saham perusahaan juga memberikan sinyal peringatan. Rasio Price to Earnings (P/E) TTM negatif sebesar -6,36 dan Earnings Yield sebesar -15,72 persen mencerminkan kinerja laba yang jauh di bawah rata-rata pasar.
Meskipun rasio Price to Book Value (P/B) 0,87 tampak undervalued dibandingkan dengan nilai buku per sahamnya, kondisi tersebut lebih mencerminkan persepsi pasar terhadap prospek keuangan perusahaan yang buruk daripada peluang undervaluation yang nyata.
Pendekatan Buffett cenderung menghindari saham dengan karakteristik seperti ini, mengingat pentingnya margin keamanan pada aset investasi.
Namun, dalam menganalisis data lebih dalam, ditemukan bahwa perusahaan memiliki nilai buku per saham Rp414,62 dan masih mempertahankan aset yang lebih besar daripada kewajiban sebesar Rp6,54 triliun. Faktor ini mungkin menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki fondasi aset yang kuat, meskipun efisiensi penggunaannya lemah.
Di sisi lain, kemampuan likuiditas yang sangat rendah (Current Ratio dan Quick Ratio hanya sebesar 0,02) menyoroti risiko signifikan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, yang harus dipertimbangkan sebagai peringatan besar bagi investor yang berorientasi pada pendekatan value investing.
Pertumbuhan laba tahunan yang konsisten, yang menjadi pilar utama strategi investasi Warren Buffett, juga tidak ditemukan di sini. Performa pendapatan per kuartal sangat fluktuatif, dengan pola laba bersih negatif yang terus muncul, kecuali beberapa momentum positif kecil pada periode tertentu.
Meskipun ada pertumbuhan laba bersih kuartal ke kuartal sebesar 237,43 persen, hal ini lebih bersifat anomali daripada perubahan fundamental.
Maka, dengan mempertimbangkan aspek fundamental ini, saham perusahaan ini tidak dapat direkomendasikan untuk diakumulasi dalam portofolio seorang investor yang mengikuti filosofi Warren Buffett.
Pendekatan Buffett mengutamakan investasi pada perusahaan yang memiliki kinerja stabil, memimpin industri, memiliki rekam jejak laba konsisten, serta dikelola dengan manajemen utang yang baik. Perusahaan dalam analisis ini tidak memenuhi sebagian besar kriteria tersebut, dan risiko jangka panjang yang menyertainya terlalu tinggi untuk diabaikan.
Bagi investor yang masih mempertimbangkan saham ini, disarankan untuk menunggu tanda-tanda perbaikan yang jelas, seperti peningkatan laba bersih, pengurangan beban utang, serta stabilisasi margin keuntungan. Tanpa adanya perubahan mendasar, saham ini sebaiknya dihindari, mengingat pasar menawarkan peluang yang lebih baik dengan risiko yang jauh lebih rendah.
Filosofi Buffett mengingatkan untuk "menghindari kerugian dan hanya berinvestasi pada bisnis yang bisa dipahami dengan baik." Oleh karena itu, fokuslah pada emiten dengan catatan profitabilitas kuat, fundamental kokoh, dan harga wajar yang memberikan margin of safety yang tinggi.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.