Logo
>

Alamtri (ADMR) Beli Saham CITA Rp572 Miliar dari Afiliasi Adaro

Alamtri akuisisi 145 juta saham CITA senilai Rp572 miliar dari AAI sebagai bagian diversifikasi investasi mineral strategis dan penguatan portofolio.

Ditulis oleh Syahrianto
Alamtri (ADMR) Beli Saham CITA Rp572 Miliar dari Afiliasi Adaro
PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) (Foto: Dok. Adaro)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Alamtri Minerals Indonesia Tbk (ADMR) melalui entitas anaknya, PT Alamtri Indo Aluminium (AIA), resmi membeli 145.601.100 saham PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) dari PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI). 

    Transaksi senilai Rp572,79 miliar itu dilakukan pada 23 Juni 2025 dengan harga per saham sebesar Rp3.934. Langkah ini memperkuat kepemilikan Alamtri di sektor pertambangan bauksit, meski hanya mencakup 3,676 persen dari total saham CITA yang beredar.

    Garibaldi Thohir, pengendali utama dari Alamtri dan AADI melalui Adaro Strategic Investments, menjadi figur sentral dalam transaksi ini karena kedua pihak merupakan entitas di bawah kendalinya. 

    “Transaksi ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh pihak yang sama dan telah sesuai dengan ketentuan POJK 42/2020,” tertulis dalam keterbukaan informasi, Rabu, 25 Juni 2025.

    Nilai transaksi yang dilakukan tidak melebihi 20 persen dari ekuitas konsolidasian Alamtri per 31 Desember 2024, sehingga tidak tergolong sebagai transaksi material. 

    Dalam laporan keuangan audit, total ekuitas perusahaan tercatat sebesar USD1,5 miliar atau setara Rp24 triliun. Secara struktur, aset lancar mengalami penyesuaian turun sekitar USD35 juta, sebaliknya aset tidak lancar meningkat dalam jumlah yang sama setelah akuisisi saham CITA.

    Presiden Direktur Alamtri, Iwan Dewono Budiyuwono, menyatakan bahwa aksi korporasi ini adalah bagian dari strategi diversifikasi portofolio. 

    “Kami melihat potensi penguatan hasil investasi melalui peningkatan porsi penyertaan saham di sektor mineral strategis,” ujarnya dalam dokumen resmi yang dirilis ke publik.

    Ia juga menambahkan bahwa posisi likuiditas perusahaan memungkinkan untuk mengambil langkah investasi tanpa mengganggu arus kas operasional.

    Dari sisi penjual, transaksi ini dilakukan oleh AADI sebagai bagian dari pengalihan fokus bisnis. 

    Dalam laporan keterbukaan informasi terpisah, Direktur Utama AADI, Julius Aslan, menyampaikan bahwa hasil dari penjualan saham CITA akan digunakan untuk memperkuat struktur keuangan internal. 

    “Penyesuaian arah strategis dan penguatan fleksibilitas keuangan menjadi tujuan utama aksi ini,” ujar Julius.

    Harga jual Rp3.934 per saham ditetapkan berdasarkan kesepakatan wajar kedua belah pihak, mengacu pada penilaian independen yang dilakukan KJPP Herman Meirizki dan Rekan. 

    Penilai menyatakan bahwa nilai transaksi mencerminkan prinsip arm’s length, yakni setara dengan nilai jika dilakukan dengan pihak tidak terafiliasi. Ini juga ditegaskan dalam pernyataan Dewan Komisaris AADI bahwa tidak ada benturan kepentingan yang terjadi dalam proses tersebut.

    Setelah transaksi, AIA tercatat sebagai pemegang saham minoritas non-pengendali di CITA. Tidak ada perubahan pada struktur kepemilikan mayoritas CITA, namun posisi strategis AIA memberi potensi pengaruh dalam ekosistem industri bauksit nasional. 

    Di sisi lain, AADI kini mengalihkan fokus pada anak usaha di sektor batu bara dan energi baru, selaras dengan arah jangka panjang grup Adaro.

    Laporan keuangan proforma AADI menunjukkan adanya peningkatan laba tahun berjalan sebesar USD2,46 juta dari penjualan saham tersebut. Jumlah tersebut masuk dalam pos pendapatan lain-lain dan memperkuat ekuitas perusahaan secara langsung. 

    Meski kontribusinya terhadap total pendapatan tergolong kecil, dampak likuiditas jangka pendeknya signifikan untuk operasional holding.

    Kedua pihak menyatakan bahwa dokumen transaksi telah disusun menggunakan syarat dan ketentuan yang identik dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga. Hal ini untuk memastikan kesesuaian terhadap prinsip tata kelola dan praktik pasar modal yang sehat. 

    Oleh karena itu, transaksi ini tidak dikategorikan sebagai transaksi benturan kepentingan dan tidak memerlukan persetujuan RUPS. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.