Logo
>

Alasan Utama Asuransi Digital Bersedia Melantai di Bursa Efek

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Alasan Utama Asuransi Digital Bersedia Melantai di Bursa Efek

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), Adi Wibowo Adisaputro mengungkapkan alasan perseroan mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Adi mengatakan, salah satu alasan Asuransi Digitak segera Initial Public Offering (IPO) adalah karena peraturan permodalan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    "Untuk itu kami melihat kalau kita sebagai perusahaan terbuka, kita punya akses ke pasar modal. Jika dibutuhkan kita bisa mengakses itu," ujarnya kepada wartawan kemarin, dikutip Rabu, 11 Desember 2024.

    Seperti diketahui, Asuransi Digital berencana melakukan IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya saham sebesar 412.087.500 lembar atau mewakili maksimal 12,03 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan.

    Adapun perusahaan yang fokus di produk asuransi gaya hidup ini, menetapkan harga penawaran umum saham perdana sebesar Rp100-Rp110. Artinya, perseroan akan menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp45,32 miliar.

    Perseroan akan menyesuaikan strategi pemasaran dan penjualan produk dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin digital. Dengan mengadopsi teknologi terkini, perusahaan akan memusatkan upaya pada platform digital untuk menjangkau konsumen secara lebih efektif.

    Seluruh proses pemasaran dan penjualan akan diintegrasikan secara online, memungkinkan pengelolaan data pelanggan yang lebih terstruktur dan efisien melalui sistem digital.

    Selain itu, perusahaan juga akan menggunakan teknologi seperti artificial intelligence, data analitik, dan pemrosesan bahasa alami untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan efisiensi operasional. Teknologi ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk melakukan analisis risiko yang lebih baik, memproses data dengan cepat, dan memberikan rekomendasi yang relevan kepada pelanggan.

    Adi menyebut, pihaknya selalu mengumpulkan dan menganalisis data pelanggan untuk mengidentifikasi tren, mengukur risiko, dan mengembangkan produk yang lebih baik. Data ini, lanjut dia, dapat mencakup informasi demografis, riwayat klaim, perilaku konsumen, dan sumber data lainnya.

    "Alhasil, analisis data yang canggih membantu perusahaan asuransi digital dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan meningkatkan pemahaman mereka tentang pelanggan," kata Adi.

    Segera IPO, Asuransi Digital Optimistis Bisa Tarik Banyak Investor

    Di sisi lain, Adi menegaskan Perseroan sangat optimistis melenggang di Pasar Bursa Indonesia karena memberikan sesuatu yang berbeda.

    “Cukup optimis, karena kami merasa bisa memberikan sesuatu yang berbeda khususnya dalam berfokus menggunakan teknologi digital,”  ungkapnya.

    Menurut Adi, saat ini belum banyak perusahaan asuransi yang menjamah teknologi digital. Karenanya, ia merasa optimis dengan apa yang ditawarkan Perseroan bisa menarik banyak investor.

    Adi menyampaikan, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan Perseroan.

    Dia juga mengatakan, sekitar 80 persen akan dipergunakan untuk biaya marketing guna mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness perseroan.

    Sementara sisanya yakni 20 persen akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi (insurance wallet) beserta infrastruktur penunjang seperti data center, web hosting, system security, dan penggunaan AI, serta pengembangan sumber daya manusia dimana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk information technology, teknis, dan operasional.

    Keunggulan Perseroan

    Lebih lanjut Adi merinci sejumlah keunggulan yang dimiliki perseroan. Di antaranya ialah proses pelayanan asuransi umum perusahaan akan dikembangkan secara online melalui platform digital seperti situs web, aplikasi mobile, atau platform media sosial.

    Proses ini dilakukan agar pelanggan dapat mengakses informasi tentang produk asuransi, mengajukan klaim, dan berinteraksi dengan perusahaan secara elektronik dengan aplikasi atau integrasi platform yang dikembangkan oleh perusahaan.

    “Dari proses yang telah dikembangkan, Perusahaan mengharapkan untuk mengurangi kebutuhan akan dokumen fisik dan mempercepat proses yang sebelumnya mungkin memakan waktu,” jelasnya.

    Adi bilang, pelanggan juga dapat mengajukan aplikasi asuransi dan klaim secara seamless karena informasi terkait penutupan asuransi sudah disampaikan secara digital dengan hanya mengunggah dokumen, jika diperlukan.

    Tak hanya itu, lanjut dia, produk asuransi Perusahaan juga akan disesuaikan dengan kebutuhan individu atau gaya hidup masyarakat yang sudah digital.

    “Pelanggan dapat memilih cakupan asuransi yang mereka inginkan, memilih periode pertanggungan, dan memilih premi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka,” ujarnya.

    Emiten Light House

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mengonfirmasi ada dua emiten mercusuar atau light house yang masuk ke dalam pipeline initial public offering (IPO).

    Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, mengatakan hingga saat ini terdapat 26 emiten yang masuk dalam pipeline IPO. Dari jumlah itu, dia menyebut, ada sebanyak 13 perusahaan yang akan menggelar laporan keuangan tahun ini.

    “Saat ini, kami masih menunggu prosesnya. Namun, jika dilihat, sampai saat ini perusahaan-perusahaan tersebut masih on track. Ya, tentu kami akan tunggu,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Kamis, 5 Desember 2024.

    Sementara itu, dua perusahaan yang berencana melakukan IPO berkategori light house, yaitu emiten yang berfokus pada sektor industri dan energi.

    Sayangnya, Nyoman belum bisa berbicara terkait jadwal pencatatan saham kedua perusahaan di Bursa. Karena, untuk jadwal pencatatan diserahkan ke masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

    “Itu tergantung dari mereka (pencatatan saham). Tapi, yang saya sampaikan kepada teman-teman, dari 26 pipeline itu sebanyak 13 emiten di antaranya harusnya melaporkan keuangannya tahun ini,” ujar dia.

    Seperti diketahui, hingga saat ini ada 40 perusahaan yang tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024. Terbaru adalah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (Perseroan) yang memiliki kode saham AADI. Perusahaan tersebut resmi melakukan IPO pada Kamis, 5 Desember 2024.

    BEI sendiri menargetkan sebanyak 66 perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat pasar modal tanah air.

    Pengamat pasar modal Wahyu Laksono, menyambut baik target BEI yang sangat optimistis untuk 2025. Menurut dia, angka target tersebut cukup realistis bahkan berpotensi lebih tinggi mengingat besar dan luasnya potensi pasar di Indonesia.

    “Target 66 IPO pada 2025 ini sudah sangat realistis. Bahkan, bisa jadi masih kurang karena potensi untuk IPO di bursa Indonesia sangat besar. Apalagi jika melihat peluang yang ada di berbagai papan bursa,” ujar Wahyu kepada  Kabarbursa.com, Rabu, 13 November 2024.

    Wahyu menambahkan, penting bagi perusahaan untuk melakukan IPO karena hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga untuk Bursa Efek Indonesia dan masyarakat secara umum.

    “Semakin banyak perusahaan yang go public, semakin bagus untuk bursa, karena membuka peluang lebih besar bagi investor dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pasar modal,” jelas Wahyu.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.