Logo
>

Analis: Emiten Media Kurang Menarik namun Ada yang Masih bisa Dikoleksi

Ditulis oleh Yunia Rusmalina
Analis: Emiten Media Kurang Menarik namun Ada yang Masih bisa Dikoleksi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di tengah ramainya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan media nasional grup Chairul Tanjung (CT), ternyata membawa pengaruh mempengaruhi beberapa saham media lainnya. Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo Laksono, mengatakan PHK tersebut berkaitan erat dengan PT Mega Corpora (MEGA).

    "Sentimen negatif bisa saja jika pemecatan tersebut dianggap sebagai masalah finansial yang nantinya dikaitkan dengan MEGA. Apalagi, kinerjanya memang agak melemah," ujar Wahyu kepada Kabar Bursa, Rabu, 4 September 2024.

    Dalam keterbukaan informasi diketahui bahwa PT Bank Mega Tbk. (MEGA) berhasil meraup laba bersih Rp1,22 triliun pada semester I tahun 2024, turun 37,67 persen secara tahunan (year on year atau yoy) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp1,97 triliun.

    "Jadi bukan dilihat PHK atau urusan serikat pekerjanya, tapi fenomena yang dibaca adalah ada isu persoalan keuangan dan gaji, pekerja menolak pemotongan upah yang dilakukan selama tiga bulan terakhir, dimulai Juni, Juli, hingga Agustus," terangnya.

    Dari sinilah muncul sentimen negatif, setidaknya untuk jangka pendek. Beberapa saham perbankan menjadi lebih baik dan bisa dimanfaatkan oleh investor wajar dan bisa mengalihkan investasinya ke emiten bank lain atau bahkan emiten sektor lain yang isunya aman, fundamental dan kinerjanya lebih baik, dan valuasi mendukung.

    " Jadi kasus PHK itu lebih karena dampak masalah keuangan yang terpaksa melakukan pemotongan upah, karena media dan atau grup atau holding company terkait dengan emiten besar di sana, MEGA juga sedang kurang baik kinerja keuangannya," tambahnya.

    Wahyu menyarankan jangan terburu-buru menggeneralisasi isu emiten media. Terlebih dulu perlu diperhatikan per emiten, bagaimana kinerjanya. Misalnya emiten media dan entertaiment yaitu PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yang masih memiliki kinerja yang terbilang masih bagus. MNCN mencatatkan kenaikan laba signifikan di semester I-2024. Juga mencetak laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp808,47 miliar per 30 Juni 2024 atau tumbuh 8,35 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY) dari Rp194,52 miliar.

    Namun jika menelisik kinerja sahamnya selama kurang lebih year to date (ytd), melemah 16,41 persen atau 64 poin ke level Rp326 dengan kapitalisasi pasarnya sebesar 4,91 triliun.

    "Di saat kinerjanya bagus, harga sahamnya justru melemah seecara YTD 15,54 persen, sehinga memang sebelum isu PHK itu sahamnya sudah turun, namun lebih baik dibandingkan media tersebut, karena tidak ada isu pemecatan atau pengurangan upah " tambahnya.

    Saham media lainnya yaitu PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH), bahkan sudah masuk kategori saham gocapan di tengah kinerja keuangan yang justru lebih baik.

    PT Era Media Sejahtera, Tbk (DOOH) mengumumkan pencapaian kinerja yang solid pada Kuartal II-2024. Perseroan mencatatkan laba bruto yang meningkat signifikan sebesar 61,5 persen menjadi Rp14,018 miliar dari Rp8,679 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih juga meningkat sebesar 39,46 persen menjadi Rp5,457 miliar dibandingkan dengan Rp3,913 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Selain itu, total aset perusahaan mencapai Rp239,407 miliar, mengalami peningkatan sebesar 2,10 persen dari posisi akhir pada 2023 sebesar Rp234,476 miliar. Ekuitas juga menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,51 persen menjadi Rp222,342 miliar, menandakan stabilitas keuangan yang kuat dan kapasitas yang lebih besar untuk mendukung ekspansi di masa depan.

    Kinerja sahamnya selama satu tahun terus menurun dari level 100 mencapai level gocapan hingga saat ini. Pada pagi ini dibuka pada level Rp58 dan hanya memiliki kapitalisasi pasar 448,78 miliar.

    Adapun saham media lainnya, yaitu PT.MNC Visiion Networks Tbk (IPTV) bahkan harga sahamnya sudah di bawah gocapan dan ditandai "X" oleh BEI. IPTV menunjukkan kinerja yang menurun di 2023. Emiten telah mencatatkan laba bersih -Rp95 milliar di 2023. Laba tersebut meningkat 32.4 persen dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya di tahun 2022, IPTV juga membukukan penurunan pendapatan sebesar -22.4 persen secar yoy menjadi Rp2 Triliun.

    Beberapa tahun belakangan, IPTV mencatatkan kinerja negatif yang terlihat dari berkurangnya pendapatan hingga mencatatkan kerugian di laporan keuangan di akhir 2022 hingga di Kuartal I-2024. Berbeda dengan MNCN dan DOOH IPTV yang memang lemah kinerja keuangannya.

    "Secara umum emiten media memang kurang menarik, tapi di antara 3 tersebut yang bisa dikoleksi adalah MNCN karena kinerja keuangannya baik dan harganya juga lumayan walaupun anjlok. Setidaknya dalam jangka panjang harapan nya masih lebih baik," tutupnya.

    Sebagai informasi, pihak manajemen perusahaan buka suara ihwal dugaan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang dialami sejumlah pekerjanya. Wakil Pemimpin Redaksi Revolusi Riza Zulverdi, membenarkan bahwa PHK sudah berjalan sejak satu tahun lalu.

    Menurut Revo, PHK dilakukan karena perusahaan tengah dalam proses restrukturisasi organisasi. Ia juga mengklaim hak-hak karyawan yang dipecat telah diberikan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunia Rusmalina

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.