Logo
>

Analis Jelaskan Penyebab IHSG Loyo hampir Sepekan

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Analis Jelaskan Penyebab IHSG Loyo hampir Sepekan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Analis sekaligus Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) beberapa hari terakhir ini lantaran bayang-bayang ketidakpastian akibat faktor eksternal yang mendominasi sentimen pasar.

    "Disini kalau saya akui bahwasannya sentiment trade war 2.0 ini merupakan sentimen yang paling krusial yang menyebabkan Gross Settlement Date (GSD) mengalami kinerja negatif secara signifikan di hari ini," kata Nafan kepada Kabarbursa.com di Jakarta pada Selasa, 4 Januari 2025.

    Salah satu faktor yang paling krusial adalah sentimen terkait trade war 2.0, yang dipicu oleh kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang langsung mengimplementasikan kenaikan tarif sekitar 25 persen terhadap barang-barang impor dari Kanada dan Meksiko serta tarif tambahan sebesar 10 persen terhadap barang-barang impor dari Tiongkok.

    IHSG perdagangan hari ini, Selasa, 4 Februari 2025, dengan mencatatkan penguatan tipis sebesar 39,51 poin atau 0,56 persen, berada di level 7.069,57. Sebelumnya, pada penutupan perdagangan Senin, 3 Februari 2025, IHSG melemah ke level 7.030,00 poin. Angka itu masih tergolong cukup kecil karena IHSG sempat berada di level 7.200-an di awal 2025.

    Menurut Nafan, kebijakan Trump telah memicu respons retaliation dari negara-negara terkait dan memperburuk sentimen pasar global.

    Terkait dengan perkembangan domestik, Nafan menjelaskan, meskipun ada tekanan dari faktor eksternal, pasar Indonesia masih memiliki sentimen positif.

    “Sebenarnya ada data positif seperti PMI manufaktur Indonesia yang pada Januari ini masih ekspansif, tercatat di angka 51,9. Bahkan, inflasi kita (Indonesia) pada Januari yang tercatat 0,76 persen ini, ternyata sudah berada di bawah batas bawah dari target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu 2,5 persen kurang lebih 1 persen,” ujar Nafan.

    Menurut dia, hal ini mencerminkan bahwa ekonomi domestik Indonesia masih dapat menjaga stabilitas meskipun tantangan dari luar masih membayangi.

    Sebelumnya, pada Sabtu, 1 Februari 2025 lalu, Trump mengumumkan rencana penerapan tarif impor baru, yaitu sebesar 25 persen untuk barang-barang dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif 10 persen untuk produk-produk dari China, yang mulai berlaku pada hari ini. Trump menegaskan bahwa tarif ini akan tetap berlaku hingga masalah peredaran narkoba dari ketiga negara tersebut ke AS dapat dihentikan.

    Secara rinci, Trump memutuskan untuk mengenakan tarif 25 persen pada produk minyak dari Meksiko dan tarif 10 persen untuk minyak dari Kanada. Tarif energi dari Kanada ditetapkan lebih rendah setelah mempertimbangkan dampaknya pada kilang minyak di AS dan negara-negara bagian di Midwest. Trump juga memberi sinyal kemungkinan adanya tarif tambahan untuk produk migas pada pertengahan Februari 2025, meskipun belum ada rincian lebih lanjut. Sebelumnya, pada Kamis, 30 Januari 2025 lalu, Trump menyatakan bahwa keputusan mengenai tarif untuk komoditas migas masih dalam pembahasan.

    Sementara itu, pengumuman tarif terhadap China datang tak lama setelah Trump menyatakan kesediaannya untuk mencapai kesepakatan perdagangan yang adil dengan negara tersebut, meski sebelumnya mempertimbangkan tarif impor sebesar 10 persen.

    Menanggapi kebijakan ini, Kanada dan Meksiko, yang merupakan dua mitra dagang terbesar AS, berjanji untuk segera merespons dengan tarif balasan. Kanada akan mengenakan tarif 25 persen terhadap impor AS senilai 155 miliar dolar AS. Sementara itu, China menyatakan akan menggugat kebijakan tersebut di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengambil langkah balasan lainnya.

    Setelah pengumuman ini, indeks USD (DXY) mengalami penguatan sebesar 1,1 persen ke level 109,6 pada perdagangan Senin, 3 Februari 2025. Di sisi lain, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah sebesar 0,83 persen ke level 16.435. IHSG ditutup turun 1,11 persen ke level 7.030, sementara yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun meningkat 7 basis poin ke level 7,06 persen.

    Harga minyak juga tercatat mengalami kenaikan, dengan harga minyak WTI di pasar futures naik 3,65 persen ke level 75,2 dolar AS per barel. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran tentang terganggunya pasokan minyak mentah dari dua negara pemasok utama ke AS, meskipun prospek permintaan yang lebih rendah membatasi kenaikan tersebut. Emas, yang sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level 2.817 dolar AS per troy ounce pada Jumat, 311 Januari, turun sedikit 0,09 persen ke level 2.796 dolar AS pada hari ini, dipengaruhi oleh permintaan safe haven akibat kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global dan tekanan inflasi.(*)

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".