KABARBURSA.COM - Mirae Asset Sekuritas mengajak investor dan trader untuk tetap waspada di tengah gejolak pasar saham global yang kian berfluktuasi. Perusahaan ini memberikan rekomendasi khusus untuk sembilan saham yang dianggap menarik untuk trading jangka pendek, terutama dalam kondisi pasar yang tidak menentu seperti sekarang.
Roger MM, Head of Investment Solution di Mirae Asset, menjelaskan bahwa volatilitas pasar saat ini sangat tinggi, terlihat dari pergerakan signifikan, baik naik maupun turun, di pasar saham di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara acuan dalam beberapa pekan terakhir.
"Pergerakan ini dipicu oleh ketidakpastian ekonomi global, termasuk ancaman resesi di AS yang membuat dolar AS dan harga emas melambung," kata Roger saat berbicara di acara Media Day Mirae Asset Sekuritas pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Menurut Roger, untuk mengantisipasi resesi, The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), sebesar 25-50 basis poin pada bulan September. Bahkan, total penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini bisa mencapai 125 basis poin.
“Pemangkasan ini setara dengan penurunan 1 persen,” tambahnya.
Selain itu, Roger juga menyoroti beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi kondisi ekonomi global dan pasar saham, seperti kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS, perlambatan ekonomi di AS dan China, serta ketegangan geopolitik yang meningkat, terutama di Timur Tengah.
Meski demikian, Roger tetap yakin bahwa kondisi ekonomi dan pasar modal Indonesia akan tetap stabil. Bank Indonesia, katanya, masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) hingga 50 basis poin menjadi 5,75 persen pada akhir tahun ini, dari level saat ini di 6,25 persen.
Mirae Asset Sekuritas juga memberikan tips bagi investor yang ingin mengambil keuntungan di tengah volatilitas pasar. Roger merekomendasikan untuk fokus pada saham-saham berfundamental kuat, terutama dengan memantau laporan keuangan emiten yang akan segera dirilis untuk kuartal II-2024.
"Ini adalah momen yang baik bagi investor untuk mengoleksi saham-saham berfundamental kuat saat pasar mengalami koreksi," ujarnya.
Sembilan saham yang direkomendasikan Mirae Asset untuk trading jangka pendek adalah:
- ACES,
- ASII,
- BBRI,
- BBCA,
- BMRI,
- CPIN,
- MAPI,
- MYOR,
- TLKM.
Roger juga optimistis bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat mencapai level 7.585 hingga akhir tahun ini, mencerminkan prospek pasar yang masih positif di tengah tantangan global.
Laba Bersih ACES Tumbuh Dua Digit
PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (AHI) (ACES) mencatatkan pencapaian kinerja keuangan yang solid pada semester pertama tahun 2024 dengan kenaikan laba bersih ACES sebesar 21 persen menjadi Rp366 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Begitu pula dengan pendapatan bersih perseroan yang mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu dengan angka yang mengesankan sebesar Rp4,1 triliun.
Adapun kinerja positif ini menjadi bukti keberhasilan strategi ekspansi dan inovasi produk yang secara konsisten dilakukan oleh perseroan.
Adapun Kategori Perbaikan Rumah menjadi kontributor utama dengan pangsa sebesar 52 persen dari total pendapatan kotor, disusul oleh kKategori Gaya Hidup dan Mainan.
Selain itu, peningkatan Same Store Sales Growth (SSSG) sebesar 10,7 persen juga diraih oleh ACES di semester pertama tahun 2024 ini, dikarenakan adanya peningkatan permintaan di wilayah eks-Jawa dan Jawa eks-Jakarta, serta kinerja yang stabil di wilayah Jakarta.
ASII Perkuat Diri dari Serbuan China
Pabrikan otomotif asal China semakin memperkuat jejaknya di pasar mobil Tanah Air. Menanggapi perkembangan ini, Astra International (ASII) mengakui kehadiran produk mobil China yang mengisi pasar otomotif Indonesia saat ini.
Direktur PT Astra International Tbk (ASII), Henry Tanoto, menilai gelombang mobil China menandakan bahwa pasar otomotif domestik sangat menjanjikan. Henry yakin, industri otomotif dalam negeri akan terus berkembang secara positif di masa depan.
“Ini merupakan sinyal positif,” ujar Henry dalam paparan publik secara daring pada Kamis, 8 Agustus 2024.
Henry mengungkapkan bahwa strategi Astra untuk bersaing di pasar otomotif melibatkan penyediaan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. ASII telah meluncurkan berbagai model, mulai dari mobil berbahan bakar fosil, hybrid, hingga mobil listrik.
Lebih lanjut, ASII mengincar berbagai segmen pasar, termasuk mobil terjangkau, mewah, penumpang, hingga komersial. Henry mengklaim pangsa pasar Astra mencapai 57 persen hingga Juni 2024, meningkat dari 52 persen pada 2019.
BBCA Jadi Primadona
Investor asing telah melakukan aksi besar-besaran dengan memborong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp2,5 triliun dalam 20 hari perdagangan terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menandai ketertarikan tinggi terhadap saham BBCA yang menjadi primadona di pasar modal domestik.
Selama sebulan terakhir, harga saham BBCA telah menguat 2,5 persen mencapai Rp10.200. Dalam tahun ini (year to date), saham ini telah mengalami kenaikan 8,5 persen, sementara dalam setahun terakhir, kenaikannya mencapai 11,4 persen. Pertanyaannya, apakah saham BBCA masih menarik?
Dari segi kinerja keuangan, BCA menunjukkan performa yang solid pada semester I-2024, meskipun dihadapkan pada tantangan likuiditas akibat suku bunga yang tinggi. Laba bersih BCA pada semester tersebut mencapai Rp26,9 triliun, naik 11,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) juga mengalami kenaikan sebesar 7,9 persen menjadi Rp39,9 triliun, dengan pendapatan non-bunga (Non-Interest Income) naik 12,1 persen menjadi Rp 12,4 triliun. Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) saham BBCA naik 10 bps menjadi 5,7 persen secara tahunan, seiring dengan peningkatan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).
“Meskipun menghadapi tantangan likuiditas, BBCA berhasil menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan pertumbuhan kredit yang melebihi guidance tahun ini, yakni mencapai 15,5 persen secara tahunan atau 1,7 persen secara kuartalan,” ungkap analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Leonardo Lijuwardi, dalam risetnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.