Logo
>

Analisis Saham ANTM: Aksi Asing vs Domestik Pekan ini

Aliran dana asing membanjiri saham ANTM pekan ini, sementara investor domestik sibuk melepas posisi. Siapa top buyer dan seller yang mendominasi?

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Analisis Saham ANTM: Aksi Asing vs Domestik Pekan ini
Saham ANTM pekan ini diramaikan aksi asing vs domestik. Simak data top broker dan aliran dana. Gambar dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

KABARBURSA.COM - Pekan pertama Mei 2025 dibuka dengan derasnya aliran dana asing ke saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Berdasarkan data Stockbit yang dilihat Selasa, 5 Mei 2025, investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) Rp87,72 miliar untuk saham ini dengan volume transaksi mencapai 76,97 juta saham dari total nilai beli Rp178 miliar. Sementara itu, investor domestik terlihat ramai di sisi jual dengan total penjualan Rp261,9 miliar dan volume 113,55 juta saham.

Artinya, meskipun asing terlihat agresif mengakumulasi ANTM, secara keseluruhan pasar domestik tetap mendominasi aktivitas transaksi harian dengan porsi sekitar enam puluh dua persen. Dari segi frekuensi, asing mencatat sekitar sepuluh ribu transaksi, sementara domestik mencapai dua puluh satu ribu kali. Perbedaan ini menunjukkan dua pola berbeda: asing cenderung bermain "pelan tapi pasti" dengan nilai besar, sedangkan domestik lebih banyak melakukan transaksi kecil-kecil.

Broker Flow: Siapa Saja Pemain Besar di Balik Pergerakan ANTM?

Kalau dibedah berdasarkan data broker asing, sejumlah nama seperti ZP (Maybank Sekuritas), AK (UBS Sekuritas), dan BB (Verdhana Sekuritas) muncul sebagai top buyer untuk ANTM pada 5 Mei 2025. Mereka masing-masing mencatat nilai beli jumbo: ZP Rp33,8 miliar, AK Rp32,6 miliar, dan BB Rp23,2 miliar dengan rata-rata harga beli di kisaran Rp2.305–2.309 per saham.

Sementara dari kubu domestik, top buyer-nya adalah EP (MNC Sekuritas) Rp6,4 miliar, AK (UBS Sekuritas Indonesia) Rp6,1 miliar, dan YP (Mirae Asset Sekuritas) Rp5,2 miliar. Namun di sisi penjualan, broker domestik justru mencatat nilai distribusi besar, seperti YU (CGS International Sekuritas Indonesia) Rp21,8 miliar, KK (Philip Sekuritas Indonesia) Rp14,8 miliar, dan CP (KB Valbury Sekuritas) Rp14,5 miliar yang mengindikasikan banyak investor lokal merealisasikan keuntungan atau trimming posisi.

Sebagai informasi, beberapa broker besar seperti UBS Sekuritas, Mandiri Sekuritas, dan Mirae Asset Sekuritas muncul di data foreign maupun domestik karena mereka melayani dua jalur transaksi, yakni akun asing dan akun lokal. Jadi, perbedaan foreign vs domestik di sini merujuk ke asal dana (klien), bukan hanya identitas brokernya.

Fenomena ini terjadi di tengah kondisi pasar yang dipenuhi sentimen campuran. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Imam Gunadi, dalam riset terbarunya mengatakan pergerakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, termasuk kebijakan suku bunga The Fed dan rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama dari Amerika Serikat dan Indonesia.

"Konsensus memproyeksikan The Fed masih akan menahan suku bunganya di angka 4,5 persen. Hal ini tentu karena tingkat inflasi yang masih berada di atas target The Fed, yaitu 2 persen," ujar Imam.

Selain faktor eksternal, Imam juga menyoroti data kepercayaan konsumen Indonesia yang cenderung melemah pada periode sebelumnya. Hal ini menjadi perhatian karena sektor konsumsi masih memegang peran besar dalam pertumbuhan ekonomi domestik.

Kinerja Keuangan ANTM

Kalau dilihat dari data keuangan terbaru, ANTM mencatatkan laba sebesar Rp2,1 triliun pada kuartal I 2025. Angka ini melonjak tajam dibanding periode sama 2024 yang cuma Rp238 miliar dan juga jauh di atas capaian kuartal I 2023 sebesar Rp1,66 triliun. Artinya, secara tahunan (YoY), laba ANTM di kuartal 2025 naik sekitar 795 persen dibanding tahun lalu.

Kalau dihitung annualised (proyeksi setahun penuh berdasarkan kuartal I), laba ANTM diperkirakan tembus Rp8,52 triliun, melampaui realisasi tahunan 2024 (Rp3,64 triliun) maupun 2023 (Rp3,07 triliun). Bahkan trailing twelve months (TTM) ANTM sudah di level Rp5,54 triliun per kuartal ini, naik dari TTM tahun lalu yang hanya Rp3,64 triliun. Ini memberi sinyal bahwa secara fundamental, ANTM sudah makin solid masuk 2025 karena didorong momentum emas dan nikel global.

Dari sisi kapitalisasi pasar (market cap), ANTM sekarang tercatat Rp59,356 triliun dengan jumlah saham beredar 24,03 miliar lembar. Ini berarti harga per sahamnya saat ini sekitar Rp2.470-an, sejalan dengan pantauan orderbook di platform seperti Stockbit.

Lonjakan laba ini kemungkinan bersumber dari harga komoditas utama seperti emas yang melonjak dan ekspansi nikel yang semakin agresif. Namun, angka kuartal I yang sangat besar ini tetap perlu dilihat dalam konteks keberlanjutan—apakah di kuartal berikutnya ANTM mampu menjaga momentum atau ada potensi koreksi, terutama jika harga komoditas global berubah.

Apa yang Perlu Dicermati Investor?


Melihat data Stockbit, besarnya proporsi aksi jual domestik mungkin menjadi sinyal bahwa sebagian investor lokal memilih untuk mengamankan keuntungan jangka pendek, sementara investor asing memanfaatkan momentum untuk mengakumulasi. Dalam kondisi seperti ini, penting bagi investor ritel untuk memperhatikan perkembangan order book, apakah tekanan beli dari asing mampu mendorong harga menembus level resistance atau justru akan tertahan oleh tekanan jual domestik.

Dengan buy order yang lebih tebal dibandingkan sell order di pagi hari, peluang terjadinya breakout teknikal cukup terbuka, terutama jika didukung volume transaksi yang kuat. Namun, investor tetap perlu mewaspadai volatilitas yang mungkin muncul menjelang pengumuman data makro penting.

Saham ANTM pekan ini berada di persimpangan menarik: aliran dana asing yang deras berhadapan dengan aksi jual domestik yang signifikan. Dengan sentimen pasar yang didominasi faktor global seperti kebijakan The Fed dan data ekonomi Amerika Serikat, pergerakan saham ANTM akan sangat dipengaruhi oleh kombinasi sentimen makro dan teknikal. Bagi investor, memahami dinamika ini penting agar dapat mengambil keputusan yang tepat, apakah mengikuti arus akumulasi asing atau justru menunggu momentum yang lebih jelas.(*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Moh. Alpin Pulungan

Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).