Logo
>

Ancaman Pandemi, WHO Bongkar Patogen Baru

Ditulis oleh KabarBursa.com
Ancaman Pandemi, WHO Bongkar Patogen Baru

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengumumkan daftar patogen yang berpotensi menjadi ancaman pandemi berikutnya.

    Menurut laporan dari Nature, jumlah patogen yang dapat memicu pandemi kini mencapai lebih dari 30, termasuk influenza A, virus dengue, dan cacar monyet atau Mpox. Daftar ini dirilis pada 30 Juli 2024, berdasarkan potensi patogen untuk menyebabkan darurat kesehatan global.

    Proses penyusunan daftar ini melibatkan lebih dari 200 ilmuwan dari 54 negara, yang menghabiskan waktu hampir dua tahun untuk mengevaluasi bukti dari 1.652 spesies patogen, mayoritasnya adalah virus, dan beberapa bakteri.

    Para peneliti menilai bahwa rilis daftar patogen ini adalah pedoman penting bagi WHO. Ini akan membantu organisasi tersebut dalam menentukan prioritas untuk pengembangan terapi, diagnosis, serta vaksin.

    "Ini adalah langkah yang sangat menyeluruh," ujar Neelika Malavige, imunolog dari Universitas Sri Jayewardenepura di Kolombo, Sri Lanka, yang turut serta dalam proyek ini. Malavige menekankan perlunya peninjauan berkala terhadap daftar patogen ini untuk mempertimbangkan perubahan besar di tingkat global serta dampak perubahan iklim.

    Perubahan iklim, perambahan hutan, urbanisasi, dan perjalanan internasional adalah beberapa faktor yang perlu diperhitungkan, ujar Malavige.

    Upaya terbaru ini mengidentifikasi patogen berisiko di seluruh kelompok virus dan bakteri, memperluas cakupan evaluasi secara signifikan.

    Rencana Menghadapi Pandemi

    Di Forum Ekonomi Dunia yang digelar di Davos, Swiss, para pemimpin sektor kesehatan mendiskusikan urgensi perencanaan untuk menghadapi apa yang mereka sebut sebagai “Penyakit X” – wabah pandemi global yang belum ada namun berpotensi menjadi ancaman besar di masa depan.

    Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan pentingnya persiapan untuk mengatasi kerugian yang timbul selama pandemi Covid-19, seperti sistem kesehatan yang kewalahan dan dampak ekonomi yang signifikan.

    Apa sebenarnya Penyakit X? Istilah ini bukan merujuk pada penyakit yang sudah ada. Sebaliknya, Penyakit X adalah label hipotetis yang diadopsi WHO untuk menggambarkan penyakit menular misterius yang saat ini mungkin belum teridentifikasi dan memiliki potensi untuk menyebar luas hingga menjadi pandemi.

    Penyakit X telah ada dalam daftar prioritas WHO sejak Februari 2018, jauh sebelum pandemi Covid-19 melanda.

    Dalam upaya mempersiapkan sistem kesehatan global, WHO telah meluncurkan Cetak Biru Penelitian dan Pengembangan. Ini adalah strategi global yang dikembangkan oleh koalisi ahli, bertujuan untuk mempercepat ketersediaan tes, vaksin, dan obat-obatan yang efektif untuk mengatasi krisis kesehatan di masa depan.

    Ketua WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memimpin sesi panel di Forum Ekonomi Dunia pekan lalu, membahas langkah-langkah baru yang perlu diambil untuk menghadapi potensi pandemi yang lebih mematikan di masa depan.

    Meskipun Penyakit X saat ini belum teridentifikasi, para peneliti, ilmuwan, dan ahli kesehatan berupaya merancang rencana aksi proaktif untuk memerangi potensi virus ini dan mempersiapkan sistem kesehatan agar tetap siap jika pandemi terjadi.

    Pandemi Covid-19 mengejutkan banyak pihak, seperti yang diungkapkan BBC Future pada 2021. Namun, para ahli epidemiologi telah lama memperingatkan bahwa dunia harus bersiap menghadapi pandemi global yang mungkin terjadi.

    Sebagian besar ahli khawatir tentang kemungkinan pandemi yang bersumber dari hewan. Faktanya, 75 persen penyakit baru bersifat zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia.

    Covid-19, yang diduga berasal dari trenggiling di pasar basah di Tiongkok, adalah contoh nyata dari penyakit zoonosis yang diperparah oleh aktivitas manusia. Dampak perubahan iklim, perambahan habitat satwa liar, dan perjalanan global telah mempercepat penyebaran penyakit ini.

    Kombinasi urbanisasi, kelebihan populasi, dan perdagangan global menciptakan kondisi ideal untuk potensi pandemi di masa depan. Menurut para ahli, ini menuntut kesiapan yang lebih baik.

    Dr. Tedros mengungkapkan bahwa WHO telah memulai berbagai langkah untuk bersiap menghadapi wabah berikutnya, termasuk pembentukan dana pandemi dan “pusat transfer teknologi” di Afrika Selatan yang akan memfasilitasi produksi vaksin lokal serta mengatasi kesenjangan vaksin global.

    Laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa pada 2022 merekomendasikan untuk memperkuat sistem yang sudah ada daripada mengembangkan sistem baru. Mereka juga menekankan pentingnya pengujian sistem baru sebelum pandemi berikutnya terjadi.

    WHO pada Juni 2022 menerbitkan 10 proposal untuk memperkuat pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kesehatan secara berkelanjutan. Sistem pengawasan penyakit yang efektif dianggap krusial untuk mendeteksi wabah sebelum meluas dan menjadi sulit dikendalikan.

    Meskipun wabah tidak selalu berasal dari patogen yang sudah dikenal, WHO mengakui kemungkinan munculnya patogen baru yang belum diketahui penyebabnya. Di masa depan, diharapkan para ilmuwan dapat dengan cepat menyesuaikan "resep vaksin" untuk melindungi manusia dari penyakit baru.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi