KABARBURSA.COM - Penjabat (Pj) Bupati Jeneponto, Junaedi Bakri mengungkapkan tingginya angka kemiskinan di Butta Turatea didominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
“Secara proporsi, di Jeneponto sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Berarti sebagian besar yang miskin itu adalah saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai petani,” kata Junaedi Bakri seperti dikutip dari Kabarmakassar.com, Kamis, 2 Mei 2024.
Menurut Junaedi, masalah itu muncul lantaran dipengaruhi oleh beberapa masalah klasik yang timbul di sektor pertanian, seperti, anjloknya harga padi maupun jagung saat panen raya.
Dia mengaku, selama dirinya menjabat sebagai Pj Bupati Jeneponto, masalah tersebut kerap ia temukan. Katanya, pemerintah kurang memperhatikan hal ini.
“Karena semuanya diserahkan kepada mekanisme pasar bebas. Hukum pasar kan seperti itu, ketika suplainya tinggi pasti harga akan anjlok,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Junaedi berharap agar pemerintah harus selalu hadir di tengah-tengah persoalan di masyarakat sehingga dapat menetapkan harga pokok produksi untuk komoditi-komoditi tertentu.
Contohnya saja, jagung hibrida dengan harga Rp3.000 demikian halnya padi dan lain sebagainya.
“Kalau modalnya Rp4.000 per kilogram, maka tidak boleh pedagang membeli seharga Rp4.000 juga. Untuk persoalan ini pemerintah yang menghitung berapa HPP-nya komoditi yang dihasilkan petani, karena secara nasional juga pemerintah sudah tetapkan harga acuan sehingga kita bisa yakinkan petani tidak akan merugi,” imbuhnya.
Junaedi berkeyakinan, apabila kondisi ini dapat diperbaiki maka secara otomatis pendapatan para petani meningkat, sehingga angka kemiskinan akan menurun.
Dia pun meminta kepada Badan Perencanaan, Pembanguan Daerah (Bappeda) melakukan sesuatu sehingga angka kemiskinan yang saat ini berada diangka dua digit segera diatasi.
“Sehingga dua atau tiga tahun mendatang angka kemiskinan tersisa satu digit,” pungkasnya.
Untuk diketahui, persentase penduduk miskin di Kabupaten Jeneponto, per 30 November 2023 tercatat 13,06 persen. Jumlah ini turun 0,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13,73 persen.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.