Logo
>

Antam Naikkan Harga Emas Batangan, Kini Sentuh Rp1,439 Juta per Gram

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Antam Naikkan Harga Emas Batangan, Kini Sentuh Rp1,439 Juta per Gram

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mengalami kenaikan. Berdasarkan pantauan dari situs resmi Logam Mulia, Sabtu pagi, harga emas naik Rp10.000 menjadi Rp1.439.000 per gram. Ini merupakan kenaikan kedua dalam dua hari, setelah sebelumnya naik sebesar Rp20.000.

    Selain harga beli, harga jual kembali atau buyback emas batangan juga mengalami perubahan. Pada Sabtu, 14 September, harga buyback ditetapkan pada Rp1.285.000 per gram. Namun, transaksi penjualan emas batangan ini dikenakan potongan pajak sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 34/PMK.10/2017.

    Bagi pemilik emas batangan yang ingin menjual kembali emas ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3 persen untuk yang tidak memiliki NPWP. Pajak tersebut dipotong langsung dari total nilai transaksi buyback.

    Adapun rincian harga pecahan emas batangan pada Sabtu ini di laman Logam Mulia Antam adalah sebagai berikut:

    - 0,5 gram: Rp769.500

    - 1 gram: Rp1.439.000

    - 2 gram: Rp2.818.000

    - 3 gram: Rp4.202.000

    - 5 gram: Rp6.970.000

    - 10 gram: Rp13.885.000

    - 25 gram: Rp34.587.000

    - 50 gram: Rp69.095.000

    - 100 gram: Rp138.112.000

    - 250 gram: Rp345.015.000

    - 500 gram: Rp689.820.000

    - 1.000 gram: Rp1.379.600.000

    Selain itu, pembelian emas batangan juga dikenakan PPh 22 sesuai dengan ketentuan PMK No. 34/PMK.10/2017. Pajak pembelian emas sebesar 0,45 persen bagi pemegang NPWP dan 0,9 persen bagi non-NPWP. Setiap transaksi pembelian disertai bukti potong PPh 22, yang menegaskan bahwa pajak tersebut telah dipotong langsung dari total pembelian.

    Dengan kenaikan harga ini, emas batangan Antam tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat. Namun, para investor perlu memperhatikan ketentuan pajak yang berlaku dalam transaksi jual beli emas ini.

    Harga Emas Dunia Naik

    Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor tertinggi hari ini, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed. Kenaikan harga emas ini umumnya menjadi sentimen positif bagi emiten pertambangan emas. Namun, di pasar saham Indonesia, pergerakan saham emiten emas justru terlihat variatif.

    Penguatan harga emas sebesar 1,85 persen ke level USD2,558 per troy ounce seharusnya menjadi katalis positif bagi saham-saham perusahaan tambang emas. Logikanya, semakin tinggi harga emas, semakin menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan ini. Namun, data perdagangan hari ini menunjukkan bahwa tidak semua saham emiten emas bergerak sesuai ekspektasi.

    Saham seperti BRMS, PSAB, dan ARCI memang mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan, sejalan dengan penguatan harga emas. Hal ini menunjukkan bahwa investor mulai merespons positif terhadap sentimen kenaikan harga emas.

    Mengapa Tidak Semua Saham Mengikuti?

    Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan pergerakan saham emiten emas tidak seragam:

    • Faktor Fundamental Perusahaan: Selain harga emas, kinerja fundamental masing-masing perusahaan juga mempengaruhi pergerakan saham. Misalnya, adanya isu korporasi, proyek baru, atau perubahan kebijakan perusahaan dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap harga saham dibandingkan dengan pergerakan harga komoditas.
    • Sentimen Pasar: Sentimen pasar yang lebih luas, seperti kondisi makro ekonomi secara keseluruhan atau ekspektasi investor terhadap sektor pertambangan, juga dapat mempengaruhi pergerakan harga saham.
    • Tekanan Penjualan: Adanya tekanan penjualan dari investor institusi atau asing juga dapat menekan harga saham, meskipun harga emas sedang naik.

    Analis Berbeda Pendapat

    Para analis memiliki pandangan yang berbeda mengenai pergerakan saham emiten emas. Hendriko Gani dari Stockbit melihat bahwa penguatan harga emas akan menjadi katalis positif bagi emiten seperti BRMS, PSAB, MDKA, ANTM, dan ARCI.

    Sementara itu, Muhammad Wafi dari RHB Sekuritas Indonesia lebih spesifik merekomendasikan saham ANTM dan MDKA dengan target harga tertentu.

    Kenaikan harga emas memang menjadi sentimen positif bagi sektor pertambangan emas. Namun, pergerakan harga saham masing-masing emiten tidak selalu linier dengan pergerakan harga emas. Investor perlu melakukan analisis yang lebih mendalam terhadap fundamental masing-masing perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi.

    Melihat Kinerja ANTM

    PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadi salah satu sorotan di pasar saham Indonesia. Perusahaan pelat merah ini dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di Indonesia. Namun, di balik reputasinya, kinerja saham ANTM menunjukkan dinamika yang menarik dan kompleks.

    Valuasi Menarik, Tantangan di Aliran Kas

    Analisis mendalam terhadap valuasi ANTM menunjukkan bahwa saham ini diperdagangkan dengan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar. Hal ini mengindikasikan ekspektasi pasar yang positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan di masa depan.

    Namun, kondisi ini perlu diimbangi dengan fakta bahwa ANTM mengalami defisit dalam aliran kas bebas. Kondisi ini menjadi tanda tanya besar bagi investor, mengingat pentingnya aliran kas bebas dalam menopang pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).