Logo
>

Asing Jual BBCA Nyaris Rp500 Miliar, ini Tekanan Teknikalnya

Investor asing melepas saham BBCA senilai Rp433 miliar pada 18 Juni 2025, menekan harga ke Rp8.900. Sinyal teknikal masih menunjukkan hal ini.

Ditulis oleh Syahrianto
Asing Jual BBCA Nyaris Rp500 Miliar, ini Tekanan Teknikalnya
Billboard di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menampilkan logo BCA, emiten blue chip perbankan berkode saham BBCA. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Investor asing melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dalam jumlah besar pada perdagangan Rabu, 18 Juni 2025. 

Total penjualan bersih asing mencapai Rp433,3 miliar atau setara dengan 485,6 ribu lot. Saham BBCA pun ditutup turun tajam 1,93 persen ke level Rp8.900 per saham dengan volume perdagangan mencapai 86,27 juta saham dan nilai transaksi harian sebesar Rp770,1 miliar. 

Penurunan ini menjadi yang terbesar dalam sepekan terakhir, setelah sempat menguat pada perdagangan sebelumnya. Tekanan jual secara signifikan terlihat berasal dari broker asing besar, seperti Maybank Sekuritas Indonesia (ZP) yang mencatat penjualan Rp206,6 miliar, diikuti CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) sebesar Rp84,6 miliar dan CGS International Sekuritas Indonesia (YU) senilai Rp54,1 miliar.

Saham BBCA Tertekan di Tengah Fundamental yang Solid

Tekanan asing ini terjadi di tengah kinerja fundamental BBCA yang sebenarnya tetap solid. 

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Stockbit melalui analis Edi Chandren, laba bersih bank only BBCA pada Mei 2025 mencapai Rp5 triliun, tumbuh 12 persen secara tahunan dan 10 persen secara bulanan (month on month/mom). Total laba bank only selama Januari hingga Mei 2025 mencapai Rp25,2 triliun, meningkat 16 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. 

“Laju pertumbuhan laba ini berada di atas ekspektasi konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan laba konsolidasi hanya sebesar 6,6 persen untuk tahun 2025,” tulis Edi, dikutip Rabu, 18 Juni 2025. 

Pertumbuhan laba BBCA ditopang oleh kenaikan Net Interest Income (NII) dan Non-Interest Income (Non-II), yang masing-masing naik sekitar 7 persen secara tahunan (year on year/yoy) selama lima bulan tahun 2025. Interest income naik ke Rp8 triliun pada Mei 2025, mencerminkan peningkatan lending yield yang selaras dengan strategi perseroan. 

Sementara itu, opex tetap terjaga efisien di level 4 persen yoy, sehingga Pre-Provision Operating Profit (PPOP) tumbuh 8 persen pada periode yang sama. Termasuk dividen, pertumbuhan Non-II tercatat sebesar 22 persen yoy.

Dari sisi margin dan efisiensi, kondisi BBCA juga menunjukkan perbaikan. Net Interest Margin (NIM) pada Mei 2025 tercatat sebesar 5,86 persen, naik dari 5,56 persen pada April. Credit cost (CoC) juga membaik signifikan, turun menjadi 0,18 persen dibandingkan 0,59 persen pada bulan sebelumnya. 

Realisasi NIM selama 5M25 tercatat 5,73 persen, berada dalam kisaran panduan manajemen tahun 2025 di level 5,7–5,8 persen. Sementara itu, CoC selama lima bulan pertama tahun 2025 berada di 0,37 persen, memang masih sedikit di atas guidance tahunan sebesar 0,3 persen, namun menunjukkan tren penurunan yang positif.

Likuiditas BBCA tetap solid, terlihat dari rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang berada di kisaran 80 persen. CASA ratio juga membaik ke 83,2 persen per Mei 2025, naik dari posisi bulan sebelumnya. 

Dengan likuiditas yang relatif longgar dan efisiensi biaya operasional yang terjaga, BBCA tetap mampu mendukung pertumbuhan kredit sebesar 12 persen YoY per Mei, meskipun manajemen secara terbuka menyatakan akan menyesuaikan pertumbuhan dengan kondisi pasar yang dinamis.

Ini Sinyal Teknikal Saham BBCA

Penurunan harga BBCA hari ini juga dikonfirmasi oleh sinyal teknikal yang lemah. Berdasarkan indikator teknikal harian dari TradingView dan Investing.com, saham BBCA berada dalam kondisi strong sell

Sebanyak 11 dari 12 indikator moving average menunjukkan sinyal jual, termasuk MA5, MA10, MA20, MA100, dan MA200. Satu-satunya sinyal beli muncul pada MA50 (simple). Exponential Moving Average (EMA) untuk semua periode yang ditampilkan juga berada dalam tekanan bearish, memperkuat gambaran tren menurun.

Indikator teknikal lainnya juga menunjukkan sinyal negatif. Relative Strength Index (RSI) berada di level 44, menandakan momentum masih lemah. Stochastic (9,6) dan Commodity Channel Index (CCI) menunjukkan sinyal jual, sementara indikator Williams %R menyentuh -100, menunjukkan kondisi oversold. 

Ultimate Oscillator dan Rate of Change (ROC) pun mengarah turun. Meskipun indikator MACD memberi sinyal beli, kekuatannya tidak cukup menahan tekanan jual yang lebih luas.

Dari sisi pola candlestick, pada grafik intraday muncul formasi tekanan seperti pola Evening Doji Star dan Evening Star yang terbentuk sejak 17 Juni. Ini biasanya diartikan sebagai pola pembalikan arah dari tren naik ke tren turun. 

Sebelumnya pada 13 Juni juga teridentifikasi pola Three Black Crows, yang menandakan dominasi tekanan jual selama tiga sesi berturut-turut. 

Munculnya pola-pola ini secara konsisten mempertegas bahwa aksi distribusi yang berlangsung tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi mungkin bagian dari tren koreksi yang sedang berlangsung.

Level-level pivot BBCA pada hari ini juga menunjukkan tekanan jual masih tinggi. Harga penutupan BBCA Rp8.900 berada di bawah semua titik pivot dari metode Classic, Fibonacci, hingga Camarilla yang rata-rata berada di kisaran Rp9.050. Titik support terdekat berada di level Rp8.875 hingga Rp8.925. 

Jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus support ini, potensi penurunan bisa berlanjut menuju level psikologis lebih rendah. Di sisi lain, level resistance utama BBCA saat ini berada di area Rp9.125 hingga Rp9.175, yang perlu ditembus untuk mengonfirmasi reversal.

Grafik pergerakan harga BBCA secara intraday memperlihatkan kecenderungan sideway-to-lower dengan tekanan jual di mayoritas sesi perdagangan. Volume sempat meningkat tajam di sesi akhir hari, namun tidak diikuti dengan pergerakan harga yang signifikan. Ini mengindikasikan bahwa pembeli belum cukup kuat untuk membalikkan arah tren dalam waktu dekat.

Apa Respons yang Tepat?

Dengan kondisi teknikal yang lemah dan tekanan jual asing yang sangat besar, harga saham BBCA saat ini berada dalam fase distribusi. 

Merujuk data teknikal saham BBCA, bagi pelaku pasar dengan orientasi jangka pendek, area harga Rp8.875 hingga Rp8.900 yang kini menjadi zona support krusial dapat dijadikan titik pantauan untuk entry spekulatif. 

Namun demikian, sinyal teknikal yang masih menunjuk "strong sell" mengindikasikan bahwa risiko breakdown tetap terbuka, sehingga disarankan untuk menunggu konfirmasi pantulan valid dengan volume yang meningkat. 

Level konfirmasi teknikal pertama berada di atas Rp9.050 sebagai pivot harian, sementara untuk validasi reversal dibutuhkan penutupan harian di atas Rp9.125. 

Untuk itu, strategi yang lebih konservatif bagi trader adalah menunggu penembusan resistance atau menunggu sinyal pembalikan dari indikator momentum.

Sementara itu, bagi investor jangka panjang, tekanan harga yang didorong distribusi asing dan bukan oleh memburuknya fundamental bisa dimaknai sebagai peluang akumulasi secara bertahap. BBCA memiliki posisi keuangan yang kuat, pertumbuhan laba dua digit, dan kualitas aset yang terjaga. 

Namun untuk menjaga margin keamanan, harga ideal untuk akumulasi jangka panjang berada di rentang Rp8.700–Rp8.800 apabila tekanan lanjutan terjadi. Strategi average-down dapat diterapkan selama tidak ada revisi negatif terhadap prospek fundamental.

Respons yang tepat bagi investor ritel adalah tetap disiplin pada profil risiko masing-masing. Bagi trader intraday atau swing trader, fokus perlu diarahkan pada konfirmasi teknikal dan volume, bukan sekadar harga murah. 

Sedangkan bagi investor, penting untuk membedakan koreksi teknikal akibat sentimen dengan perubahan nilai intrinsik. (*)

Disclaimer:
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.