KABARBURSA.COM - Pembelian besar-besaran saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) oleh investor asing terjadi dalam sepekan terakhir. Pada Minggu, 14 Juli 2024, harga saham TLKM berada di Rp3.220 pada penutupan perdagangan pekan kedua Juli 2024, mencatat kenaikan 6,62 persen selama seminggu terakhir.
Pergerakan positif harga saham TLKM ini diiringi dengan aksi beli oleh investor asing, dengan net buy mencapai Rp393,53 miliar. Tim Asean TMT J.P. Morgan baru saja menaikkan peringkat rekomendasi saham TLKM pada pertengahan Juni 2024.
J.P. Morgan menilai bahwa pergerakan harga saham TLKM telah underperformance dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam 12 bulan terakhir, akibat kekhawatiran persaingan harga dan faktor pengendalian biaya. J.P. Morgan menyatakan bahwa tren koreksi ini membuat valuasi saham menjadi menarik, dengan estimasi PER 11,3 kali pada 2025, yang merupakan yang terendah dalam 6 tahun terakhir. Selain itu, Telkom memiliki nilai dividend yield lebih dari 6 persen. J.P. Morgan meningkatkan peringkat saham TLKM dari netral menjadi overweight dengan target harga Rp3.500.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, sebelumnya mengatakan bahwa jumlah pelanggan data Telkom tumbuh 11 persen secara tahunan menjadi 130 juta pada kuartal I 2024. Selama Januari hingga Maret 2024, trafik layanan data Telkom mencapai 4.711 PB, naik 14 persen. Dalam segmen fixed broadband dan FWA (fixed wireless access), jumlah pelanggan IndiHome mencapai 10,3 juta atau naik 10 persen, sementara pelanggan orbit mencapai 1,1 juta atau naik 16 persen.
Ririek juga mengungkapkan bahwa pada segmen enterprise, bandwidth naik 6 persen menjadi 3.260 Gbps dan enterprise WiFi naik 61 persen menjadi 109.100. Pada segmen wholesale, Telkom mencatat kenaikan pusat data atau data center sebesar 14 persen menjadi 32 unit dengan kapasitas IT load mencapai 42 megawatt (MW) dan okupansi 70 persen.
Sampai kuartal I 2024, Telkom memiliki 38.100 menara, meningkat 5 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan fiber to the tower (FTTT) sepanjang 36.257 km atau naik 42 persen, serta tenancy ratio sebesar 1,52 kali. Ririek menyatakan bahwa valuasi pasar Telko cenderung menurun, terutama di kawasan Asia Pasifik dan global. "Sebagai perusahaan publik, kami berupaya meningkatkan valuasi dan EBITDA (earning before interest, tax, depreciation, and amortization)," ujarnya.
Kinerja TLKM 2023
Badan usaha milik negara (BUMN) telekomunikasi itu membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3 persen sepanjang 2023 dibanding periode yang sama tahun lalu. Tercatat, laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp77,6 triliun dengan EBITDA margin pada 52,0 persen.
Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp24,6 triliun pada akhir tahun 2023. Pencapaian positif ini dikontribusi oleh usaha Data, Internet & IT Service yang meningkat 6,5 persen yoy menjadi Rp87,4 triliun. IndiHome dan layanan Interkoneksi juga mencatat pertumbuhan pendapatan masing-masing 2,7 persen dan 7,0 persen yoy.
Meski kontribusi segmen enterprise, data center & cloud, whole shale & international terus meningkat, namun segmen mobile dan consumer masih menjadi penopang utama pertumbuhan PT Telkom.
Kinerja cemerlang Telkom juga ikut ditopang oleh rugi investasi yang berkurang signifikan. Sepanjang tahun lalu, kerugian yang belum terealisasi dari investasi turun 88,38 persen menjadi hanya Rp748 miliar dari semula mencapai Rp6,44 triliun. Selanjutnya perusahaan juga mencatatkan kenaikan 884 persen atas penghasilan lain-lain yang menjadi Rp252 miliar pada tahun lalu.
Hingga akhir Desember 2023, posisi aset Telkom naik 4,30 persen menjadi Rp287,04 triliun, dengan total ekuitas naik 4,89 persen menjadi Rp156,56 triliun.
Anak perusahaan andalannya di segmen itu, Telkomsel mencatatkan kinerja positif. Tercatat total pendapatan Telkomsel sepanjang 2023, mencapai Rp102,4 triliun. Ini adalah rekor pendapatan baru, tidak hanya bagi Telkomsel, namun juga operator selular nasional. Pasalnya, pada 2022, total pendapatan Telkomsel sebesar Rp89,04 triliun atau tumbuh 1,8 persen dari periode yang sama 2021.
Melonjaknya pendapatan Telkomsel sepanjang tahun lalu, utamanya didorong oleh pertumbuhan Digital Business hingga 7,6 persen yoy menjadi Rp78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88,0 persen dari tahun sebelumnya 81,9 persen. Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) 8,7 juta pada akhir 2023. Implementasi Fixed Mobile Covergence (FMC) yang ditandai dengan penggabungan usaha IndiHome ke Telkomsel mulai menunjukkan sinyal positif.
Guna mendorong pertumbuhan, Telkomsel fokus pada produktivitas market share melalui pendekatan yang berprioritas pada pelanggan dengan mengoptimalkan prinsip Customer Value Management (CVM). Di sisi lain, efisiensi baik dari belanja modal maupun belanja operasional pun mulai dijalankan dan diproyeksikan dapat memperlihatkan hasil yang baik. Seiring dengan proses dan waktu yang terus berjalan, potensi peningkatan revenue dari sinergi keduanya dapat menunjukkan hasil yang baik. (*)