KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau naik 22 poin atau 0,30 persen ke level 7550 pada perdagangan, Selasa, 1 Oktober 2024.
Dikutip dari RTI Business pada pukul 09:00 WIB, terdapat 87 saham yang menguat, 61 saham melemah, dan 151 saham mengalami stagnan.
Di sisi lain, terdapat sejumlah saham yang menduduki top gainers. Di antaranya ialah SKBM, MRAT, ITIC, DGNS, dan MPOW. Adapun saham yang mengalami koreksi yakni CITY, CGAS, VINS, JAWA, dan DNAR.
Pembukaan IHSG pada perdagangan pagi ini merupakan kabar baik. Sebab, pada penutupan perdagangan kemarin, 30 September 2024, IHSG ditutup melemah.
"Seperti telah diduga, IHSG lanjutkan konsolidasi pada perdagangan Senin dan saat ini telah mendarat di Support MA50 yang bisa dibilang cukup kritikal. Selangkah lagi IHSG mencapai Support jk.menengah sekitar 7500 yang akan sangat menentukan kelangsungan uptrend channel ini," tulis NH Korindo Sekuritas Indonesia dalam risetnya kepada Kabarbursa.com, 1 Oktober 2024.
Dalam hal ini, NHKSI Research pun menyarankan para investor atau trader untuk wait and see terlebih dulu untuk memantau kekuatan IHSG menguji support tersebut.
IHSG Pekan Ini Diramal Terpengaruh Modal Asia Timur
Diberitakan sebelumnya, IHSG pekan ini diprediksi akan dipengaruhi modal Asia Timur. Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, kondisi tersebut akan sangat mempengaruhi para investor asing.
“Di samping indikasi profit taking, peningkatan appetite pasar terhadap pasar modal Asia Timur turut menekan IHSG sejalan dengan net sell investor asing signifikan dalam beberapa hari perdagangan terakhir,” tulis analisa Phintraco Sekuritas, Minggu, 29 September 2024.
Adapun stimulus-stimulus moneter di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Tiongkok, dinilai belum berdampak pada sektor manufaktur dalam negeri di bulan September 2024 ini. Adapun Indeks Manufaktur Indonesia diperkirakan masih berada di level 49.5 pada September ini.
“Indeks manufaktur Indonesia diperkirakan berada di 49.5 di September 2024, naik terbatas dari 48.9 di Agustus 2024,” tulis Phintraco.
Selanjutnya, harga-harga terindikasi mengalami kenaikan di September 2024 dari kenaikan inflasi inti ke 2,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di September 2024 dari 2,02 persen yoy di Agustus 2024.
Sementara pada penutupan indeks-indeks Wall Street Jumat, 26 September 2024, berakhir beragam. Meski demikian, DJIA (+0.33 persen) berhasil membukukan level tertinggi baru di akhir pekan kemarin.
Adapun sentimen lainnya berasal dari indikasi perlambatan inflasi dari penurunan Personal Consumption Expenditure (PCE) ke 2,2 persen yoy di Agustus 2024 dari 2,5 persen yoy di Juli 2024.
“Data ini memvalidasi agresivitas pemangkasan suku bunga the Fed dalam FOMC terakhir,” jelasnya.
Sementara, indeks-indeks di Eropa melanjutkan penguatan di Jumat kemarin. Penguatan ditopang oleh rally harga saham-saham luxury goods menyusul ekspektasi peningkatan demand dari Tiongkok pasca stimulus moneter oleh PBOC pada pekan lalu.
Sementara itu Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia, Liza Camelia memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih wait and see pada pekan depan.
Menurut Liza, IHSG pada pekan depan berpotensi pullback atau konsolidasi ke arah support 7.700.
IHSG saya rasa masih di posisi wait n see atau bahkan harus siap-siap untuk sedikit pullback atau konsolidasi ke arah support ke 7700 kemudian 7650, 7630, sampai 7550,” jelas dia kepada KabarBursa.com, dikutip Sabtu, 28 September 2024.
Tapi seandainya IHSG harus sampai mendarat di level 7500, Liza menyatakan hal ini masih belum mengganggu tren naik jangka menengah yang berlangsung sejak Juni 2024.
“Lalu kalau pun IHSG masih harus jatuh ke situ, sentimen positif dari market regional itu kurang bagus, sehingga kita harus turun dulu, justru saat itu bisa digunakan untuk kesempatan buy on back,” terangnya.
Di sisi lain, Liza menjelaskan sentimen yang perlu diperhatikan pada pekan depan ialah data ketenagakerjaan yang bakal dirilis oleh Amerika Serikat (AS).
Kelompok Saham Unggulan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan ini dibuka melemah 24,73 poin atau 0,32 persen ke posisi 7.672,18. Sementara itu, kelompok saham unggulan LQ45 juga terkoreksi 3,75 poin atau 0,39 persen menjadi 956,18.
Pergerakan IHSG diprediksi akan bervariasi di tengah antisipasi pasar terhadap rilis data inflasi dan indeks manufaktur (PMI) Indonesia yang dijadwalkan minggu ini.
Menurut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas, dinamika pasar keuangan dalam negeri sepanjang pekan ini kemungkinan besar akan didominasi oleh fluktuasi yang dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah, serta berbagai data ekonomi dari dalam dan luar negeri.
“Faktor eksternal seperti kabar terbaru dari Amerika Serikat (AS) dan China turut memengaruhi sentimen investor, yang menyebabkan terjadinya pelemahan pada rupiah dan IHSG pekan lalu,” jelas tim riset dalam kajiannya di Jakarta, Senin 30 September 2024.(*)