Logo
>

Bakrie & Brothers Raih Laba Bersih Rp636,2 Miliar di Kuartal III-2024

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bakrie & Brothers Raih Laba Bersih Rp636,2 Miliar di Kuartal III-2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melaporkan pencapaian laba bersih yang signifikan pada kuartal ketiga tahun 2024, yaitu sebesar Rp636,2 miliar.

    Angka ini mencerminkan pertumbuhan luar biasa sebesar 416,76 persen dibandingkan dengan laba bersih yang tercatat pada kuartal ketiga tahun lalu, yaitu Rp123,1 miliar.

    Selain laba, perusahaan juga berhasil mengurangi liabilitasnya hingga 38 persen di kuartal ini, yang tercatat sebesar Rp2,75 triliun, berkurang signifikan dari Rp4,4 triliun pada tahun sebelumnya.

    Peningkatan juga terlihat pada ekuitas perusahaan, yang naik 62,7 persen menjadi Rp4,32 triliun dibandingkan dengan Rp2,66 triliun pada kuartal yang sama di tahun lalu.

    Namun, di tengah pencapaian ini, BNBR mengalami penurunan pendapatan sebesar 11,6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meskipun demikian, perusahaan tetap menunjukkan kinerja yang positif dengan peningkatan gross profit sebesar 6,8 persen dan operating profit yang naik 1 persen.

    Direktur Utama BNBR, Anindya Novyan Bakrie mengatakan bahwa perusahaan kini memiliki rasio utang yang lebih sehat, beban keuangan yang lebih ringan, serta arus kas yang lebih kuat.

    “Kenaikan EBITDA dibandingkan periode sebelumnya menunjukkan performa positif kami, serta lonjakan laba bersih yang signifikan berkat pelepasan salah satu aset yang digunakan untuk menyelesaikan utang,” jelas Anindya Bakrie dalam keterangan resmi yang dikutip, Senin, 28 Oktober 2024.

    Direktur Keuangan BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan bahwa kondisi neraca perusahaan saat ini jauh lebih ramping dan sehat. Proses restrukturisasi yang telah berlangsung selama beberapa tahun, ditambah dengan pelaksanaan aksi korporasi kuasi reorganisasi yang efektif sejak 22 Agustus 2024, menandai langkah besar bagi perusahaan.

    Katanya, dalam waktu dekat, BNBR juga akan melaksanakan tahapan akhir dari aksi korporasi berupa private placement.

    “Untuk melaksanakan private placement ini, BNBR akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa untuk meminta persetujuan dari para pemegang saham. Private placement yang merupakan konversi utang ini adalah langkah terakhir dalam agenda perusahaan, karena dengan selesainya restrukturisasi utang, BNBR tidak lagi memiliki kewajiban jangka panjang yang signifikan yang telah jatuh tempo,” ujar Roy.

    Dengan langkah-langkah restrukturisasi ini, rasio utang terhadap aset BNBR turun menjadi 39 persen, dari sebelumnya 63 persen di akhir tahun lalu. Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas juga menunjukkan penurunan yang signifikan, yaitu menjadi 64 persen dibandingkan dengan 167 persen pada akhir 2023.

    Per 30 September, BNBR juga berhasil menghapus defisit laba ditahan yang sebelumnya mencapai Rp19,5 triliun, sehingga mencatatkan laba ditahan sebesar Rp636,3 miliar. Pencapaian ini merupakan hasil dari upaya perusahaan dalam melaksanakan aksi korporasi kuasi reorganisasi.

    “Setelah langkah ini, kami akan fokus pada penguatan operasional di seluruh sektor unit usaha kami, termasuk pengembangan bisnis baru melalui proyek-proyek strategis,” pungkas Roy.

    Laba Bersih PNBN Turun 18,98 Persen

    Sementara itu, PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) mengumumkan laporan keuangan Kuartal III 2024 dengan laba bersih yang mengalami penurunan sebesar 18,98 persen menjadi Rp2,30 triliun, dari Rp2,83 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo, menyebut penurunan laba ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga sepanjang 2024 yang menekan Net Interest Margin (NIM) menjadi 4,44 persen, turun dari 5,06 persen pada Kuartal III 2023. Selain itu, biaya penyisihan penghapusan kredit tercatat sebesar Rp902,99 miliar hingga kuartal tersebut.

    Herwidayatmo menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit didorong oleh segmen ritel, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), yang tumbuh 6,47 persen dan segmen komersial yang naik 3,84 persen. Saat ini, porsi kredit ritel dan komersial mencapai 56,43 persen dari total kredit, sisanya berada di segmen korporasi.

    Likuiditas PaninBank tetap solid dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5,41 persen menjadi Rp153,08 triliun dan rasio CASA mencapai 42,99 persen. Di sisi permodalan, bank juga telah mencapai Rp52,2 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 34,08 persen, dan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) di level optimal 91,78 persen.

    Pada awal Oktober 2024, PaninBank menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Tahap II senilai Rp3,91 triliun yang akan digunakan untuk modal kerja dalam pemberian kredit. Selain itu, bank berhasil mempertahankan kualitas kredit dengan menurunkan Non-Performing Loan (NPL) gross menjadi 3,17 per, dibandingkan 3,70 persen pada periode yang sama tahun lalu, dan NPL net tetap di 1,09 persen.

    Total aset konsolidasi PaninBank per 30 September 2024 mencapai Rp230,6 triliun, tumbuh 3,86 persen secara tahunan, sementara total kredit naik tipis 0,35 persen menjadi Rp149,02 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2023. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi