Logo
>

Bangun Pabrik Alkali, Segini Capex yang Dipakai TPIA

Komitmen Chandra Asri tidak hanya pada penguatan sektor industri, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ditulis oleh Yunila Wati
Bangun Pabrik Alkali, Segini Capex yang Dipakai TPIA
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Foto: Dok TPIA

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), diketahui sedang membangun pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Kota Cilegon, Banten. Proyek ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat industri petrokimia nasional sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku penting. 

    Pabrik yang dikelola oleh anak usaha PT Chandra Asri Alkali (CAA) ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), yang diharapkan memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia.

    Dengan investasi senilai Rp15 triliun, pembangunan pabrik oleh perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu ini akan menciptakan peluang kerja bagi 3.000 tenaga kerja selama masa konstruksi dan menyerap sekitar 250 tenaga kerja tetap setelah mulai beroperasi pada 2027. 

    Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra, menyatakan bahwa investasi ini sejalan dengan pengalaman panjang perusahaan dalam industri petrokimia nasional selama lebih dari tiga dekade. 

    Komitmen Chandra Asri tidak hanya pada penguatan sektor industri, tetapi juga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

    Pabrik CA-EDC ini akan memiliki kapasitas produksi sebesar 400.000 ton per tahun untuk soda kaustik padat atau 827.000 ton dalam bentuk cair, serta 500.000 ton per tahun untuk ethylene dichloride (EDC). 

    Dengan beroperasinya pabrik ini, ketergantungan Indonesia terhadap impor chlor alkali diperkirakan dapat ditekan hingga Rp4,9 triliun per tahun. Sementara itu, seluruh produksi EDC akan diekspor dengan potensi menambah devisa negara hingga Rp5 triliun per tahun.

    Soda kaustik yang dihasilkan dari pabrik ini memiliki berbagai manfaat strategis, termasuk untuk pengolahan air industri, produksi sabun dan deterjen, serta pemurnian alumina. 

    Tak hanya itu, chlor alkali juga memiliki peran penting dalam pemurnian nikel yang menjadi komponen utama dalam industri kendaraan listrik, sehingga proyek ini berkontribusi dalam memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai industri global.

    Ethylene dichloride sendiri merupakan bahan kimia dengan permintaan tinggi di tingkat regional karena digunakan dalam produksi Polyvinyl Chloride (PVC), material yang sangat penting dalam industri konstruksi. 

    Selain itu, aplikasi soda kaustik sangat berperan dalam industri pulp dan kertas, membantu meningkatkan kualitas produk dengan mempermudah proses pemutihan dan penghilangan tinta dalam pembuatan kertas daur ulang.

    Untuk merealisasikan proyek ini, Chandra Asri Group telah mengalokasikan belanja modal sebesar USD350 juta hingga USD400 juta atau setara Rp5,5 triliun hingga Rp6,3 triliun pada 2025. 

    Dengan investasi besar ini, Chandra Asri tidak hanya memperkuat industrinya, tetapi juga berkontribusi terhadap program hilirisasi pemerintah, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan mencapai 8 persen di masa mendatang.

    Sebanyak 62,5 Persen Capex 2025 Terserap

    PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp8,8 triliun pada 2025, yang difokuskan untuk pembangunan pabrik klor-alkali (CA) dan ethylene dichloride (EDC) melalui anak usahanya, PT BP Chandra Asri Alkali.

    Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group Edi Rivai, menyampaikan bahwa tahun ini perseroan hanya mengalokasikan belanja operasional (opex) untuk kegiatan operasional biasa, sementara belanja modal diarahkan khusus untuk proyek pembangunan pabrik tersebut. 

    Dari total capex yang disiapkan, sekitar Rp5,5 triliun hingga Rp6,3 triliun akan digunakan untuk membangun pabrik alkali.

    Jika dihitung secara persentase, penggunaan capex untuk proyek ini berada dalam kisaran 62,5 persen hingga 71,6 persen dari total capex 2025. Perhitungan ini didasarkan pada formula:

    Persentase penggunaan capex=(Capex untuk pabrik alkali : Total capex 2025​)×100%

    Dengan total capex Rp8,8 triliun dan alokasi Rp5,5 triliun–Rp6,3 triliun untuk pembangunan pabrik alkali, maka persentase penggunaan capex untuk pabrik alkali berada dalam rentang 62,5 persen hingga 71,6 persen dari total capex tahun 2025. 

    Dengan demikian, mayoritas belanja modal TPIA tahun ini akan terserap untuk proyek strategis ini, yang diharapkan mampu memperkuat ketahanan industri petrokimia nasional dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor chlor-alkali.

    Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan hari ini, saham TPIA tampak melesat cepat dengan kenaikan signifikan sebesar 12,90 persen atau setara dengan 700 poin, menembus level Rp6.125.

    Volume transaksi cukup besar dengan nilai perdagangan mencapai Rp197,2 miliar. Investor asing tercatat lebih banyak melakukan pembelian bersih (net foreign buy) sebesar Rp27,9 miliar (Rp65,8 miliar - Rp37,9 miliar), menunjukkan minat investor global terhadap saham ini.

    Pergerakan harga yang mendekati level ARA (Auto Reject Atas) mengindikasikan adanya sentimen positif yang kuat, kemungkinan dipengaruhi oleh berita ekspansi bisnis dan pembangunan pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79