KABARBURSA.COM - Kinerja PT Bank Jago Tbk (ARTO) diproyeksikan bakal positif terlebih adanya sentimen penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).
Pengamat pasar modal, Wahyu Tri Laksono mengatakan Proyeksi kinerja kredit Bank Jago pada kuartal II 2025 cenderung positif. Menurutnya, penurunan suku bunga bisa membuat pinjaman kredit Bank Jago semakin terjangkau.
"Suku bunga kredit yang lebih rendah membuat pinjaman menjadi lebih terjangkau bagi individu dan korporasi, mendorong pertumbuhan permintaan kredit," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Rabu, 11 Juni 2025.
Wahyu menyebut kebijakan moneter yang lebih longgar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan meningkatkan aktivitas bisnis dan kebutuhan akan pembiayaan.
"Likuiditas di pasar akan semakin longgar, memberikan ruang bagi perbankan untuk menyalurkan kredit lebih banyak," kata dia.
Meskipun BI, memangkas proyeksi pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan di 2025 menjadi 8-11 persen dari sebelumnya 11-13 persen, lanjut Wahyu, Bank Jago, mungkin dapat melampaui rata-rata industri bank digital.
"Terutama dengan sentimen suku bunga yang lebih rendah," pungkasnya.
Mengutip siaran pers perusahaan, pada kuartal I 2025 penyaluran kredit Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42 persen yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I 2025 mencapai Rp 20,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 14,3 triliun.
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun.
Selain itu, Bank Jago memiliki rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Selain itu, Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp 22 miliar.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada pada 94 persen.
Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung mengatakan pencapaian pada kuartal I 2025 merupakan bukti pihaknya fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik.
"Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan," kata dia.
Adapun per kuartal I 2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak 9 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun per Maret 2024.
Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp 9,9 triliun.
"Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada," jelas Arief. (*)