KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri Persero Tbk optimistis menghadapi paruh kedua 2024, setelah bank dengan kode saham BMRI itu menempati posisi puncak dalam Fortune Indonesia 100.
Capaian tersebut didapat setelah Fortune Indonesia mencatat Bank Mandiri sebagai perusahaan dengan aset terbesar di Indonesia. Dalam data yang dirangkum oleh Fortune Indonesia, pada 2023 Bank Mandiri tercatat memiliki total aset sebesar Rp2.174,21 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menegaskan, dalam menghadapi paruh kedua tahun 2024, pihaknya optimis dapat melanjutkan tren positif dengan fokus pada penguatan posisi pasar, peningkatan kualitas layanan, dan inovasi produk.
Salah satu inisiatif yang tengah digalakkan adalah pengembangan solusi keuangan berbasis teknologi, yang tidak hanya memudahkan nasabah, namun juga memberikan keunggulan kompetitif bagi Bank Mandiri dalam persaingan di industri.
"Kami akan terus berinovasi dan mengembangkan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, serta berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi nasional berbasis kerakyatan," kata Darmawan dalam keterangannya dikutip Sabtu, 17 Agustus 2024.
Adapun pertumbuhan bisnis Bank Mandiri sendiri menguat hingga paruh pertama 2024. Dari sisi total aset, pada kuartal II 2024 Bank Mandiri mendorong perolehan aset menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi, naik 15 persen secara year on year (YoY).
Darmawan Junaidi menjelaskan, hal ini ikut didorong oleh penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp1.532 triliun pada kuartal II 2024, tumbuh 20,5 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri perbankan yang tumbuh sebesar 12,36 persen YoY per Juni 2024.
Realisasi kredit tersebut turut diikuti oleh pencapaian laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi yang tumbuh 5,23 persen YoY menjadi Rp26,6 triliun pada akhir Kuartal II 2024.
"Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah, guna mencapai hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah," kata Darmawan.
Selain itu, Bank Mandiri juga berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) dari 1,53 persen menjadi 1,01persen.
Penurunan itu menunjukkan pengelolaan risiko yang efektif oleh Bank Mandiri dalam menjaga kualitas kredit di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Fungsi intermediasi tersebut diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 15,4 persen YoY menjadi Rp1.651 triliun di Kuartal II 2024.
Darmawan menuturkan, pertumbuhan DPK yang positif didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 23 persen YoY menjadi Rp612 triliun dan tabungan yang meningkat 13,4 persen YoY menjadi Rp626 triliun.
Pertumbuhan tersebut pun berkontribusi mendorong komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) terus meningkat mencapai 79,7 persen secara bank only, level tertinggi dalam sejarah Bank Mandiri. Pencapaian tersebut, ikut berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 2,08 persen .
"Dengan aset yang terus bertumbuh dan kinerja yang semakin kuat, kami berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional dan memenuhi kebutuhan nasabah dengan layanan yang inovatif dan berkualitas,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, Bank Mandiri juga berhasil menjadi pemimpin pembiayaan hijau pada kuartal II 2024 dengan pangsa pasar yang tinggi.
Pada kuartal II 2024, bank bersandi saham BMRI ini menjadi market leader dalam green portfolio dengan pangsa pasar lebih dari 30 persen dibandingkan empat bank besar di Indonesia.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar mengatakan dalam mendorong transisi nasabah menuju ekonomi rendah karbon, pihaknya terus berinovasi dalam mengeluarkan beberapa pendanaan produk finansial berkelanjutan untuk berbagai segmen yang berbeda.
“Pada segmen wholesale kami memiliki produk, seperti Sustainability-Linked Loan dan Corporate-in-Transition Financing,” ujar dia dalam keterangannya, Rabu, 14 Agustus 2024.
Di sisi lain, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri mengalami pertumbuhan pesat hingga akhir Juni 2024 yang mencapai Rp278 triliun atau meningkat 14,7 persen secara year-on-year (yoy).
Secara lebih rinci, dari total portofolio berkelanjutan yang dicapai Bank Mandiri terdiri dari portofolio hijau yang naik 20,4 persen yoymenjadi Rp139 triliun dan portofolio sosial yang naik 9,5 persen secara yoymenjadi Rp139 triliun.
Pendorong utama dari pertumbuhan dari portofolio hijau berasal dari Green Building, Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) Hayati, Energi Terbarukan, serta Produk Ramah Lingkungan.
Alexandra menambahkan, portofolio berkelanjutan di Bank Mandiri menerapkan client-centered approach.
Di mana, kata dia, pihaknya telah membentuk ESG Center for Clients yang menyediakan fungsi ESG advisory untuk nasabah dan sebagai inkubator untuk meningkatkan capability ESG Expertise kepada relationship manager.
Dengan demikian fungsi ini dapat menjadi akselerator untuk nasabah dengan memberikan solusi, konsultasi terkait ESG, dan bagaimana nasabah bisa bersama-sama melakukan transisi ke arah bisnis yang lebih rendah karbon.
Pada segmen ritel, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan kepada UMKM, Kendaraan Berbasis Listrik, maupun KPR Hijau dengan total pembiayaan Rp 127 triliun.
Adapun pinjaman kredit yang disalurkan untuk pengelolaan SDA hayati dan penggunaan lahan berkelanjutan mencapai Rp108,7 triliun atau tumbuh 13,6 persen yoy. Selain itu, dukungan untuk pembiayaan kategori energi terbarukan mencapai Rp10,1 triliun yang juga tumbuh sebesar 13,6 persen.