KABARBURSA.COM-Kementerian Keuangan secara blak-blakan membahas tentang banjir bantuan sosial (bansos) dan bantuan langsung tunai (BLT) menjelang akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo di tahun 2024.
"Dalam hal bansos, sesuai dengan arahan Presiden dan beberapa menteri, kita akan terus melakukan evaluasi," ungkap Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata, dalam Konferensi Pers APBN KiTA secara virtual pada Kamis 22 Februari 2024.
Isa menjelaskan bahwa ada beberapa jenis bansos dan BLT yang akan disalurkan oleh pemerintah, termasuk rencana perpanjangan bantuan pangan hingga Juni 2024.
Pertama, terdapat bansos berupa beras 10 kg per keluarga yang akan menghabiskan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp17,5 triliun. Isa menyebutkan bahwa sekitar 18,8 juta keluarga penerima manfaat (KPM) akan menerima bansos ini.
Tidak hanya itu, dia juga mengungkapkan adanya tambahan bantuan berupa daging ayam dan telur untuk keluarga dengan balita stunting dalam program bantuan pangan tersebut. Namun, penyesuaian ini ditegaskan tidak akan menambah beban anggaran.
Kedua, ada BLT yang akan diberikan untuk periode Januari 2024 hingga Maret 2024. Isa menjelaskan bahwa anggaran BLT Cs diambil dari cadangan belanja bansos yang telah disiapkan setiap tahun.
Meskipun demikian, Isa belum dapat memastikan apakah BLT berupa uang tunai tersebut akan diperpanjang setelah Maret 2024 atau tidak.
"BLT saat ini sudah diputuskan untuk 3 bulan pertama (Januari 2024-Maret 2024), setelah itu akan dilakukan evaluasi kembali. Anggaran BLT mencapai Rp11,3 triliun," jelas Isa.
Pada awal tahun ini, Presiden Jokowi mengumumkan BLT baru dengan besaran yang mirip dengan BLT El Nino yang diberikan pada November 2023-Desember 2023, yakni sebesar Rp200 ribu per bulan untuk setiap KPM.
Di sisi lain, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, memberikan penjelasan mengenai dampak dari banjir bansos dan BLT tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, dampaknya baru akan terlihat pada rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 mendatang.
"Jika kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi dalam pos-pos pengeluaran dalam APBN memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi, tentu bansos memberikan dampak terhadap konsumsi masyarakat," ungkap Suahasil.
"Kami berharap konsumsi masyarakat meningkat dan daya beli tetap stabil. Ini akan memberikan dorongan positif terhadap konsumsi rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi kita," tambahnya.
Suahasil berharap bahwa efek dari banjir bansos hingga keramaian Pemilu 2024 akan terasa pada kuartal I 2024. Dia menargetkan pertumbuhan ekonomi tetap berada di atas 5 persen.