Logo
>

Banyak Katalis, Kapan Waktu Tepat Beli Saham TLKM?

Buyback, dividen jumbo, manajemen baru, dan sinergi Danantara jadi katalis utama yang perlu dicermati investor sebelum beli saham Telkom (TLKM).

Ditulis oleh Desty Luthfiani
Banyak Katalis, Kapan Waktu Tepat Beli Saham TLKM?
Gedung Telkom Indonesia di Jakarta. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau (TLKM) melakukan aksi korporasi besar-besaran dengan pembagian dividen dan pembelian kembali (buyback) saham. 

    Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Selasa, 27 Mei 2025, pemilik saham Telkom menyetujui dividen Rp21,04 triliun dan buyback saham Rp3 triliun.

    Analis pasar modal dari Traderindo, Wahyu Laksono menilai langkah ini sebagai sinyal kuat dari manajemen terhadap kesehatan fundamental perusahaan, sekaligus daya tarik bagi investor yang berfokus pada pendapatan dividen.

    “Sebagai dividend hunter, waktu terbaik untuk masuk ke saham TLKM adalah sebelum cum date. Setelah cum date, harga biasanya akan turun mengikuti nilai dividen," ujar Wahyu kepada Kabarbursa.com pada Kamis, 29 Mei 2025.

    Ia mengatakan penting memantau pengumuman resmi dari Telkom atau Bursa Efek Indonesia (BEI) soal jadwal cum dan ex date-nya.

    Lebih lanjut, Wahyu mengomentari penunjukan dua figur penting dalam jajaran manajemen baru Telkom: Dian Siswarini, mantan petinggi XL Axiata sebagai Direktur Utama dan Angga Raka Prabowo dari Partai Gerindra sebagai komisaris utama Telkom dalam RUPST tersebut.

    “Penunjukan Dian Siswarini bisa menjadi sinyal kuat arah transformasi digital Telkom karena dia membawa pengalaman dari operator kompetitor. Sementara masuknya Angga Raka mungkin merefleksikan sisi tata kelola dan hubungan dengan pemangku kepentingan. Keduanya bisa menjadi kombinasi yang saling melengkapi jika dijalankan dengan sinergis,” ujar dia.

    Telkom juga menjadi perhatian setelah muncul kabar soal kemungkinan suntikan atau pengelolaan oleh Danantara, entitas pemerintah yang berperan dalam sinergi BUMN. Wahyu melihat hal ini sebagai peluang sekaligus tantangan.

    “Kalau Danantara bisa mendorong efisiensi dan proyek strategis antar BUMN, ini bisa menjadi katalis positif. Tapi risiko intervensi non-komersial juga ada, dan perlu dilihat bagaimana mekanisme kerja samanya nanti. Apakah sebagai investor murni atau lebih mengarahkan kebijakan,” ujarnya.

    Terkait aksi buyback sebesar Rp3 Triliun yang dilakukan bersamaan dengan pembagian dividen jumbo Rp212 per lembarnya, Wahyu menilai hal itu menunjukkan kekuatan kas dan kepercayaan manajemen terhadap valuasi saham TLKM.

    Buyback dan dividen bukan hal yang membingungkan. Justru saling melengkapi. Dividen memberikan cash langsung, buyback meningkatkan EPS. Ini sinyal Telkom punya posisi kas yang kuat dan manajemen yang pro-pemegang saham. Bagi dividend hunter, ini jelas kabar baik,”papar dia.

    Soal valuasi saham TLKM, yang pada tahun 2022 sempat menyentuh level Rp4.000 dan kini masih berada di kisaran Rp2.800, Wahyu mengingatkan bahwa pemulihan harga akan sangat tergantung pada faktor fundamental dan sentimen pasar.

    “Kembalinya harga ke Rp4.000 bisa saja terjadi, terutama kalau Danantara berhasil mendorong sinergi, dan kinerja Telkom membaik. Tapi harus diingat, level Rp4.000 pada 2022 mencerminkan ekspektasi dan kondisi pasar saat itu. Sekarang konteksnya berbeda,” ujar dia.

    Dari sisi teknikal, Wahyu melihat adanya potensi rebound jangka menengah hingga panjang dari level terendah sebelumnya.

    Rebound dari low Rp2.050 di April 2025 ini wajar secara teknikal karena valuasi waktu itu sudah oversold. Saat ini saham sudah naik ke atas Rp2.800. Jadi masih terbuka peluang ke Rp4.000, bahkan menguji level double top 4.840 seperti Agustus 2017 dan April 2022,”ungkapnya.

    Wahyu menambahkan bahwa bagi investor ritel, strategi kombinasi dividen dan buyback adalah langkah yang patut diapresiasi, bukan disalahpahami.

    Wahyu melihat dari sudut pandang investor pemula, mungkin ada kebingungan soal kenapa dananya tidak semua untuk ekspansi. Tapi bagi yang paham keuangan perusahaan, ini justru sinyal sehat. 

    Telkom menunjukkan bahwa mereka bisa memberi return langsung ke investor, sambil tetap punya ruang untuk investasi.

    Dengan berbagai katalis yang sedang berkembang, termasuk pergantian manajemen, strategi buyback, dividen jumbo, dan kemungkinan sinergi melalui Danantara, saham TLKM dipandang masih menyimpan potensi pertumbuhan menarik ke depan. 

    Namun demikian, investor tetap disarankan untuk memperhatikan kinerja keuangan dan arah kebijakan manajemen ke depan sebagai indikator utama. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".