KABARBURSA.COM - PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MDIY) baru saja menjalan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Akan tetapi, jajaran direksinya melepas beberapa jumlah saham ke publik. Apa tujuannya?
Dalam keterangan resmi yang dikutip pada Kamis, 26 Desember 2024, Darwin Cyril Noerhadi, mantan CEO Bursa Efek Jakarta (BEJ) sekaligus figur berpengaruh di industri keuangan, mengambil langkah signifikan dengan melepas sebagian kepemilikan sahamnya di PT Daya Intiguna Yasa Tbk (MR DIY).
Dalam transaksi yang selesai pada Kamis, 19 Desember 2024, Darwin menjual 52,14 juta saham perseroan dengan harga Rp1.735 per lembar, yang tercatat meningkat sebesar 5,15 persen dibandingkan harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp1.650 per saham. Dari transaksi tersebut, Darwin berhasil mengamankan dana segar sebesar Rp90,46 miliar.
Langkah divestasi ini berdampak pada pengurangan porsi kepemilikan saham Darwin dari 573,58 juta lembar (setara dengan 2,28 persen) menjadi 521,44 juta lembar (atau 2,07 persen). Penurunan kepemilikan sebesar 0,2 persen ini sejalan dengan klaim perseroan yang menyebut langkah tersebut bertujuan meningkatkan partisipasi publik dalam kepemilikan saham.
Direktur MR DIY Rika Juniaty Tanzil, mengonfirmasi bahwa divestasi tersebut merupakan strategi untuk mendorong keterlibatan lebih luas dari kalangan investor publik.
Tidak hanya Darwin, aksi serupa juga dilakukan oleh Presiden Direktur MR DIY Edwin Cheah Yew Hong. Edwin, yang merupakan warga negara Malaysia, menjual 4,53 juta lembar saham dengan harga Rp1.735 per saham, menghasilkan dana senilai Rp7,86 miliar.
Sebelum penjualan, Edwin sempat membeli kembali saham MR DIY, masing-masing sebanyak 60.000 lembar dengan harga Rp1.680 dan Rp1.700 per saham, dengan nilai transaksi berturut-turut Rp100,8 juta dan Rp102 juta. Setelah serangkaian transaksi tersebut, jumlah saham Edwin berkurang dari 49,87 juta lembar (0,198 persen) menjadi 45,34 juta lembar (0,18 persen).
Langkah strategis ini menunjukkan upaya MR DIY untuk menciptakan keterbukaan yang lebih luas dalam struktur kepemilikan perusahaan. Dalam konteks pasar modal, upaya ini mencerminkan optimisme perseroan terhadap prospek pertumbuhan dan potensi keterlibatan investor ritel dalam jangka panjang.
Langkah-langkah divestasi oleh para pemangku kepentingan utama ini sekaligus menandakan keseriusan perseroan dalam menjaga hubungan yang baik dengan komunitas investor dan memperkuat posisi MR DIY di pasar saham Indonesia.
Saham Sempat Lesu Sebelum Akhirnya Melesat
Sebelumnya sempat diberitakan, saham MDIY berada di zona merah sesaat setelah menggelar IPO, Kamis, 19 Desember 2025.
Komisaris MDIY Darwin Cyril Noerhadi, menjelaskan turunnya saham MDIY pada pembukaan pagi ini dikarenakan kondisi pasar global yang juga tengah menurun.
"Pasar global kan turun, ya itu pastikan terdampak. Sekarang kan juga masih berlangsung,” kata Darwin kepada awak media di Gedung Bursa Efek Indonesia, Kamis, 19 Desember 2024.
Kendati begitu, Darwin tetap optimistis kinerja saham MDIY segera membaik dalam waktu dekat. Karena, menurutnya, para investor masih terus memantau pergerakan saham MDIY guna mengambil keputusan.
Dan benar saja, sesaat kemudian saham MDIY mencatatkan kenaikan yang signifikan sebesar 8,48 persen, dengan harga saham yang mencapai Rp1.790 per lembar, naik Rp140 dari harga penutupan sebelumnya yang tercatat di Rp1.650.
Berdasarkan data perdagangan Stockbit, pada sesi perdagangan perdananya, saham MDIY dibuka pada harga Rp1.550 dan mencapai level tertinggi di angka Rp1.900.
Adapun harga terendah yang tercatat hari ini adalah Rp1.240. Saham MDIY memiliki volume perdagangan yang cukup aktif, dengan total volume mencapai 369,63 juta saham, dan tercatat ada 3.697.000 lot yang diperdagangkan sepanjang hari ini.
Pergerakan harga saham ini turut didorong oleh nilai transaksi yang mencapai Rp620,2 miliar. Saham MDIY juga berada pada posisi ARA (Auto Rejection Atas) di harga Rp2.060, namun di sisi lain harga ARB (Auto Rejection Bawah) tercatat di Rp1.240.
Dengan kenaikan harga yang signifikan ini, PT Daya Intiguna Yasa Tbk menjadi sorotan pasar, terutama dengan potensi kenaikan harga yang masih terbuka mengingat volume dan likuiditas yang terjaga. Para investor tampaknya menyambut positif perkembangan terbaru dari emiten ini.
Rencana Ambisius MDIY 2025
Pengelola jaringan ritel MR DIY di Indonesia ini telah mempersiapkan langkah besar dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 19 Desember 2024. Debut ini menandai MDIY sebagai perusahaan tercatat ke-40 di BEI pada tahun 2024, sekaligus menjadi emiten terakhir yang melakukan pencatatan saham pada tahun ini.
Dalam rangka penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) ini, MDIY mematok harga saham sebesar Rp1.650 per lembar, yang berada pada batas bawah kisaran harga penawaran sebelumnya, yakni antara Rp1.650 hingga Rp1.870 per saham.
Total saham yang ditawarkan dalam IPO ini adalah 2.519.039.400 saham, dengan rincian 2.267.135.400 saham berasal dari pemegang saham penjual, Azara Alpina Sdn Bhd, yang mewakili 9 persen dari modal disetor perseroan, dan 251.904.000 saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.