KABARBURSA.COM - Harga minyak anjlok pada Jumat pagi ketika investor bereaksi terhadap pernyataan pejabat Federal Reserve AS yang menyatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga, ditambah dengan lonjakan tiba-tiba dalam stok bensin AS yang membebani pasar.
Mengutip laporan Reuters, Jumat 31 Mei 2024, kontrak berjangka Brent terpangkas 12 sen, atau 0,15 persen, diperdagangkan pada USD81,74 per barel pada pukul 0008 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menyusut 17 sen, atau 0,22 persen, menjadi USD77,74.
Presiden Federal Reserve Dallas, Lorie Logan, menegaskan kekhawatirannya terhadap risiko inflasi yang meningkat meskipun ada pelonggaran baru-baru ini. Ia memperingatkan bahwa bank sentral AS harus tetap fleksibel dan mempertimbangkan semua opsi sambil memantau data untuk menentukan respons yang tepat.
“Sangat penting bahwa kita tidak terpaku pada jalur tertentu dalam kebijakan moneter,” kata Logan dalam sebuah acara di El Paso, Texas.
"Saya pikir masih terlalu dini untuk benar-benar memikirkan penurunan suku bunga."
Di sisi lain, stok minyak mentah AS turun 4,2 juta barel menjadi 454,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Mei, menurut Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Kamis. Angka ini jauh melampaui ekspektasi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan penurunan hanya 1,9 juta barel.
Namun, persediaan bensin justru meningkat di tengah perkiraan bahwa permintaan akan melonjak menjelang akhir pekan panjang Memorial Day, yang menandai dimulainya musim mengemudi di musim panas. Stok bensin naik 2 juta barel dalam sepekan menjadi 228,8 juta barel, berbeda jauh dari ekspektasi penurunan 400.000 barel, menurut data EIA.
Sementara itu, OPEC+ sedang merumuskan kesepakatan kompleks yang akan dibahas pada pertemuan hari Minggu, memungkinkan kelompok tersebut memperpanjang sebagian pengurangan produksi minyak hingga tahun 2025, ungkap tiga sumber yang mengetahui diskusi OPEC+ pada hari Kamis.
Di dunia korporat, raksasa minyak ConocoPhillips pada hari Rabu setuju untuk mengakuisisi Marathon Oil dalam kesepakatan senilai USD22,5 miliar.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dipimpin Arab Saudi dan sekutunya yang dipimpin Rusia, dikenal sebagai OPEC+, saat ini memangkas produksi sebesar 5,86 juta barel per hari, setara dengan sekitar 5,7 persen dari permintaan global.
Analis Andrew Fischer dari Deu Calion Futures (DCFX) menyoroti potensi penguatan harga minyak yang dapat dipicu oleh hasil pertemuan OPEC+. Ekspektasi pemangkasan produksi ini diharapkan mampu meningkatkan stabilitas pasokan dan permintaan, memberikan dorongan positif pada harga minyak.
Pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis, 30 Mei 2024, melibatkan negara-negara anggota OPEC serta mitra produsen minyak seperti Rusia. "Pertemuan ini menjadi faktor krusial dalam dinamika pasar minyak," jelasnya seperti yang disampaikan dalam keterangan resminya pada Jumat, 31 Mei 2024.
Menurut Fischer, pasar saat ini tengah menantikan keputusan dari pertemuan tersebut dengan harapan bahwa pemangkasan produksi dapat mempertahankan keseimbangan antara pasokan dan permintaan minyak. Kenaikan harga saat ini mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap langkah-langkah OPEC+ untuk mengatasi volatilitas pasar.
Meskipun laporan dari Energy Information Administration (EIA) menunjukkan peningkatan cadangan minyak Amerika Serikat pekan lalu yang mengindikasikan pelemahan permintaan, hal ini berhasil diimbangi oleh penurunan persediaan berbagai produk olahan seperti residual fuel oil. Ini menunjukkan bahwa selain data cadangan, ekspektasi pasar terhadap tindakan OPEC+ juga memainkan peran penting dalam menentukan arah harga minyak.
Fischer juga menyoroti bahwa potensi kenaikan harga minyak akan memiliki dampak signifikan. Dengan harga saat ini yang masih jauh di atas ekspektasi sebelumnya, prediksi penguatan ini menjadi lebih substansial dan mungkin menciptakan tren yang kuat ke depannya.
Namun, ia menambahkan bahwa peningkatan harga minyak juga berpotensi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di masa mendatang, seperti perkembangan geopolitik dan kondisi ekonomi global.
Terpantau Stabil
Melansir riset ICDX, Harga minyak pagi ini terpantau stabil, berfluktuasi di kisaran IDR 871.000 hingga 880.000 per barel. Pasar minyak mendapat dorongan dari meningkatnya harapan bahwa OPEC+ akan memperpanjang pembatasan pasokan pada pertemuan pekan ini. Namun, data stok minyak mentah AS serta ancaman gelombang ketiga pandemi masih membayangi pasar.
Panel ahli teknis OPEC+ sepakat untuk menurunkan perkiraan permintaan minyak global tahun 2021 setelah Arab Saudi menyatakan bahwa angka perkiraan sebelumnya sebesar 5,9 juta barel per hari tampak terlalu tinggi. Informasi ini diungkapkan oleh sumber pada hari Selasa. OPEC dan sekutunya dijadwalkan akan bertemu pada hari Kamis ini untuk menentukan kebijakan produksi berikutnya.
Dari sisi pasokan, dilaporkan bahwa stok minyak mentah AS melonjak sebesar 3,91 juta barel dalam sepekan, menurut laporan dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) untuk pekan yang berakhir 26 Maret. Angka resmi dari pemerintah akan dirilis malam ini oleh Energy Information Administration (EIA), yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan stok sebesar 107.000 barel. Selain data stok, EIA juga akan merilis data produksi minyak mentah domestik.
Ancaman gelombang ketiga pandemi turut membebani pasar minyak. Pemberlakuan kembali penguncian di beberapa negara Eropa dan meningkatnya angka infeksi baru di India serta Brasil semakin mengkhawatirkan.
Secara teknis, harga minyak diperkirakan akan berada dalam kisaran Resistance di IDR 890.000 hingga 910.000 per barel, serta kisaran Support di IDR 860.000 hingga 840.000 per barel.
{
"width": "100 persen",
"height": "480",
"symbol": "EASYMARKETS:OILUSD",
"interval": "D",
"timezone": "Etc/UTC",
"theme": "light",
"style": "1",
"locale": "en",
"hide_top_toolbar": true,
"allow_symbol_change": false,
"save_image": false,
"calendar": false,
"hide_volume": true,
"support_host": "https://www.tradingview.com"
}
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.