KABARBURSA.COM - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali mencatatkan kinerja keuangan yang mengesankan hingga Oktober 2024.
Dengan laba bersih mencapai Rp46,2 triliun selama 10 bulan pertama tahun ini, angka tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 15 persen secara tahunan (YoY). Pada Oktober 2024 saja, laba bersih tercatat Rp5,9 triliun, meningkat signifikan sebesar 34 persen secara bulanan (MoM) dan 19 persen YoY.
Kinerja positif ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang terus menguat, peningkatan Net Interest Margin (NIM), serta pembalikan beban provisi.
Mengutip analisis Rahmanto Tyan Atmaja, Investment Analyst Lead Stockbit, hingga Oktober 2024, kredit bank only BBCA mencatatkan pertumbuhan sebesar 14,2 persen YoY, melampaui target konsolidasi yang sebelumnya diproyeksikan manajemen di kisaran 10–12 persen.
"Pertumbuhan kredit ini jauh melampaui peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang hanya tumbuh 2,7 persen YoY," tulis dia dalam laporannya dikutip Jumat, 22 November 2024.
Kondisi ini mendorong Loan-to-Deposit Ratio (LDR) BBCA naik ke level 78 persen, meskipun masih berada di bawah rata-rata big banks lainnya.
Sebagai perbandingan, per September 2024, LDR bank only Bank Mandiri (BMRI) mencapai 93,7 persen, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sebesar 89,6 persen, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar 95,3 persen.
NIM Meningkat ke Level Tertinggi Kedua
Net Interest Margin (NIM) BBCA berhasil mencapai 5,93 persen pada Oktober 2024, naik 18 basis poin (bps) secara bulanan dan 39 bps secara tahunan. Ini merupakan level bulanan tertinggi kedua sejak 2022.
Kenaikan NIM selama periode 10 bulan pertama tahun ini (10M24) mencapai rata-rata 5,7 persen, sejalan dengan target manajemen di kisaran 5,7–5,8 persen.
Peningkatan NIM ini didorong oleh pergeseran alokasi aset ke instrumen dengan hasil lebih tinggi, seperti obligasi pemerintah dan kredit, dibandingkan penempatan di Bank Indonesia.
Selanjutnya, pada Oktober 2024, terjadi perbaikan credit cost berkat pengembalian beban provinsi sebesar Rp341 miliar, membalikkan posisi pada September 2024 yang masih mencatat beban provisi Rp541 miliar.
Hal ini menyebabkan rata-rata credit cost selama 10M24 membaik menjadi 0,22 persen, lebih rendah dibandingkan proyeksi konsolidasi FY24 yang diperkirakan berada di rentang 0,3–0,4 persen.
BBCA juga mendapat tambahan kontribusi laba dari dividen anak usaha sebesar Rp1,1 triliun pada Oktober 2024, dengan total penerimaan dividen mencapai Rp2,3 triliun selama 10M24.
Kendati masuk dalam Non-Interest Income pada laporan keuangan bank only, penerimaan dividen ini dieliminasi dalam laporan keuangan konsolidasi.
Outlook Positif Hingga Akhir Tahun
Dengan performa hingga Oktober 2024 yang melampaui ekspektasi, BBCA diyakini mampu mencapai target kinerja sepanjang tahun ini. Penguatan kredit, stabilitas NIM, dan efisiensi dalam beban provisi menjadi fondasi kuat untuk mempertahankan kinerja positif ini.
BBCA terus menunjukkan kemampuannya dalam mengelola portofolio kredit dan dana dengan optimal, sekaligus menjaga posisi sebagai salah satu bank dengan performa terbaik di Indonesia. Dengan kondisi ini, prospek BBCA hingga akhir 2024 dan memasuki 2025 tetap berada dalam jalur pertumbuhan yang solid.
Pembagian Dividen
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengumumkan jadwal pembagian dividen interim tunai. Keputusan pembagian dividen ini berdasarkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan hingga triwulan III-2024.
Pembagian dividen telah mendapat persetujuan di dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS) pada tanggal 14 Maret 2024.
Berdasarkan RUPS tahunan, telah diputuskan untuk memberikan kuasa kepada direksi perseroan dengan persetujuan dewan komisaris perseroan untuk membayar dividen interim untuk tahun buku 2024.
Pembayaran dividen dapat dilakukan apabila kondisi keuangan perseroan memungkinkan dan tidak lupa memperhatikan ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Keputusan terkait dividen ini juga telah mempertimbangkan likuiditas yang memdai, pengembangan bisnis perseoran maupun entitas anak usaha, posisi permodalan dan investasi di bidang teknologi digital.
Adapun besaran dividen yang diputuskan di dalam RUPS tahunan perseroan adalah sebesar Rp50,00 per saham untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024. Total besaran dividen interim tunai bakal dibayarkan sebesar Rp6.163.752.000.
Total dividen interim tunai yang akan dibagikan kali ini meningkat 18 persen jika dibandingkan dengan dividen interim yang dibayarkan untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2023.
“Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan segenap pemegang saham, sehingga Perseroan mampu membukukan kinerja positif hingga sembilan bulan pertama tahun 2024,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam keterangan tertulis, Selasa, 12 November 2024.
Dividen interim tunai ini bakal diperhitungkan dalam dividen final untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 dan akan dibagikan usai mendapat persetujuan RUPS tahunan perseroan pada tahun 2025.
Berikut jadwal pembagian divideninterim tunai tahun buku 31 Desember 2024:
- Pengumuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs website perseroan (12 November 2024)
- Akhir periode Perdagangan Saham Dengan Hak Dividen Interim (Cum Dividen)
- Pasar reguler dan pasar negosiasi (20 November 2024)
- Pasar tunai (25 November 2024)
- Awal Periode Perdagangan Saham Tanpa Hak Dividen Interim (Ex Dividen)
- Pasar reguler dan pasar negosiasi (22 November 2024)
- Pasar tunai (25 November 2024)
- Tanggal Daftar Pemegang Saham yang berhak atas Dividen Interim (22 November 2024)
- Tanggal Pembayaran Dividen Interim Tunai Tahun Buku 2024 (11 Desember 2024).(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.