Logo
>

Bearish Engulfing, tapi Tren Kenaikan Emas Masih Kuat

Ditulis oleh Dian Finka
Bearish Engulfing, tapi Tren Kenaikan Emas Masih Kuat

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pengamat emas, Ariston Tjendra, memberikan pandangannya terkait terbentuknya pola Bearish Engulfing pada grafik emas, di mana candle biru dimakan habis oleh candle merah. Meski pola ini menunjukkan potensi tekanan jual, Ariston menilai bahwa tren kenaikan emas secara keseluruhan belum berubah.

    "Secara keseluruhan sih belum terlihat perubahan tren naik, meskipun ada pattern Bearish Engulfing. Jadi, peluang untuk menguat masih besar," ujar Ariston kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Jumat, 25 Oktober 2024.

    Menurut Ariston, meski terjadi pola Bearish Engulfing, sejumlah sentimen global masih memberikan dorongan positif bagi harga emas.

    "Sentimen pasar seperti ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, potensi perang dagang jika Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS, serta prospek pemangkasan suku bunga acuan AS yang tidak lagi agresif, semuanya masih mendukung penguatan harga emas," jelasnya.

    Ketegangan geopolitik dan ketidakpastian global biasanya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Kondisi seperti ini mendorong investor untuk tetap menyimpan emas sebagai perlindungan dari risiko pasar, meskipun terjadi koreksi teknis sementara.

    Peluang untuk Investor yang Sudah Memiliki Emas

    Bagi investor yang telah memiliki emas, Ariston memberikan pandangan optimis. "Peluang penguatan emas masih besar, terutama karena ketidakpastian global yang berpotensi meningkatkan permintaan terhadap emas," tambahnya.

    Ia menyarankan para investor untuk tetap waspada terhadap pergerakan pasar, namun tidak terlalu terburu-buru mengambil keputusan jual. "Tren jangka panjang emas masih didukung oleh faktor-faktor fundamental yang kuat," jelas Ariston.

    Akankah Tren Bearish Ini Bertahan Lama?

    Menanggapi pertanyaan apakah tren bearish ini akan bertahan dalam jangka panjang, Ariston menjelaskan bahwa tren ini kemungkinan bersifat sementara.

    "Bearish Engulfing memang bisa menjadi indikasi koreksi, tapi saya tidak melihat ini sebagai awal dari tren turun yang berkelanjutan. Ada terlalu banyak faktor global yang masih mendukung kenaikan harga emas."

    Dengan demikian, meski ada tekanan jual jangka pendek, emas tetap memiliki potensi penguatan ke depan, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan kebijakan moneter global yang relatif dovish.

    Investor disarankan untuk tetap mengikuti perkembangan pasar dan melihat peluang emas sebagai aset perlindungan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    Penutupan Perdagangan Jumat

    Masih dipercaya sebagai aset paling aman atau safe-haven, harga emas dunia kembali bersinar. Emas melonjak hampir 1 persen pada penutupan perdagangan Jumat pagi, 25 Oktober 2024, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

    Emas lagi-lagi menampilkan kilaunya di tengah ketidakpastian geopolitik dan meningkatnya permintaan aset safe-haven. Peningkatan ini menggarisbawahi peran emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi global.

    Harga emas spot naik 0,7 persen menjadi USD 2.736,16 per ons, hanya sedikit di bawah rekor tertinggi USD 2.758,38 per ons yang dicapai sehari sebelumnya. Emas berjangka Amerika Serikat juga mengalami kenaikan yang serupa, ditutup pada USD 2.749,1 per ons.

    Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger, menegaskan bahwa ketidakpastian global terus memicu arus dana ke emas. Menurutnya, emas tetap menjadi aset pilihan utama untuk lindung nilai terhadap inflasi dan berbagai risiko ekonomi.

    “Ketidakpastian global terus mendorong aliran dana ke emas,” ujar Meger.

    Sejak awal tahun 2024, emas telah melonjak lebih dari 33 persen, mencetak rekor baru seiring dengan ketidakstabilan ekonomi global yang dipicu oleh berbagai faktor. Ekspektasi akan pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, turut menjadi pendorong utama kenaikan harga emas.

    Kekhawatiran Ekonomi 

    Situasi ekonomi global yang tidak stabil, termasuk ketegangan geopolitik dan ketidakpastian mengenai masa depan kebijakan fiskal di berbagai negara, mendorong banyak investor untuk beralih ke emas. Utang fiskal Amerika Serikat yang terus membengkak memperkuat posisi emas sebagai aset investasi yang aman. Berdasarkan analisis dari ANZ, emas dipandang sebagai pilihan terbaik di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi.

    Sentimen ini didukung oleh kekhawatiran mengenai kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih agresif, terutama dari Bank Sentral AS (Federal Reserve). Tingginya inflasi global dan langkah-langkah stimulus fiskal yang signifikan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan terus melonggarkan kebijakan moneternya. Dalam konteks ini, emas menjadi aset yang semakin menarik karena nilainya cenderung meningkat di tengah kondisi inflasi tinggi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.