KABARBURSA.COM – Perusahaan penyedia bahan pangan daging, PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) menilai program pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) berpotensi memberikan dorongan bagi sektor pangan nasional, termasuk peningkatan permintaan terhadap produk protein hewani. Namun, perseroan mengakui program tersebut sejauh ini belum memberikan dampak langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Direktur Utama Estika Tata Tiara Tbk, Imam Subowo, mengatakan bahwa implementasi program MBG yang diinisiasi pemerintah memiliki kesesuaian dengan lini bisnis perseroan sebagai penyedia protein, meski realisasi manfaatnya baru dirasakan secara tidak langsung. “Secara langsung belum berdampak ke keuangan perusahaan, tetapi distributor dan retailer kami sudah mulai merasakan dampaknya,” ujar Imam Subowo dalam public expose insidentil yang digelar secara daring, dikutip Rabu, 8 Oktober 2025.
Imam menyebut bahwa tren permintaan produk berbasis protein menunjukkan peningkatan, terutama dari jaringan distribusi di daerah. Ia menilai program MBG—yang sempat menuai kritik soal efektivitas dan penyaluran—tetap membawa potensi jangka panjang bagi sektor pangan.
“Kami optimis program ini akan menjadi katalis pertumbuhan pangan ke depan, khususnya untuk protein,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Imam menjelaskan bahwa perusahaan tengah menyiapkan produk olahan baru yang lebih ekonomis tanpa mengorbankan kualitas. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan protein di masyarakat dan menjaga daya beli konsumen.
Selain menanggapi program MBG, perseroan juga menyampaikan rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) pada 14 November 2025 di Subang. Dalam agenda tersebut, BEEF akan mengajukan penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) untuk memperluas kegiatan usaha ke bidang sapi perah dan produksi susu, pengelolaan kerbau hidup, serta perdagangan besar hewan hidup dan produk susu.
“Kami ingin memperkuat lini bisnis di sektor protein hewani dengan menambah kegiatan usaha yang saling terintegrasi. Selain sapi, kami akan mengelola kerbau hidup serta mempersiapkan fasilitas penyimpanan produk melalui cold storage,” kata Imam.
Pihaknya tetap melihat peluang jangka panjang bagi pelaku industri pangan. “Kami optimis program ini akan menjadi katalis pertumbuhan pangan nasional, khususnya di segmen protein,” katanya.
BEEF kini tengah menyiapkan produk olahan baru yang lebih ekonomis tanpa mengurangi kualitas, untuk menjawab peningkatan kebutuhan protein masyarakat dan menjaga daya beli konsumen. KBLI tambahan itu mencakup sapi perah dan produksi susu, pengelolaan kerbau hidup, serta perdagangan besar hewan hidup dan produk susu. “Kami ingin memperkuat lini bisnis di sektor protein hewani dengan kegiatan yang saling terintegrasi, termasuk penyimpanan dan distribusi produk melalui cold storage,” jelas Imam.
Dari sisi kinerja keuangan, BEEF mencatat penjualan yang stabil pada 2025 dengan pola musiman: naik di kuartal pertama menjelang Lebaran, turun di April–Mei, dan pulih sejak Juli. Perseroan juga menjaga posisi keuangan dengan pembagian dividen tunai kepada pemegang saham. Pada tahun buku 2024, BEEF membagikan dividen sebesar Rp10 per sahamdengan total nilai sekitar Rp20 miliar, setara dengan dividend payout ratio (DPR) sekitar 25 persen dari laba bersih tahun berjalan.
Ia juga menegaskan bahwa seluruh langkah ekspansi dilakukan secara transparan dan akan dikomunikasikan dengan Bursa Efek Indonesia serta otoritas terkait. “Kami terus berkoordinasi dengan regulator dan memastikan seluruh kegiatan perusahaan diinformasikan kepada publik,” ujarnya.
Saat ini saham BEEF tercatat berada di level Rp715 namun disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia pada 1 Oktober 2025, setelah mencatat kenaikan 177,13 persen dalam tiga bulan terakhir.
Menilik data pendapatannya, BEE mengalami kenaikan pendapatan pada Kuartal I dan II 2025 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan yakni Rp44 miliar pada kuartal I sementara pada kuartal yang sama tahun 2024 pendapatan hanya Rp14 miliar. Di kuartal II perusahaan juga mencatat laba Rp30 miliar sebelumnya Rp26 miliar.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.