KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengkaji wacana penyesuaian satuan perdagangan saham di pasar reguler.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengonfirmasi bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan survei kepada para pemangku kepentingan sebagai bagian dari proses kajian kebijakan tersebut.
"Hal tersebut sedang dalam kajian dan dalam proses kajian dilakukan survei kepada para stakeholders," ujar Jeffrey Hendrik dikutip Kamis, 19 Juni 2025.
Ia menjelaskan bahwa tujuan utama dari kajian ini sejalan dengan agenda BEI untuk mendorong pendalaman pasar, meningkatkan likuiditas, serta memperkuat mutu layanan bagi investor di pasar modal Indonesia.
Rencana penyesuaian satuan perdagangan saham ini memunculkan spekulasi bahwa BEI akan mengubah sistem satuan lot—yang saat ini berlaku minimal 1 lot atau 100 saham—menjadi format baru yang memungkinkan transaksi lebih fleksibel, bahkan mungkin di bawah 1 lot sebagaimana yang berlaku di pasar negosiasi.
Namun hingga saat ini, belum ada keputusan resmi apakah satuan perdagangan saham akan diubah sepenuhnya, dan jika iya, satuan seperti apa yang akan digunakan ke depan. Proses ini masih dalam tahap penjajakan awal melalui survei dan pengumpulan masukan dari pelaku pasar, termasuk emiten, investor ritel, perusahaan efek, serta lembaga-lembaga penunjang pasar modal lainnya.
Wacana ini muncul di tengah sorotan terhadap rendahnya tingkat likuiditas sejumlah saham di BEI. Berdasarkan riset yang sempat dirilis JP Morgan, dari ratusan saham yang tercatat di Bursa, hanya sebagian kecil yang tergolong aktif ditransaksikan. Mayoritas saham lainnya memiliki frekuensi dan nilai transaksi harian yang tergolong minim, sehingga menyulitkan investor untuk masuk dan keluar dari posisi tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan.
BEI sendiri dalam beberapa tahun terakhir terus berupaya mendorong peningkatan kualitas perdagangan di pasar reguler, antara lain melalui penerapan fraksi harga baru, peluncuran papan pemantauan khusus, pengembangan papan akselerasi, hingga rencana pembukaan pasar pra-pembukaan yang lebih interaktif.
Inisiatif penyesuaian satuan perdagangan ini menjadi bagian dari strategi lanjutan untuk mengatasi hambatan likuiditas dan membuka akses yang lebih luas bagi investor ritel, termasuk dengan nilai transaksi yang lebih kecil.
Jika ke depan kebijakan ini terealisasi, bukan tidak mungkin saham-saham di pasar reguler bisa diperdagangkan secara lebih fleksibel, menyerupai sistem pasar negosiasi yang memungkinkan transaksi dalam satuan di bawah 1 lot. Hal ini berpotensi menarik minat investor pemula dan memperluas basis partisipasi pasar.
Di sisi lain, sejumlah pelaku pasar memperingatkan bahwa perubahan satuan perdagangan juga perlu diimbangi dengan perlindungan investor dan manajemen risiko yang baik. Transaksi bernilai kecil bisa meningkatkan volatilitas atau manipulasi harga bila tidak disertai pengawasan yang memadai.
BEI menegaskan bahwa keputusan akhir akan mempertimbangkan hasil kajian dan masukan yang diterima. Dengan demikian, publik dan pelaku pasar diminta untuk menunggu hasil resmi dari proses ini yang saat ini masih berjalan.(*)