KABARBURSA.COM – Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan komitmennya untuk menembus jajaran 10 besar bursa efek dunia pada tahun 2030, baik dari sisi kapitalisasi pasar maupun nilai transaksi harian.
“Posisi kita saat ini nomor 20 dunia untuk market cap dan nomor 17 dari sisi transaksi harian. Dengan tren pertumbuhan seperti sekarang, target 10 besar di 2030 sangat realistis,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam forum Investortrust Market Outlook 2025 Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Dalam paparannya, Iman menjelaskan bahwa BEI kini tengah menjalankan enam fokus strategis menuju 2030, yaitu demokratisasi akses pasar, konektivitas global, inovasi produk, penguatan emiten berkualitas, digitalisasi ekosistem, serta penciptaan nilai jangka panjang bagi investor.
“Kami bukan hanya mengejar jumlah produk, tapi produk yang diterima dan digunakan oleh pasar. Ini yang membedakan BEI sekarang,” tegas Iman.
Kerja sama lintas bursa juga menjadi perhatian utama. Ia membeberkan BEI baru-baru ini meluncurkan Depository Receipt (DR) hasil kolaborasi dengan Singapore Exchange (SGX) yang memungkinkan saham-saham Indonesia diperdagangkan di Singapura. Langkah ini diyakini memperluas akses investor global ke pasar domestik.
Dari sisi kinerja, sepanjang 2025 pasar modal Indonesia menunjukkan performa impresif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 15,31 persen sejak awal tahun dan mencatat enam kali rekor tertinggi baru.
Kapitalisasi pasar mencapai Rp15.559 triliun pada 10 Oktober 2025, tertinggi sepanjang sejarah. Nilai transaksi harian kini rata-rata Rp16,6 triliun, melampaui target Rp14,5 triliun.
Iman menilai capaian tersebut tidak lepas dari meningkatnya partisipasi investor ritel dan aktivitas yang lebih merata antar sesi perdagangan. “Kalau dulu sesi pertama 60 persen, sekarang sudah seimbang 50-50. Ini menunjukkan pasar makin matang,” katanya.
Sekadar informasi, saat ini jumlah investor pasar modal kini menembus 19 juta dengan 232 ribu investor aktif setiap hari atau angka tertinggi sejak pandemi. Iman menyebut peningkatan kualitas investor menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas pasar.
“Kami tidak hanya bicara kuantitas 19 juta investor, tapi kualitas juga makin baik,” ujarnya.
Ia optimisme terhadap arah pasar 2026 yang akan diwarnai ekspansi sektor-sektor konglomerasi dan pertumbuhan emiten berkualitas besar. “Kalau bunga turun dan inflasi terkendali, bursa pasti naik. Tren ini sudah mulai terlihat,” tutur Iman.(*)