Logo
>

BEI Sebut Peringkat Satu di ASEAN: Bidik ini Tahun 2025

BEI menempati peringkat pertama di ASEAN dengan 956 perusahaan tercatat dan terus memperkuat edukasi, inovasi produk, serta menumbuhkan basis investor ritel.

Ditulis oleh Desty Luthfiani
BEI Sebut Peringkat Satu di ASEAN: Bidik ini Tahun 2025
Tangkapan layar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Imam Rachman saat memaparkan materi Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan secara daring pada Rabu, 25 Juni 2025. (Foto: KabarBursa/Desty Luthfiani)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan dominasinya sebagai bursa dengan jumlah perusahaan tercatat terbanyak di kawasan Asia Tenggara dan kini bertengger di peringkat ke-20 secara global. 

    Kinerja impresif ini dipaparkan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BEI untuk tahun buku 2024 yang digelar pada Rabu, 25 Juni 2025.

    "Secara global kami menempati posisi ke-20, tetapi di kawasan ASEAN kami berada di posisi pertama untuk jumlah perusahaan tercatat," ujar Iman Rachman  dalam paparan RUPST secara daring.

    Posisi tersebut diraih seiring keberhasilan BEI mencatatkan 41 emiten baru sepanjang tahun 2024, dengan total dana dihimpun mencapai Rp193 triliun. Angka tersebut merupakan salah satu yang tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia. Dari total dana tersebut, kontribusi terbesar datang dari pencatatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) sebesar Rp143,6 triliun.

    Momentum pertumbuhan pencatatan saham berlanjut di 2025. Hingga akhir Mei, BEI telah mencatatkan 14 saham baru, termasuk 3 di antaranya berstatus Lighthouse IPO. Kategori ini merujuk pada perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar minimal Rp3 triliun, free float sebesar 15 persen, dan kapitalisasi pasar dari saham free float minimal Rp700 miliar.

    "Total jumlah perusahaan tercatat saat ini telah mencapai 956, dan 46,76 persen di antaranya berasal dari papan pengembangan. Saat ini terdapat 20 calon emiten dalam pipeline, dua di antaranya kami harapkan memenuhi kriteria Lighthouse IPO," jelas Iman.

    Dari sisi permintaan, jumlah investor pasar modal Indonesia juga mengalami lonjakan signifikan. Hingga akhir tahun 2024, terdapat penambahan 2,7 juta investor baru sehingga total investor mencapai 14,8 juta, atau tumbuh empat kali lipat sejak 2020. Mayoritas investor ini berasal dari kalangan muda, yaitu generasi milenial dan Gen Z. Jumlah investor saham sendiri tercatat sebanyak 6,03 juta, juga meningkat empat kali lipat dalam lima tahun terakhir.

    Pertumbuhan jumlah investor terus berlanjut hingga paruh pertama 2025. BEI mencatat jumlah investor pasar modal kini telah menembus angka 16,8 juta. "Target kami hanya dua juta investor baru dalam satu tahun, namun baru enam bulan berjalan sudah tercapai," kata Iman.

    BEI juga aktif melakukan edukasi dan literasi keuangan. Sepanjang 2024, sebanyak 34 ribu kegiatan edukasi berhasil digelar dan menjangkau lebih dari 59 juta peserta. Jumlah kegiatan ini meningkat 86 persen dibandingkan tahun 2023. Edukasi dilakukan melalui 960 mitra distribusi investasi serta 29 kantor perwakilan BEI di seluruh Indonesia. Selain itu, BEI juga memperluas akses melalui platform digital IDX Mobile yang kini memiliki 242 ribu pengguna.

    Dalam rangka memperkuat kapasitas pelaku pasar, BEI menyelenggarakan 105 kegiatan peningkatan kapasitas bagi Anggota Bursa dan 51 kegiatan untuk perusahaan tercatat. BEI juga mengadakan 82 diskusi go public sepanjang tahun lalu untuk mendorong semakin banyak perusahaan masuk ke pasar modal.

    Dari sisi inovasi produk, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) lainnya dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga telah meluncurkan sejumlah inisiatif penting di 2024. Inovasi tersebut meliputi peluncuran indeks acuan investasi serta produk derivatif single stock futures yang resmi dirilis pada 12 November 2024. Selain itu, BEI juga memperkuat perlindungan investor dan likuiditas perdagangan, serta menjalin sinergi dengan berbagai bursa global.

    "Kami terus menjaga momentum pertumbuhan pasar modal Indonesia melalui pengembangan produk baru, peningkatan edukasi, dan memperluas akses investasi," ujar Iman.

    Kinerja keuangan BEI sepanjang 2024 juga menunjukkan tren yang sehat. Pendapatan BEI tumbuh 12,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan rata-rata nilai transaksi harian dari Rp10,75 triliun pada 2023 menjadi Rp12,85 triliun pada 2024, serta peningkatan pendapatan dari transaksi dan jasa informasi data.

    "Pendapatan tumbuh lebih tinggi dari beban yang hanya naik 10,7 persen, sehingga laba bersih kami meningkat 16,3 persen menjadi Rp673 miliar dari sebelumnya Rp579 miliar," ucap Iman.

    Total aset BEI per akhir 2024 tercatat Rp11,18 triliun, naik 6,5 persen, sedangkan ekuitas meningkat 10,9 persen menjadi Rp8,25 triliun. Sementara itu, belanja modal atau capex mencapai Rp279,57 miliar, naik 32,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Capex digunakan untuk mendukung pengembangan sistem pengawasan perdagangan berbasis teknologi yang sedang dimodernisasi.

    Namun demikian, tingginya belanja investasi turut berdampak pada penurunan kas perusahaan sebesar 24,5 persen pada akhir tahun. Meski begitu, manajemen tetap optimistis menghadapi tahun 2025 dengan berbekal fundamental yang kuat dan strategi ekspansi yang terukur.

    "Kami akan terus menjaga keseimbangan antara pertumbuhan, efisiensi, dan inovasi, agar pasar modal Indonesia dapat tumbuh berkelanjutan dan inklusif," kata Iman.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Desty Luthfiani

    Desty Luthfiani seorang jurnalis muda yang bergabung dengan KabarBursa.com sejak Desember 2024 lalu. Perempuan yang akrab dengan sapaan Desty ini sudah berkecimpung di dunia jurnalistik cukup lama. Dimulai sejak mengenyam pendidikan di salah satu Universitas negeri di Surakarta dengan fokus komunikasi jurnalistik. Perempuan asal Jawa Tengah dulu juga aktif dalam kegiatan organisasi teater kampus, radio kampus dan pers mahasiswa jurusan. Selain itu dia juga sempat mendirikan komunitas peduli budaya dengan konten-konten kebudayaan bernama "Mata Budaya". 

    Karir jurnalisnya dimulai saat Desty menjalani magang pendidikan di Times Indonesia biro Yogyakarta pada 2019-2020. Kemudian dilanjutkan magang pendidikan lagi di media lokal Solopos pada 2020. Dilanjutkan bekerja di beberapa media maenstream yang terverifikasi dewan pers.

    Ia pernah ditempatkan di desk hukum kriminal, ekonomi dan nasional politik. Sekarang fokus penulisan di KabarBursa.com mengulas informasi seputar ekonomi dan pasar modal.

    Motivasi yang diilhami Desty yakni "do anything what i want artinya melakukan segala sesuatu yang disuka. Melakukan segala sesuatu semaksimal mungkin, berpegang teguh pada kebenaran dan menjadi bermanfaat untuk Republik".