KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam lebih dari 3 persen pada sesi perdagangan II hari ini, Senin, 5 Agustus 2024. Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) segera memberi tanggapan mengenai kemungkinan pemberhentian perdagangan atau trading halt.
Menurut data, per pukul 15.20 WIB, IHSG berada di level 7.070,90, turun sebesar 3,25 persen. Sepanjang sesi perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang antara 6.998,81 hingga 7.308,12. Dari total saham yang diperdagangkan, hanya 53 yang mengalami kenaikan, sementara 619 saham mengalami penurunan dan 112 saham stagnan. Kapitalisasi pasar Bursa tercatat sebesar Rp12.029 triliun.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Irvan Susandy, mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau dinamika bursa global yang berdampak pada pergerakan IHSG. Dia berharap bahwa indeks komposit dapat pulih dan menghindari kemungkinan trading halt.
"Harapan kami, trading halt tidak perlu terjadi dan IHSG bisa menunjukkan perbaikan di sisa hari ini. Kami akan terus memantau perkembangan bursa global dan regional," ujar Irvan dalam keterangan resmi, hari ini.
Sebelumnya, Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa sentimen eksternal yang mempengaruhi pergerakan IHSG, terutama setelah laporan pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perlambatan pada kuartal II/2024.
“Secara eksternal, bursa Asia mengalami koreksi dan tertekan oleh aksi jual, dipicu oleh data ekonomi Amerika Serikat,” jelas Nico.
Dia menambahkan bahwa data nonfarm payrolls AS hanya meningkat sebesar 114.000, jauh di bawah perkiraan 175.000. Selain itu, tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3 persen, lebih tinggi dari ekspektasi 4,1 persen.
“Data tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan pelemahan ekonomi AS bahkan resesi, sehingga para pelaku pasar menjadi lebih berhati-hati mengenai prospek ekonomi negara tersebut,” ujarnya.
Di dalam negeri, meski ekonomi masih tumbuh, perlambatan tetap terjadi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 mencapai 5,05 persen secara tahunan, sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,11 persen.
“Meskipun lebih rendah dari kuartal sebelumnya, kami percaya ini lebih disebabkan oleh faktor musiman yang mempengaruhi aktivitas ekonomi. Kami menilai pertumbuhan ekonomi domestik masih cukup positif, meski ketidakpastian global masih menjadi tantangan,” tambah Nico.
Tentang Trading Halt
Trading halt adalah kebijakan penghentian perdagangan saham sementara yang diberlakukan untuk meredakan gejolak pasar ketika indeks seperti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) mengalami penurunan tajam. Langkah ini diambil untuk memberikan waktu bagi pasar dan investor untuk "cool down" dan mencegah reaksi panik yang bisa memperburuk kondisi.
Kapan Trading Halt Diberlakukan?
Trading halt umumnya diterapkan ketika IHSG mengalami penurunan sebesar 5 persen atau lebih dalam satu hari perdagangan. Kebijakan ini diperkenalkan selama pandemi Covid-19 untuk melindungi pasar dari fluktuasi ekstrem.
Berdasarkan catatan Bisnis, BEI terakhir kali memberlakukan trading halt pada 10 September 2020, pukul 10.36 WIB, ketika IHSG mengalami penurunan sebesar 5 persen atau 257 poin, turun ke level 4.891,87. Perdagangan dilanjutkan kembali setelah 30 menit, tepatnya pukul 11.06 WIB.
Sejarah Trading Halt di Indonesia
Selama Maret 2020, saat awal penyebaran virus Covid-19 di Indonesia, trading halt sering terjadi sebagai respons terhadap volatilitas pasar. BEI menerapkan trading halt pertama pada Kamis, 12 Maret 2020 pukul 15.33 WIB. Kemudian, pada Jumat, 13 Maret 2020, IHSG turun 5,01 persen atau 245,17 poin, memicu trading halt pada pukul 09:15:33 WIB.
Pada Selasa, 18 Maret 2020 pukul 15:02 WIB, perdagangan dihentikan selama 30 menit setelah IHSG terkoreksi 5 persen atau 234,558 poin, turun ke level 4.456,099. Trading halt juga terjadi pada Kamis, 19 Maret 2020 pukul 09:37 WIB, ketika IHSG berada di level 4.113,64, turun 217,02 poin atau 5,01 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Dengan kebijakan ini, BEI berupaya untuk menjaga stabilitas pasar saham dan memberikan kesempatan bagi investor untuk menilai kembali situasi pasar sebelum melanjutkan perdagangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi tadi juga dibuka menurun, signifikan pada sesi pertama perdagangan hari ini. IHSG merosot 145,52 poin atau 1,99 perbankan menjadi 7.162,6 pada Senin, 5 Agustus 2024 siang. Penurunan ini tercermin juga pada saham-saham bank besar di Indonesia dan cukup signifikan, termasuk yang dialam oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Saham BMRI terpuruk 2,21 perbankan ke level Rp6.650 per saham, menjadikannya salah satu top losers di kategori saham sejenis. Nilai transaksi saham BMRI hingga saat ini mencapai Rp449,56 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 67,53 juta saham, dan frekuensi transaksi sebanyak 10.451 kali.(*)