KABARBURSA.COM - PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB), emiten pengelola gerai ritel makanan dan minuman, salah satunya adalah Starbuck, mencatatkan kerugian bersih pada akhir Juni 2024 akibat penurunan penjualan yang signifikan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan MAPB turun 18,68 persen secara tahunan dari Rp1,99 triliun pada semester I/2023 menjadi Rp1,62 triliun pada semester I/2024.
Penurunan penjualan ini terutama berasal dari produk minuman yang turun 24,69 persen YoY dari Rp1,19 triliun menjadi Rp897,97 miliar, sementara penjualan makanan tercatat Rp623,19 miliar dan penjualan lain-lain Rp104,54 miliar.
Selama periode yang sama, beban pokok penjualan MAPB juga mengalami penurunan 21,36 persen YoY dari Rp631,9 miliar menjadi Rp496,89 miliar. Namun, beban penjualan tetap tinggi pada Rp1,02 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp149,43 miliar, beban keuangan sebesar Rp21,18 miliar, serta kerugian kurs mata uang asing neto sebesar Rp8,82 miliar. Akibatnya, MAPB mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp50,11 miliar per 30 Juni 2024, berbalik dari laba bersih Rp52,63 miliar pada semester I/2023.
Direktur Utama MAP Boga Adiperkasa, Anthony Valentine McEvoy, menyatakan bahwa boikot terhadap Israel berdampak signifikan pada performa penjualan perusahaan, terutama sejak Israel memulai invasi ke Palestina pada Oktober 2023.
Sebelumnya, pada 2023, MAPB masih mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar 16,4 persen YoY menjadi Rp3,99 triliun. Namun, sejak invasi tersebut, perusahaan menghadapi kesulitan pada kuartal IV/2023 yang berlanjut hingga kuartal pertama 2024.
Anthony menjelaskan, bahwa gerai Starbucks di Indonesia, yang dioperasikan oleh PT Sari Coffee Indonesia, terkena dampak aksi boikot berupa vandalisme, tekanan sosial, dan protes yang dilakukan di dalam toko. Tindakan tersebut mempengaruhi kehidupan para pegawai Starbucks di Indonesia, yang mayoritas adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
"Kami memiliki 6.000 orang pegawai di Starbucks Indonesia, dan hanya satu orang bule di perusahaan ini. Tidak ada yang lain (kecuali saya)," ujar Anthony dalam paparan publik yang digelar di Jakarta, 27 Juni 2024.
Meskipun Starbucks secara global tidak memiliki jaringan gerai di Israel, aksi boikot tetap berdampak negatif terhadap operasional dan penjualan MAPB di Indonesia, mencerminkan tantangan yang dihadapi perusahaan dalam mengatasi sentimen negatif yang berkaitan dengan isu politik internasional.
Komisaris Undur Diri
PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB), pengelola jaringan Starbucks di Indonesia, mengumumkan pengunduran diri Komisaris Independen Alok Chandra Misra di tengah aksi boikot yang masih berlanjut. Sekretaris Perusahaan MAPB, Liryawati, menyampaikan bahwa pengunduran diri ini efektif mulai Senin, 8 Juli 2024.
“Pada 3 Juli 2024, perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Alok Chandra Misra dari jabatannya selaku Komisaris Independen perseroan efektif terhitung sejak 8 Juli 2024,” kata Liryawati, 7 Juli 2024.
Keputusan ini menambah daftar petinggi MAPB yang mundur dari posisinya, setelah Anthony Cottan mundur dari kursi Direktur Utama pada 27 Februari 2024, yang kemudian digantikan oleh Anthony Valentine McEvoy.
Dalam paparan publik baru-baru ini, McEvoy menjelaskan bahwa sentimen boikot terhadap produk Israel berdampak pada performa penjualan perusahaan, yang hingga akhir tahun lalu masih mencatatkan kenaikan. Pada 2023, MAPB mencatat penjualan bersih sebesar Rp3,99 triliun, tumbuh 16,4 persen YoY. Namun, sejak Israel memulai invasi ke Palestina pada Oktober 2023, tekanan mulai dirasakan, terutama pada kuartal IV/2023 dan berlanjut hingga kuartal I/2024.
Pada kuartal I/2024, MAPB mengalami kerugian sebesar Rp22,23 miliar, berbalik dari laba Rp13,65 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kerugian ini disebabkan oleh penurunan penjualan sebesar 17,7 persen dari Rp957 miliar pada kuartal I/2023 menjadi Rp788 miliar pada kuartal I/2024. Penurunan ini terkait dengan aksi boikot yang menargetkan jaringan Starbucks di Indonesia, yang merupakan salah satu penyumbang terbesar penjualan MAPB dengan 607 dari 843 gerai yang dikelola.
Secara rinci, segmen penjualan minuman MAPB turun 23,22 persen YoY menjadi Rp438,53 miliar pada kuartal I/2024, sementara segmen makanan menyumbang Rp298,4 miliar, turun 8 persen YoY. McEvoy menuturkan bahwa aksi boikot menyebabkan vandalisme, tekanan sosial, dan protes di dalam toko, mempengaruhi kehidupan para pegawai. Padahal, Starbucks secara global tidak memiliki jaringan gerai di Israel, dan mayoritas pegawai di Indonesia adalah WNI.
“Kami memiliki 6.000 orang pegawai di Starbucks Indonesia, yakni PT Sari Coffee Indonesia, dan hanya satu orang bule di perusahaan ini. Tidak ada yang lain [kecuali saya],” ujarnya.
McEvoy menekankan pentingnya edukasi untuk menghindari kebohongan dan kebencian yang diarahkan kepada Starbucks Indonesia, yang hanya membuat para pegawai semakin tertekan.
Ratih Darmawan Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, menambahkan bahwa aksi boikot yang berlanjut mempengaruhi semangat perusahaan untuk ekspansi tahun ini. Hingga kuartal I/2024, dua gerai Starbucks telah ditutup. Ratih menekankan pentingnya mempertimbangkan dampak jangka panjang dari penutupan gerai terhadap pengangguran di Indonesia.
“Kami harus melihat dari kacamata yang lebih luas karena pekerjanya 100 persen orang Indonesia, dan dampaknya secara jangka panjang bahaya untuk Indonesia karena tingkat pengangguran bisa tinggi,” pungkasnya.(*)