Logo
>

BI Disarankan Jaga Suku Bunga Efek Geopolitik Timteng

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BI Disarankan Jaga Suku Bunga Efek Geopolitik Timteng

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky, menyarankan agar Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 6 persen guna meredam dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

    Menurutnya, saat ini rupiah mengalami tekanan mata uang yang signifikan dan terjadi peningkatan arus keluar modal dalam dua minggu terakhir, yang dipicu oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

    Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, yang membuat investor khawatir bahwa Federal Reserve System (The Fed) AS mungkin akan menunda kenaikan suku bunganya.

    Riefky mengungkapkan bahwa hal ini mendorong investor untuk mengalihkan portofolio mereka dari pasar modal domestik, dengan mencatat bahwa dalam minggu pertama setelah liburan Lebaran, arus modal keluar mencapai 490 juta dolar AS.

    Selain itu, akumulasi arus modal keluar selama satu bulan terakhir mencapai 2,11 miliar dolar AS, yang merupakan arus modal keluar bulanan terbesar sejak September tahun sebelumnya.

    Dampak dari peningkatan arus keluar modal ini terlihat pada imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor 10 tahun yang meningkat menjadi 7,03 persen dari 6,67 persen pada bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

    Imbal hasil SUN dengan tenor satu tahun juga mengalami lonjakan menjadi 6,33 persen dari 6,19 persen pada bulan sebelumnya.

    Untuk menanggapi situasi ini, BI meningkatkan intensitas intervensi moneter dengan strategi triple intervention, yang mencakup intervensi di pasar spot valuta asing, pembelian Surat Berharga Negara (SBN), dan intervensi di pasar domestic non-delivery forward (DNDF).

    Meskipun demikian, nilai tukar rupiah hanya berhasil stabil dalam kisaran Rp16.200 per dolar AS karena tekanan eksternal yang besar.

    Riefky menyatakan bahwa meskipun ada ruang untuk menaikkan suku bunga acuan, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengambil langkah tersebut. Dia menyoroti bahwa rupiah telah terdepresiasi sekitar 2,98 persen secara bulanan atau 5,5 persen secara year-to-date (ytd) terhadap dolar AS, menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terlemah dibandingkan dengan negara sejawatnya dan hanya lebih baik dari Lira Brazil dalam satu bulan terakhir.

    Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu, yang kemudian diikuti oleh serangan balasan dari Iran ke Israel dengan ratusan rudal balistik dan pesawat tanpa awak (drone) pada 13 April.

    Pada 19 April, Israel meluncurkan rudal yang diduga ditujukan ke pangkalan udara dekat Kota Isfahan, Iran.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.