KABARBURSA.COM - Di kala bisnis properti sedang naik, pada Juli 2024 industri semen domestik menunjukkan kinerja yang solid dengan konsumsi yang meningkat. Selama periode Januari-Juli 2024, total konsumsi semen tercatat mencapai 34,04 juta ton, naik 2,5 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, jika tidak memperhitungkan volume semen dari Semen Grobogan, pertumbuhan konsumsi semen hanya sekitar 1,2 persen yoy.
Kinerja Perusahaan Semen
- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)
- Penjualan: Pada Juli 2024, SMGR mencatatkan penjualan semen domestik sebanyak 2,97 juta ton, yang menunjukkan kenaikan 0,7 persen yoy dan 8,5 persen mom.
- Pangsa Pasar: Pangsa pasar SMGR di pasar domestik mencapai 49,3 persen, turun 1,5 ppt yoy dan 2,6 ppt mom.
- Semen Kantong: Kontribusi semen kantong SMGR sedikit menurun menjadi 70 persen dari 70,4 persen pada bulan sebelumnya. Namun, volume penjualan semen kantong meningkat 6,4 persen mom.
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
- Penjualan: INTP melaporkan volume penjualan sebesar 1,85 juta ton pada Juli 2024, meningkat 10,7 persen yoy dan 23,3 persen mom.
- Pasar Semen: Pasar semen kantong INTP tumbuh 2,7 persen yoy (Jawa +0,3 persen, luar Jawa +5,7 persen), sementara pasar semen curah melonjak 33 persen yoy (Jawa +42 persen, luar Jawa +0,8 persen).
Prospek Saham
Berdasarkan analisis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, konsumsi semen yang terus meningkat dan pertumbuhan penjualan yang solid mendukung pandangan positif terhadap sektor semen. Mirae mempertahankan peringkat overweight untuk sektor ini, menyebut bahwa pemain utama seperti SMGR dan INTP mampu menghadapi persaingan dan menawarkan valuasi yang menarik.
- Saham Indocement (INTP): Rekomendasi buy dengan target harga Rp9.150. Mirae melihat potensi positif dari akuisisi Semen Grobogan yang diharapkan akan memberikan hasil yang baik bagi INTP.
- Saham Semen Indonesia (SMGR): Juga direkomendasikan buy dengan target harga Rp6.425.
Dengan data dan analisis ini, investor dapat mempertimbangkan peluang investasi di sektor semen, dengan perhatian khusus pada perusahaan-perusahaan utama yang menunjukkan kinerja yang kuat dan prospek positif.
Kinerja SMGR dan INTP
SMGR mampu menjaga ketahanan keuangan dengan mencatatkan arus kas dari operasi yang positif, sehingga mampu menurunkan saldo utang dan mempertahankan rasio solvabilitas yang sehat.
“Hal ini dinilai sebagai kemampuan kuat dan unggul (superior) untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang, sehingga SIG mendapatkan kenaikan peringkat dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menjadi idAAA Stabil dari sebelumnya idAA+ Positif,” kata Direktur Keuangan & Manajemen Portofolio SIG, Andriano Hosny Panangian.
Kondisi keuangan yang sehat tercermin dari kenaikan peringkat SIG menjadi idAAA+ dengan outlook stabil yang merupakan peringkat tertinggi dari Pefindo, serta masuknya SIG dalam daftar konstituen Index Pefindo i-Grade.
Menurut Andriano, SIG terus berupaya mencapai peningkatan operational excellence dengan mendorong optimalisasi kegiatan distribusi, efisiensi indeks konsumsi batu bara, peningkatan pemanfaatan energi alternatif, serta efisiensi biaya operasi dan biaya keuangan untuk mengoptimalkan profitabilitas.
Bahkan, proyek tersebsar yang didapatkan oleh SMGR adalah pembangunan IKN, sejak Desember 2022-Juli 2024, BUMN tersebut telah berkontribusi dengan memasok 695.000 ton semen yang digunakan pada sejumlah proyek. Perseroan juga menghadirkan hunian tapak ramah lingkungan di IKN, berupa rumah MBR tipe 36 yang dibangun menggunakan bata interlock dari semen hijau SIG.
SIG melakukan penyertaan modal senilai Rp22,5 miliar ke PT Karya Logistik Nusantara (KLN) melalui skema rights issue yang dilakukan oleh KLN. Dengan demikian, SIG masuk dalam jajaran pemegang saham KLN dengan porsi kepemilikan saham sebesar 20,9 persen dan memperkuat posisi perusahaan untuk memasok produk bahan bangunan dan solusi berkelanjutan untuk proyek pembangunan di IKN.
Sebelumnya, SIG membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp472 miliar pada kuartal I/2024, atau turun 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan laporan keuangan penurunan laba bersih sejalan dengan raihan pendapatan yang terkoreksi 6,27 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp8,37 triliun.
Perinciannya, pendapatan dari pihak berelasi mencapai Rp519,3 miliar atau tumbuh 2,90 persen YoY sementara dari pihak ketiga mengalami penurunan 6,82 persen YoY menjadi Rp7,85 triliun. Di sisi lain, perseroan mampu menekan beban pokok penjualan menjadi Rp6,16 triliun atau turun 4,94 persen YoY. Dengan demikian, laba kotor mencapai Rp2,2 triliun, terkoreksi 9,78 persen YoY.
Untuk saham INTP pada perdagangan hari ini terlihat naik sebesar 3,26 persen atau 225 poin dari hari sebelumnya yang berada di level Rp6.900.
Kredit Properti
Penyaluran kredit ke sektor properti menunjukkan tren yang positif pada Juli 2024, dengan pertumbuhan mencapai 9 persen secara tahunan (YoY), yang merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun berjalan. Menurut data dari Bank Indonesia (BI) per Juli 2024, kredit properti tercatat mencapai Rp1.391,3 triliun.
Rincian Kinerja Kredit Properti:
- Pertumbuhan Kredit Properti: 9 persen YoY
- Total Nilai Kredit Properti: Rp1.391,3 triliun
- Perubahan dari Bulan Sebelumnya: Pertumbuhan sebelumnya tercatat 8,8 persen YoY selama dua bulan berturut-turut sebelum Juli.
Analisis dan Implikasi:
- Tren Positif: Pertumbuhan yang meningkat menunjukkan adanya permintaan yang kuat untuk kredit properti, kemungkinan didorong oleh sektor konstruksi dan pengembangan properti yang kembali bangkit.
- Dampak Ekonomi: Kenaikan kredit properti dapat mengindikasikan peningkatan kepercayaan pasar dan stabilitas dalam sektor properti, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
- Prospek Masa Depan: Jika tren ini berlanjut, mungkin ada peningkatan dalam pengembangan proyek properti dan investasi di sektor ini, yang dapat memperkuat perekonomian domestik dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Kaitan dengan Kebijakan BI:
- Kebijakan Moneter: Pertumbuhan kredit properti yang positif dapat mempengaruhi kebijakan moneter BI, terutama dalam konteks keputusan mengenai suku bunga acuan.
- Pengawasan Kredit: BI mungkin akan terus memantau sektor ini untuk memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dan menghindari potensi risiko kredit yang tidak terkelola dengan baik.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit properti yang kuat pada Juli 2024 menunjukkan pemulihan dan potensi pertumbuhan di sektor ini, yang dapat memberikan dorongan positif bagi perekonomian nasional.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.