KABARBURSA.COM - Bitcoin kembali memanas. Harga saat ini berada di kisaran USD117.010, naik 3,41 persen dalam 30 hari dan melompat 88,35 persen dalam 12 bulan terakhir.
Lonjakan ini datang di tengah perdebatan sengit soal fase siklus berikutnya, di mana Benjamin Cowen mengingatkan bahwa sejarah bear market Bitcoin pernah mencatat penurunan sedalam 94 persen, 87 persen, dan sekitar 77 persen.
Ia tidak mengatakan hal itu pasti terulang, namun jika reli menembus USD250.000, skenario koreksi 70 persen bisa menyeret harga kembali ke area USD75.000.
Di sisi lain, Matt Hougan dari Bitwise justru optimistis 2026 berpeluang menjadi tahun positif, sementara Steven McClurg menilai peluang lebih dari 50 persen Bitcoin menyentuh USD140–150 ribu sebelum bear market berikutnya.
Di tengah pro-kontra itu, Michael Saylor menepis narasi “crypto winter”, menegaskan “winter is not coming back”.
Sinyal Teknik Berpihak pada Bull
Di lapangan, bacaan teknikal hari ini cenderung berpihak pada bull. Rangkuman indikator menyiratkan “Sangat Beli”, dengan 7 beli versus 1 jual di indikator momentum/oscillator, dan 12 beli versus 0 jual pada moving average.
RSI(14) di 65,9 menandakan tren naik yang sehat namun mulai mendekati zona panas. Stochastic dan StochRSI berada di wilayah overbought, menegaskan dorongan beli yang kuat sekaligus mengirim sinyal kewaspadaan akan potensi tarik napas jangka pendek. ADX(14) di 68 menggambarkan tren yang kokoh.
Tren kuat seperti ini sering berlanjut, tetapi ketika momentum memuncak, pembalikan bisa terjadi cepat. Satu nada sumbang datang dari MACD yang masih bernada “jual”, mengindikasikan sebagian pelaku pasar membaca momentum jangka pendek mulai melemah meski struktur tren besarnya tetap bullish.
ATR yang relatif rendah menunjukkan volatilitas harian belum meledak; kombinasi tren kuat + volatilitas yang belum ekstrem kerap membuka ruang reli berjenjang—namun juga berisiko berbalik tajam ketika euforia memuncak.
Di atas garis, harga masih berada di atas hampir semua moving average utama, baik sederhana maupun eksponensial, sehingga sisi teknikal menilai dominasi pembeli belum tergoyahkan. Bacaan “Sangat Beli” pada MA umumnya berarti pullback cenderung dimanfaatkan sebagai area akumulasi, bukan tanda akhir tren.
Meski demikian, indikator overbought mengingatkan agar tak mengejar harga secara agresif di puncak intraday; disiplin entry pada koreksi dangkal biasanya memberi rasio risiko/imabal hasil yang lebih sehat.
Bagaimana Cara Menyikapinya?
Bagaimana menyikapi kondisi campuran antara tren kuat dan peringatan historis? Untuk investor menengah–panjang, narasi makro, adopsi institusional, narasi aset lindung nilai, dan likuiditas global, masih mendukung, sehingga pendekatan “buy the dip” terukur dengan horizon multi-kuartal masuk akal.
Gunakan pembelian bertahap dan trailing stop agar tetap ikut tren tanpa membuka risiko terbuka berlebihan. Untuk trader jangka pendek, sinyal overbought pada Stochastic/StochRSI menyarankan kesabaran menunggu pullback ke area support dinamis (MA dekat-dekat) sebelum menambah posisi.
Mismatch antara MACD dan indikator lain menuntut manajemen risiko ketat karena sinyal “false break” bisa muncul sewaktu-waktu.
Pada akhirnya, performa Bitcoin hari ini memang kuat dan valid secara teknikal: tren naik dominan, minat beli masih besar, dan dukungan moving average kompak. Akan tetapi, sejarah volatilitas Bitcoin tidak pernah murah hati, puncak pasar sering terbentuk cepat tanpa peringatan jelas, seperti yang diingatkan Cowen.
Itulah sebabnya rekomendasi yang paling rasional bukan sekadar “beli atau tidak”, melainkan beli dengan rencana: masuk bertahap, disiplin pada level risiko, siap ambil untung ketika reli menjadi terlalu vertikal, dan tetap sadar bahwa siklus berikutnya bisa memaksa pasar menguji nyali hingga koreksi dalam.
Dengan pendekatan seperti itu, investor bisa menikmati potensi kenaikan saat tren masih berpihak, sembari menjaga diri dari sisi gelap volatilitas yang menjadi ciri khas aset kripto terbesar di dunia ini.(*)