Logo
>

Bitcoin Makin Tangguh, Harga Melonjak 42 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Bitcoin Makin Tangguh, Harga Melonjak 42 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sepanjang tahun 2024, harga Bitcoin masih menunjukkan ketangguhannya. Tercatat, mata uang digital ini telah mencatatkan kenaikan harga sebesar 42 persen secara year-to-date (ytd). Namun, kuartal kedua membawa tren penurunan yang tak terelakkan setelah Bitcoin mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 73.798 pada bulan Maret.

    Ada keraguan yang mulai muncul mengenai kelanjutan reli yang sebelumnya terjadi. Meski begitu, ada juga kelompok optimistis yang percaya bahwa pasar kripto siap untuk bangkit, terutama dengan harapan sebagian investor terhadap penurunan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS).

    Pada pukul 9.50 waktu Indonesia, Bitcoin melemah tipis 0,3 persen dibandingkan dengan perdagangan hari Rabu sebelumnya, dan berada di posisi USD 59.164,8. Dalam pergerakan mingguan, aset kripto terpopuler ini mencatatkan kinerja negatif sebesar 2,8 persen.

    Di sisi lain, Altcoin menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Ethereum justru bangkit kembali dengan kenaikan 2,9 persen ke USD 2.525,9. Sementara itu, Solana bergerak di kisaran USD 143,7 (-1,9 persen), Avalance pada USD 23,5 (-0,9 persen), Dogecoin naik tipis 1,7 persen ke USD 0,1, dan Toncoin melonjak 7,1 persen hingga mencapai level USD 5,61.

    Bagaimana Langkah Investasi Terbaik di Pasar Kripto?

    Para pelaku pasar yang ingin masuk ke pasar kripto saat ini sebaiknya mempertimbangkan pendekatan yang lebih terukur. Beberapa faktor penting yang patut dipertimbangkan adalah pemilu AS yang masih berlangsung hingga November, ketidakpastian kebijakan fiskal, serta potensi penjualan token hasil sitaan oleh pemerintah AS.

    QCP Capital menyebutkan bahwa setiap penurunan yang terjadi pada pasar ekuitas dan kripto kemungkinan besar hanya akan bersifat "sementara" karena The Fed siap memulai siklus penurunan suku bunga.

    Secara umum, terdapat proyeksi yang optimis untuk pasar kripto, namun para analis tetap mengingatkan agar berhati-hati. Pasalnya, bank-bank sentral di seluruh dunia kemungkinan akan beralih menuju pelonggaran kebijakan moneter, sebagaimana dilaporkan oleh Decrypt.

    Penting untuk diketahui bahwa sentimen penurunan suku bunga AS bisa memicu penyuntikkan likuiditas baru ke dalam pasar keuangan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan aset berisiko seperti ekuitas dan kripto. Meskipun demikian, ketidakpastian pasar saat ini masih tetap ada.

    Akhir pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome Powell memberikan sinyal yang lebih kuat bahwa bank sentral AS dapat mulai memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September. Sementara itu, ekspektasi pasar mengarah pada penurunan Fed Fund Rate (FRR) sebanyak tiga kali pada tahun 2024.

    Senin ini, tanggal 19 Agustus 2024, pasar kripto kembali mengalami pelemahan. Kendati demikian, tanda-tanda pemulihan harga Bitcoin tampak semakin jelas di depan mata.

    Menurut data dari CoinMarketCap pada Senin pagi pukul 07:24 WIB, pasar kripto secara umum bergerak melemah. Bitcoin mencatat penurunan sebesar 1,82 persen, berada di level USD 58.425,62, dan secara mingguan terperosok ke zona merah dengan penurunan 0,55 persen.

    Di sisi lain, Ethereum menunjukkan penguatan tipis sebesar 0,02 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan berhasil naik 2,31 persen.

    XRP mengalami depresiasi harian sebesar 0,39 persen, namun tetap mencatat apresiasi mingguan sebesar 1,54 persen.

    Nasib serupa dialami Dogecoin, yang tergelincir 2,57 persen dalam 24 jam terakhir dan mengalami penurunan 1,24 persen dalam tujuh hari terakhir.

    Indeks CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar aset digital, turun 1,07 persen ke angka 2.192,72. Open interest terdepresiasi sebesar 0,83 persen, berada di angka USD 52,13 miliar.

    Sementara itu, Fear & Greed Index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 45, menandakan bahwa pasar berada dalam fase netral, mencerminkan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

    Mengutip dari Cointurk News, sejak Mei 2024, Bitcoin belum mampu kembali bergerak di atas level USD 70.000. Bahkan, pada awal Agustus 2024, harga sempat jatuh di bawah level USD 50.000.

    Pertama, mari kita amati persentase investor yang meraih keuntungan dalam grafik berikut. Metrik ini sangat efektif dalam menentukan puncak dan lembah harga. Terlihat bahwa rasio kerugian telah turun di bawah level selama penurunan pada bulan Juli, yang merupakan level terendah sejak awal 2024. Dengan demikian, berdasarkan data historis, potensi untuk pemulihan dari titik terendah semakin meningkat.

    Rasio nilai pasar terhadap nilai terealisasi (MVRV) juga mencerminkan level rendah yang serupa pada bulan Juli. Level yang lebih rendah hanya terlihat pada awal 2024. Indikator ini menunjukkan bahwa harga Bitcoin perlu pulih.

    Terakhir, cadangan penambang kembali mencapai 1,91 juta setelah sebelumnya mencapai puncak lokal pada 30 Juli. Namun, cadangan ini telah mulai pulih dari titik terendah lokal dalam beberapa hari terakhir. Ini menandakan bahwa para penambang juga mulai kembali ke fase akumulasi. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi