KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali bergerak agresif dalam 24 jam terakhir. Bitcoin, mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar, melesat hingga menembus USD115.274 per koin atau setara Rp1,89 miliar pada perdagangan Jumat pagi, 12 September 2025.
Kenaikan 1,27 persen dalam sehari ini mengangkat kapitalisasi pasar kripto global menjadi USD3,99 triliun, naik 1,28 persen dibanding sehari sebelumnya.
Penguatan Bitcoin turut diikuti oleh sejumlah aset digital lain, di antaranya Ethereum yang menanjak 2,63 persen ke USD4.466, Solana yang naik 1,89 persen ke USD228, dan Dogecoin yang melonjak hampir 5 persen ke USD0,25.
Lonjakan Bitcoin tidak terlepas dari rilis data inflasi Amerika Serikat. Indeks Harga Konsumen (CPI) Agustus keluar sesuai ekspektasi, melengkapi tren pelemahan inflasi produsen (PPI) yang diumumkan sehari sebelumnya.
Meskipun inflasi tahunan masih di level tertinggi sejak Januari, perhatian pasar kini bergeser pada pelemahan pasar tenaga kerja. Klaim pengangguran mingguan AS melonjak menjadi 263 ribu, tertinggi dalam hampir empat tahun.
Data ini mempertegas pandangan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga dalam pertemuan FOMC 17 September mendatang, dengan peluang kecil bahkan terbuka bagi pemangkasan lebih agresif dari standar 25 basis poin.
Ekspektasi pasar kini memperhitungkan total pemangkasan hingga 75 basis poin sampai akhir tahun.
Kondisi makro inilah yang memperkuat selera risiko investor, mendorong arus masuk ke aset berisiko termasuk kripto. Bitcoin sendiri mencetak level tertinggi sejak 24 Agustus, menandakan sentimen bullish kembali mendominasi pasar.
Ketidakpastian geopolitik, melemahnya data tenaga kerja, dan tren de-dollarisasi global semakin mengokohkan posisi kripto sebagai alternatif lindung nilai.
Sinyal Kuat untuk Lanjut Naik
Dari sisi teknikal, gambaran Bitcoin harian saat ini memberi sinyal kuat untuk melanjutkan tren naik. Indikator Relative Strength Index (RSI) berada di 59,7, masih dalam area netral-bullish. Namun, sejumlah indikator lain sudah menyinggung kondisi jenuh beli, seperti Stochastic RSI yang menyentuh 100 dan Williams %R di -0,42.
Sementara itu, Moving Average Convergence Divergence (MACD) memberi sinyal campuran dengan kecenderungan melemah, meski dominasi rata-rata pergerakan jangka pendek hingga panjang tetap menunjuk pada sinyal beli. Dari 12 indikator moving average yang dihimpun, seluruhnya masih merekomendasikan posisi beli.
Level pivot juga menunjukkan area penting yang perlu dicermati. Support terdekat berada di sekitar USD1,848 miliar (menurut perhitungan teknikal Coinmarketcap), dengan resisten awal di kisaran USD1,881 miliar hingga USD1,908 miliar.
Apabila harga mampu menembus area resisten ini, target lanjutan ke USD1,923 miliar terbuka. Sebaliknya, jika tekanan jual meningkat, penurunan ke bawah USD1,877 miliar bisa memicu koreksi lebih dalam, meski potensi rebound tetap besar mengingat indikator oversold mulai muncul di beberapa aspek teknikal.
Secara keseluruhan, performa Bitcoin hari ini mencerminkan kombinasi katalis fundamental dan teknikal yang berpihak pada investor.
Ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed menjadi penopang utama, sementara sinyal teknikal jangka pendek masih mengarahkan ke tren kenaikan, meskipun risiko koreksi akibat kondisi jenuh beli tidak bisa diabaikan.
Bagi investor, disiplin dalam mengatur momentum entry dan memantau area support-resisten akan menjadi kunci, dengan tren besar yang masih mendukung pandangan bullish terhadap Bitcoin.(*)
 
      