Logo
>

Bitcoin Sentuh USD65.000: Indikasi The Fed Longgarkan Kebijakan Moneter

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Bitcoin Sentuh USD65.000: Indikasi The Fed Longgarkan Kebijakan Moneter

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bitcoin mencapai level USD65.000 untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, didorong oleh meningkatnya minat pada dana yang diperdagangkan di bursa AS serta indikasi bahwa Federal Reserve mungkin melonggarkan kebijakan moneter.

    Aset digital terbesar ini naik 1,2 persen ke USD65.030 pada Senin sebelum terkoreksi ke USD64.000 pada pukul 13.35 waktu Singapura. Selama pekan lalu, Bitcoin menguat 7,4 persen, kenaikan mingguan tertajam sejak pertengahan Juli.

    Ketua Fed Jerome Powell pada Jumat lalu memberikan sinyal paling kuat bahwa bank sentral siap menurunkan suku bunga acuan dari level tertinggi dalam dua dekade, menandakan kondisi likuiditas yang lebih menguntungkan bagi pasar global.

    Sinyal dari Powell memicu arus masuk bersih sebesar USD252 juta—tertinggi dalam lebih dari sebulan—ke dalam lebih dari selusin ETF Bitcoin spot AS pada hari yang sama. Dana tersebut mencatat arus masuk selama tujuh hari berturut-turut.

    "Semua perhatian tertuju pada Fed," kata Cici Lu McCalman, pendiri penasihat blockchain Venn Link Partners, seraya menambahkan bahwa pemotongan suku bunga pada September bisa menjadi katalis positif bagi Bitcoin. Seperti dikutip, Jakarta, Senin 26 Agustus 2024.

    Berbeda dengan Bitcoin, ETF Ether spot AS mengalami arus keluar bersih pada 23 Agustus. Ether sendiri berada dalam posisi defensif pada Senin, melemah hingga 1,7 persen. Token utama lainnya bergerak stabil tanpa perubahan signifikan.

    Sementara itu, Toncoin—token dari blockchain yang terkait dengan aplikasi pesan Telegram—mengalami penurunan setelah salah satu pendirinya, Pavel Durov, ditahan di Prancis.

    Angin Segar Bagi Pasar Investasi

    Sinyal penurunan suku bunga yang diindikasikan oleh Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini memberikan angin segar bagi pasar investasi, khususnya dalam sektor aset berisiko tinggi seperti cryptocurrency. Sinyal ini menciptakan harapan baru bagi investor yang tertarik pada aset-aset dengan risiko tinggi.

    Namun, meskipun pengumuman ini menandakan perubahan kebijakan yang signifikan, lonjakan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya tidak terjadi secara instan dan mulus. Dalam pidato yang disampaikan pada simposium tahunan bank sentral di Wyoming pada Jumat, 23 Agustus 2024, Ketua The Fed Jerome Powell mengisyaratkan kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan sebagai respons terhadap kondisi ekonomi saat ini. Powell menekankan bahwa penurunan risiko inflasi di Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan penyesuaian ini, dan target inflasi sekitar 2 persen semakin berada dalam jangkauan.

    Pidato Powell tersebut segera memengaruhi pasar kripto. Data dari Coinmarketcap menunjukkan bahwa setelah pidato Powell, harga Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan signifikan dari USD60.000 menjadi sekitar USD64.000 pada perdagangan Senin, 26 Agustus 2024. Ethereum (ETH), yang sebelumnya tertekan di bawah USD2.600, juga menunjukkan tren kenaikan menuju kisaran USD2.750. Kenaikan ini menggambarkan reaksi awal pasar terhadap sinyal penurunan suku bunga, namun volatilitas harga masih menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

    Menurut laporan analisis rutin oleh Jamie Coutts, Chief Crypto Analyst di Realvision, pergerakan harga BTC sangat dipengaruhi oleh suplai uang global. Coutts menjelaskan bahwa semakin banyak uang yang beredar di pasar, semakin banyak likuiditas yang tersedia untuk investasi. Dalam laporannya, Coutts menulis, “Penurunan suku bunga mendorong investor untuk mencari aset yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, termasuk saham dan kripto. Secara teoritis, penurunan suku bunga menjadi katalis positif untuk aset-aset tersebut.” Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter yang longgar dapat memicu minat yang lebih besar pada aset-aset berisiko seperti kripto.

    Dirancang Secara Sistematis dan Karakteristik

    Pemangkasan suku bunga oleh The Fed, yang mendorong peningkatan likuiditas global, cenderung memberikan dorongan pada harga kripto. Bitcoin, khususnya, menjadi semakin menarik karena kelangkaannya yang dirancang secara sistematis dan karakteristiknya yang mirip dengan komoditas berharga seperti emas dan perak. Salah satu metode utama untuk menilai kelangkaan Bitcoin adalah melalui analisis Stock to Flow (SF).

    Bitcoin memiliki batas maksimum suplai sebanyak 21 juta BTC, dan mekanisme halving yang terjadi setiap 210.000 blok transaksi atau sekitar empat tahun sekali dirancang untuk mengurangi suplai baru yang memasuki pasar. Peristiwa halving terbaru pada tahun 2024 telah mengurangi hadiah penambangan dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC per blok transaksi. Menurut Tim Pintu Academy, halving ini menyebabkan rasio Stock to Flow BTC meningkat menjadi 121 pada tahun 2024, dibandingkan dengan rasio SF 50 pada tahun 2020, menjadikannya lebih langka daripada emas yang saat ini memiliki rasio SF 59.

    Namun, penting untuk diingat bahwa Bitcoin adalah aset dengan volatilitas tinggi, yang dapat membuat prediksi harga menjadi lebih kompleks. Meskipun model Stock to Flow memberikan gambaran umum mengenai kelangkaan dan potensi nilai Bitcoin, investor harus mempertimbangkan berbagai faktor tambahan ketika membuat keputusan investasi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.