KABABBURSA.COM - Bitcoin (BTC) berhasil menembus harga USD 100.000, menandai momen bersejarah dalam dunia aset digital. Lonjakan harga ini dipandang sebagai bukti meningkatnya kepercayaan global terhadap teknologi blockchain dan semakin masifnya adopsi aset kripto.
"Pasar kripto kini menjelma sebagai instrumen investasi yang kian diakui, tak hanya oleh investor ritel, tapi juga lembaga keuangan besar," ujar CEO Indodax, Oscar Darmawan, di Jakarta, Sabtu (7/12/2024).
Tak hanya Bitcoin, deretan Altcoin juga menunjukkan tren bullish yang mencolok. Altcoin Season Index tercatat di angka 80, yang menandakan dominasi kinerja altcoin dibandingkan Bitcoin dalam 90 hari terakhir. Beberapa altcoin utama seperti Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Solana (SOL) turut mencatatkan lonjakan signifikan.
Ethereum, Ripple, dan Solana Melesat
Ethereum (ETH) kini diperdagangkan di atas USD 3.900, didorong oleh tingginya minat institusional. Volume perdagangan berjangka Ethereum bahkan mencapai USD 25 miliar, atau sekitar 5 persen dari total kapitalisasi pasar ETH. Lonjakan ini memperkuat posisinya sebagai salah satu aset kripto dengan prospek cerah.
Sementara itu, Ripple (XRP) mencatatkan pergerakan harga yang mengejutkan. Dari posisi USD 0,5 pada 1 November 2024, XRP melesat hingga USD 2,9 pada 3 Desember 2024, mencerminkan kenaikan harga yang hampir 6 kali lipat dalam waktu singkat.
Tak ketinggalan, Solana (SOL) turut menjadi pusat perhatian. Harga SOL berhasil menembus USD 240, naik hampir 100 persen dari Oktober hingga November 2024. Peningkatan eksponensial ini menunjukkan bahwa Solana semakin diminati sebagai salah satu pemain kunci dalam ekosistem altcoin.
Altcoin Season, Santa Claus Rally, dan Sentimen Positif
Menurut Oscar, momentum kenaikan altcoin ini sejalan dengan pola musiman yang dikenal sebagai Santa Claus Rally, di mana pasar keuangan kerap menunjukkan tren bullish menjelang akhir tahun. Fenomena ini juga tampak di pasar kripto, seiring meningkatnya optimisme investor terhadap prospek aset digital.
"Periode akhir tahun memang sering kali diselimuti euforia pasar, dan kali ini kripto tak luput dari fenomena tersebut," jelas Oscar. Menurutnya, optimisme ini didorong oleh meningkatnya volume perdagangan serta antisipasi terhadap prospek pasar pada 2025.
Namun, ia mengingatkan bahwa meski tren positif tengah berlangsung, volatilitas pasar kripto tetap tinggi. "Momentum ini memang menjanjikan, tapi investor harus tetap waspada dan cermat dalam mengambil keputusan," imbuhnya.
Solana ETF, Titik Balik Regulasi Kripto?
Regulasi turut memainkan peran besar dalam pertumbuhan pasar kripto. Salah satu langkah signifikan adalah pengajuan ETF Solana oleh Grayscale. Oscar menyebut, jika Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui pengajuan ini, maka akses investor institusional ke pasar Solana akan semakin terbuka lebar.
"Langkah ini bisa menjadi batu loncatan penting bagi Solana dan memperkuat posisinya di jajaran altcoin teratas," ungkapnya. ETF ini juga diyakini dapat mempercepat adopsi aset kripto secara global, mengingat regulasi yang semakin akomodatif terhadap investasi kripto.
2025: Tahun Transformasi Ekosistem Kripto
Menatap ke depan, Oscar optimistis bahwa tahun 2025 akan menjadi era transformasi besar bagi industri kripto. Ia memprediksi akan ada lonjakan inovasi, termasuk kehadiran tokenisasi aset dan dompet berbasis AI. Inovasi ini diyakini dapat mempercepat adopsi kripto di sektor keuangan yang lebih luas.
"Kami akan menyaksikan semakin banyak utilitas baru yang lahir dari inovasi ini, mulai dari tokenisasi aset hingga pengembangan dompet berbasis AI. Semua ini akan mendukung inklusi keuangan global," tutup Oscar.
Dengan kenaikan Bitcoin, lonjakan altcoin, serta dukungan regulasi yang lebih jelas, pasar kripto kini memasuki era baru. Prospek tahun 2025 pun semakin cerah, meski investor tetap diimbau untuk bersikap bijak menghadapi gejolak pasar.
Catatan Sejarah Bitcoin
Harga Bitcoin mencatat sejarah baru dengan melampaui ambang batas USD100.000 untuk pertama kalinya pada Rabu, 4 Desember 2024, malam. Ini adalah sebuah pencapaian yang telah lama dinantikan oleh para penggemar dan investor aset kripto.
Namun, pada Kamis, 5 Desember 2024, sore, Bitcoin mengalami penurunan akibat aksi ambil untung oleh para investor. Berdasarkan data Coin Metrics, harga Bitcoin tercatat naik tipis 0,28 persen menjadi USD99.140, setelah sempat mencapai puncak USD103.844,05 pada perdagangan Rabu malam.
Kenaikan spektakuler ini dipicu oleh pengumuman Presiden terpilih Donald Trump yang mengusulkan Paul Atkins sebagai calon Ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Paul Atkins dianggap lebih ramah terhadap industri kripto, berbeda dengan Gary Gensler yang dikenal memiliki pendekatan ketat dalam regulasi aset digital.
Dalam sebuah unggahan di Truth Social, Trump bahkan mengucapkan selamat kepada para pendukung Bitcoin atas pencapaian ini. Ia juga menyebut bahwa kebijakannya ini membantu mendorong Bitcoin ke level USD100.000 dan menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan industri kripto.
Momen ini menjadi perayaan besar bagi para investor Bitcoin jangka panjang yang tetap setia pada aset ini meski harus menghadapi fluktuasi harga yang ekstrem serta skeptisisme dari lembaga keuangan dan pemerintah.
Bitcoin, yang awalnya lahir sebagai respons terhadap krisis keuangan global 2008, dirancang untuk menjadi alat pembayaran elektronik peer-to-peer yang tidak tergantung pada institusi keuangan tradisional. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin berhasil mendapatkan tempat di kalangan investor institusional.
Hal ini dibuktikan dengan perusahaan-perusahaan besar seperti BlackRock, Fidelity, dan Invesco yang ikut meluncurkan ETF spot Bitcoin pertama di awal tahun ini. Kehadiran ETF ini telah menarik minat yang lebih besar dari institusi, serta mendorong harga Bitcoin terus naik.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell juga turut memberikan pandangannya tentang Bitcoin dalam konferensi DealBook. Kala itu, Powell menyebutnya sebagai “emas virtual, digital,” yang lebih dilihat sebagai aset spekulatif dibandingkan alat pembayaran atau penyimpan nilai.
Pengakuan dari pejabat penting seperti Powell, menandai pergeseran paradigma terhadap bagaimana Bitcoin dan ekosistem aset digital dipandang.
Optimisme terhadap masa depan Bitcoin semakin menguat dengan harapan bahwa pemerintahan Trump akan memperkenalkan kebijakan pro-kripto. Contohnya. pembentukan cadangan strategis Bitcoin nasional, pembebasan pajak untuk transaksi kripto, dan pembukaan lebih banyak peluang IPO untuk perusahaan berbasis kripto.(*)