Logo
>

Bitcoin Tertekan, Pasar Kripto Masih Bergejolak

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Bitcoin Tertekan, Pasar Kripto Masih Bergejolak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Pasar kripto kembali melemah dalam 24 jam terakhir di tengah gejolak pasar obligasi yang menekan aset berisiko. Bitcoin, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, turun 1,28 persen ke level USD100.023 per koin atau setara Rp1,59 miliar (kurs Rp15.973), menurut data CoinMarketCap, Jumat, 13 Desember 2024, pukul 06.30 WIB.

    Pelemahan ini terjadi meskipun sempat muncul optimisme setelah komentar positif dari Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Dalam acara pembukaan perdagangan di Bursa Efek New York, Trump menegaskan dukungannya terhadap aset digital dan mengusulkan pembentukan cadangan strategis bitcoin di AS. Pernyataan tersebut mendorong harga bitcoin menyentuh USD102.500, tertinggi sejak pekan lalu.

    Namun, momentum ini tidak bertahan lama. Menjelang sore waktu AS, bitcoin kembali jatuh ke USD99.800, tertekan oleh kenaikan imbal hasil obligasi global yang juga melemahkan aset lain seperti saham dan emas.

    Gejolak Pasar Obligasi Menekan Sentimen

    Pelemahan pasar kripto sejalan dengan respons negatif di pasar obligasi terhadap langkah dovish Bank Sentral Eropa (ECB), yang memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun naik 8 basis poin menjadi 2,21 persen, sementara imbal hasil Treasury AS naik 6,5 basis poin ke 4,34 persen. Kenaikan ini memperburuk tekanan pada aset berisiko, termasuk bitcoin.

    Di tengah pelemahan bitcoin, altcoin mencatat kinerja lebih baik. Avalanche (AVAX) dan Chainlink (LINK) memimpin dengan kenaikan masing-masing 9 persen dan 13 persen. Kenaikan AVAX dipicu oleh investasi senilai USD250 juta yang dipimpin oleh Galaxy, Dragonfly, dan ParaFi Capital. LINK mendapat dorongan dari proyek World Liberty Financial (WLFI), yang membeli token senilai USD1 juta, menurut data Arkham Intelligence.

    Ethereum (ETH), kripto terbesar kedua, juga menguat 0,71 persen ke USD3.866 per koin. Aliran dana dari ETF spot dan peningkatan aktivitas blockchain membuat ETH diperkirakan akan mencetak rekor baru di atas USD5.000, menurut analisis CryptoQuant.

    Meski volatilitas pasar kripto masih tinggi, altcoin menunjukkan potensi pertumbuhan di tengah tekanan aset berisiko, memberikan harapan bagi investor untuk diversifikasi di sektor ini.

    Tren Melemah

    Tren melemahnya harga Bitcoin sebelumnya juga terjadi pada Rabu, 11 Desember 2024. Bitcoin diperdagangkan di USD97.065,45 (sekitar Rp1.533.631.110) dengan mengalami koreksi tipis sebesar 0,17 persen. Mengacu data Coinmarketcap pukul 06.10 WIB, kapitalisasi pasar BTC tetap dominan di posisi tertinggi, yakni USD1,92 triliun (sekitar Rp30.336 triliun), menguasai 55,74 persen pangsa pasar kripto global.

    Meskipun terkoreksi, harga Bitcoin masih berada dalam tren positif setelah menyentuh level historisnya di 2024. Pelaku pasar terus memantau arah pergerakan Bitcoin yang menjadi indikator utama sentimen di pasar kripto.

    Pasar kripto global juga mencatat kenaikan kecil sebesar 0,08 persen, dengan kapitalisasi total mencapai USD3,45 triliun (sekitar Rp54.510 triliun). Sentimen positif ini didukung oleh indeks Fear & Greed yang berada di level 76, menunjukkan kepercayaan investor yang cukup tinggi.

    XRP dan SOL

    Bukan hanya Bitcoin yang menjadi perhatian. XRP juga mencatat lonjakan signifikan sebesar 6,97 persen, diperdagangkan di USD2,36 (sekitar Rp37.288). Kenaikan ini menjadikannya salah satu performa terbaik di antara 5 besar kripto, dengan kapitalisasi pasar USD133,68 miliar (sekitar Rp2.112 triliun).

    Di sisi lain, Ethereum (ETH) justru melemah 1,75 persen menjadi USD3.651,15 (sekitar Rp57.693.170). Meski terkoreksi, ETH tetap menjadi kripto terbesar kedua dengan kapitalisasi pasar USD438,06 miliar (sekitar Rp6.922 triliun).

    Solana (SOL), salah satu aset kripto yang mencatat pertumbuhan kuat sepanjang tahun, mengalami penurunan tipis 1,02 persen. SOL diperdagangkan di USD215,18 (sekitar Rp3.400.844), dengan kapitalisasi pasar USD102,14 miliar (sekitar Rp1.614 triliun).

    USDT, stablecoin terbesar, tetap dipatok di USD1,00 (sekitar Rp15.800) dengan pergerakan yang stabil, naik 0,04 persen. Kapitalisasi pasarnya mencapai USD138,41 miliar (sekitar Rp2.186 triliun), menunjukkan peran pentingnya dalam menjaga likuiditas pasar kripto.

    Rusia Lirik Bitcoin Jadi Cadangan Strategis

    Baru-baru ini berita menarik datang dari Negeri Beruang Merah. Wakil Duma Negara Rusia (setara dengan DPR kalau di Indonesia), Anton Tkachev, melontarkan usulan yang tak biasa. Melalui dokumen resmi yang dilaporkan oleh kantor berita Rusia, RIA Novosti, Tkachev mengajukan ide untuk membuat cadangan strategis Bitcoin bagi Rusia.

    Dokumen ini sudah ia kirimkan ke Menteri Keuangan Anton Germanovich Siluanov, meminta agar usulan tersebut dipertimbangkan.

    Dalam dokumen itu, Tkachev, yang berasal dari partai New People, meminta agar pemerintah Rusia membuat cadangan Bitcoin dengan pola yang mirip cadangan mata uang asing tradisional seperti dolar, euro, atau yuan.

    "Saya meminta Anda, Anton Germanovich, untuk menilai kelayakan menciptakan cadangan strategis Bitcoin di Rusia, serupa dengan cadangan negara dalam mata uang tradisional,” demikian bunyi dokumen tersebut, seperti dilaporkan di laman ria.ru, Senin, 9 Desember 2024.

    Jika disetujui, Tkachev meminta usulan itu diajukan ke pemerintah untuk implementasi lebih lanjut.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).