Logo
>

BNBR Kurangi Kepemilikan Saham VKTR

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BNBR Kurangi Kepemilikan Saham VKTR

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) sebagai pemegang saham pengendali PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) telah mengurangi porsi kepemilikan sahamnya pada 11 Juli 2024.

    Indah Permatasari Saugi, Kepala Sekretaris Perusahaan VKTR, menyampaikan bahwa BNBR telah menjual 975.000.000 lembar saham VKTR, setara dengan 2,23 persen, dengan harga Rp100 per saham. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Jumat 19 Juli 2024.

    "Tujuan dari transaksi ini adalah untuk penyelesaian hutang kepada pihak ketiga yang tidak terafiliasi dengan perseroan dengan kepemilikan saham langsung," tuturnya.

    Setelah penjualan ini, kepemilikan BNBR di VKTR berkurang menjadi 18,95 miliar lembar saham atau 43,32 persen, dari sebelumnya 19,92 miliar lembar saham atau 45,55 persen.

    Proyek Strategis

    PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) optimistis mampu mencapai hasil positif pada tahun 2024 melalui berbagai proyek strategis yang terus berjalan.

    “Kami yakin strategi bisnis yang kami terapkan akan menjaga kelancaran usaha dan memberikan dampak positif di masa depan,” ujar Direktur & CFO BNBR, Roy Hendrajanto M. Sakti, di Jakarta, Rabu 15 Mei 2024.

    Roy menjelaskan bahwa strategi bisnis tersebut meliputi beberapa aspek penting. Pertama, memperkuat fundamental bisnis dengan meningkatkan operasional setiap unit usaha agar tetap kompetitif di pasar. Selain itu, BNBR membuka peluang kemitraan strategis.

    Dalam tiga tahun ke depan, BNBR menargetkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 16,6 persen dengan pendapatan terkonsolidasi sebesar 40,8 persen dari sektor pipa baja, 5,6 persen dari sektor fabrikasi baja, dan 4,1 persen dari sektor infrastruktur.

    Kedua, BNBR mengembangkan portofolio bisnis baru berbasis teknologi dan berfokus pada ESG yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru di masa depan. BNBR telah mengembangkan bisnis di bidang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), kendaraan listrik dan komponen otomotif, serta teknologi cepat bangun seperti 3D printing konstruksi dan rumah prefab.

    Selain itu, BNBR secara aktif mengelola dan memitigasi risiko usaha dan investasi dengan menerapkan manajemen risiko internal sebagai bagian integral dari proses bisnis.

    Roy juga menyebutkan bahwa BNBR berencana melakukan kuasi reorganisasi untuk memperbaiki laporan keuangan konsolidasian agar mencerminkan posisi keuangan yang lebih baik tanpa defisit masa lalu.

    Ada lima tujuan dari kuasi reorganisasi tersebut. Pertama, memberikan awal yang baru dengan neraca keuangan yang menunjukkan saldo laba tanpa defisit masa lampau. Kedua, memperbaiki struktur ekuitas dengan mengeliminasi akumulasi rugi menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham. Ketiga, memudahkan BNBR dalam memperoleh pendanaan untuk pengembangan usaha. Keempat, dengan tidak adanya saldo defisit, BNBR dapat membagi dividen sesuai peraturan yang berlaku. Kelima, meningkatkan minat dan daya tarik investor, sehingga diharapkan meningkatkan likuiditas perdagangan saham BNBR.

    Tren Performa Keuangan

    Roy Hendrajanto mengatakan, BNBR secara konsisten menunjukkan tren performa keuangan yang membaik. Pendapatan meningkat 16,24 persen CAGR selama periode 2021 hingga 2023.

    Peningkatan ini didorong oleh perkembangan bisnis entitas anak seperti PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. yang bergerak di bidang kendaraan listrik, PT Bakrie Metal Industries (BMI) di bidang fabrikasi baja, serta PT Bakrie Indo-Infrastructure (BIIN) yang fokus pada pembangunan dan jasa infrastruktur.

    Selain itu, tren positif ini juga terlihat dari laba usaha yang meningkat selama tiga tahun berturut-turut, masing-masing sebesar Rp20,69 miliar, Rp231,91 miliar, dan Rp348,31 miliar, dengan marjin laba usaha rata-rata 5,51 persen.

    Pada Desember 2023, BNBR telah menyelesaikan restrukturisasi sebagian besar kewajibannya terhadap kreditur, sehingga kinerja di tahun berikutnya diharapkan semakin baik.

    Pada periode 2021 hingga 2023, BNBR mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masing-masing sebesar Rp63,67 miliar, Rp266,13 miliar, dan Rp237,46 miliar. Rata-rata tiga tahun atas laba ini adalah Rp189,09 miliar.

    Dengan rencana kuasi reorganisasi ini, BNBR akan meminta persetujuan para pemegang saham dalam RUPSLB pada 21 Juni 2024. Rangkaian aksi korporasi ini dijadwalkan rampung pada akhir Agustus 2024.

    Kinerja Emiten Holding

    Tak hanya berfokus pada bisnis inti, sejumlah emiten holding bergerak gesit mengembangkan dan mendiversifikasi portofolio mereka ke sektor energi hijau atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Langkah-langkah ini dilakukan melalui anak perusahaan serta entitas terafiliasi.

    Grup Astra, dengan PT Astra International Tbk (ASII) sebagai induknya, menunjukkan komitmennya dengan ekspansi ke energi hijau melalui anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR), yang beberapa kali melakukan akuisisi perusahaan listrik berbasis EBT.

    Pada 5 Maret 2024, UNTR melalui anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), menandatangani perjanjian jual-beli saham senilai Rp 1,26 triliun dengan PT Supreme Energy Rantau Dedap. Sebelumnya, EPN telah memegang 26,55 persen saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM).

    Grup Bakrie juga tak kalah dalam transisi ke energi hijau. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) tengah mempercepat pengembangan infrastruktur EBT melalui anak usaha PT Helio Synar Energi (Helio). Setelah berhasil dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di PT Braja Mukti Cakra (BMC), Helio akan merambah ke fasilitas PLTS Atap lainnya di lingkungan Grup Bakrie.

    Di sisi lain, BNBR melalui PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) juga menggandeng Grup Salim untuk mempercepat adopsi Electric Vehicle (EV) di Indonesia. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), milik Grup Barito, juga berperan sebagai pemain utama dalam pengembangan listrik panas bumi.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.