KABARBURSA.COM – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi desa melalui program BNI Dedikasi. Sejak diluncurkan pada 2023, program ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp35,42 miliar kepada 137 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai daerah.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo, menegaskan bahwa BNI Dedikasi merupakan inisiatif strategis dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat desa, sekaligus mendorong penerapan transaksi digital di wilayah perdesaan.
“Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan akses keuangan, tetapi juga mengembangkan daya saing produk unggulan desa agar lebih kompetitif di pasar nasional maupun global,” ujar Okki dalam siaran persnya, Senin 10 Februari 2025.
Dalam implementasinya, Okki mengatakan bahwa BNI Dedikasi menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai penggerak utama ekonomi lokal. BUM Desa tidak hanya mendapatkan pembiayaan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan BNI Wirausaha (BWU), tetapi juga menerima pelatihan dan pendampingan bisnis untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka.
Selain itu, BNI telah membangun 131 Agen46 di berbagai desa guna memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat mendorong transformasi digital di perdesaan serta menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif.
“Kami terus mendorong BUM Desa agar mengoptimalkan potensi ekonomi lokal dan meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Ini merupakan langkah penting dalam menciptakan pemerataan ekonomi antara kota dan desa,” tambah Okki.
Program BNI Dedikasi juga mengadopsi pendekatan inkubasi, akselerasi, dan penetrasi dalam mengembangkan produk unggulan desa. Selain membantu pemasaran produk UMKM, BNI juga berupaya menerapkan praktik ramah lingkungan dalam proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan usaha.
Keberhasilan program ini kata Okki, tidak hanya tercermin dari besaran pembiayaan yang disalurkan, tetapi juga dari meningkatnya literasi keuangan masyarakat desa. Dengan adanya Agen46, masyarakat kini dapat lebih mudah mengakses layanan keuangan, melakukan transaksi non-tunai, serta memanfaatkan fasilitas perbankan tanpa harus pergi ke kota.
Okki berharap, program ini bisa menjadi model pemberdayaan ekonomi desa yang berkelanjutan dan mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi kesenjangan ekonomi.
“BNI Dedikasi adalah bukti nyata bahwa pembangunan ekonomi harus dimulai dari desa. Dengan memberdayakan UMKM dan BUM Desa, kita menciptakan fondasi ekonomi yang lebih kuat dan inklusif,” pungkas Okki.
Buyback Saham BBNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau dalam kode saham BBNI berencana melakukan pembelian kembali saham perusahaan atau buyback.
Pengumuman rencana itu telah diterbitkan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada 4 Februari 2025 kemarin.
“Melalui rencana pembelian kembali saham ini, BNI berharap dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan manfaat lebih bagi para pemegang saham,” kata Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo Budiprabowo dalam keterangan keterbukaan informasi dikutip Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
Rencana tersebut diperkirakan akan melibatkan biaya hingga Rp905 miliar atau sekitar 10 persen dari total modal disetor perseroan. Pengaturan soal buyback telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 29 Tahun 2023 mengenai Pembelian Kembali Saham yang Dikeluarkan oleh Perusahaan Terbuka.
Proses pembelian saham itu akan dilaksanakan melalui salah satu anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus. Pembelian kembali saham ini juga diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 12 bulan sejak keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dijadwalkan pada 13 Maret 2025.
Seluruh proses akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi pasar saham dan harga saham BNI, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Alasan utama dilakukannya pembelian kembali saham ini adalah untuk mengurangi tekanan jual di pasar ketika harga saham sedang berfluktuasi.
Hal ini juga untuk menunjukkan kepada investor bahwa perusahaan menilai harga saham saat ini tidak mencerminkan kondisi fundamental perusahaan yang sesungguhnya. Dalam kondisi pasar yang dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif seperti ketidakstabilan geopolitik, depresiasi nilai tukar rupiah, dan fluktuasi likuiditas. BNI berharap dapat menjaga nilai sahamnya dengan melakukan buyback tersebut.
Meskipun pelaksanaan buyback ini akan mengurangi aset dan ekuitas perusahaan sebesar Rp905 miliar, dampaknya terhadap biaya operasional perusahaan diperkirakan tidak akan signifikan.
Laba bersih per saham diperkirakan masih akan menunjukkan angka yang positif meskipun ada pengurangan modal dan ekuitas. Selain itu, biaya yang terkait dengan transaksi buyback diperkirakan hanya sekitar 0,3 persen dari total nilai buyback dan tidak akan memberikan dampak material terhadap kinerja keuangan perusahaan.
BNI memastikan bahwa kegiatan ini tidak akan berdampak negatif terhadap operasional, kondisi hukum, maupun keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan BBNI, dilansir dari laporan keuangan Stockbit pada Rabu, 5 Januari 2025 BNI mencatatkan pendapatan tahunan sebesar Rp21,464 miliar dengan laba bersih mencapai Rp5,326 miliar pada kuartal pertama 2024. Pendapatan BNI mengalami pertumbuhan sebesar 13,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, meskipun laba bersih menunjukkan penurunan yang sangat tipis sebesar 0,02 persen.(*)